Menuju konten utama
Pendidikan Agama Islam

Arti Tabayyun dan Tawakkal dalam Islam serta Contoh Perilakunya

Artikel berikut akan menjelaskan arti tabayyun dan tawakkal dalam Islam beserta contohnya dalam kehidupan sehari-hari.

Arti Tabayyun dan Tawakkal dalam Islam serta Contoh Perilakunya
Ilustrasi Tawakal. foto/istockpphoto

tirto.id - Dalam interaksi sosial di kehidupan sehari-hari, terdapat beberapa adab dan perilaku yang mesti diamalkan seorang muslim, di antaranya adalah melakukan tabayyun dan bertawakal.

Secara umum, tabayyun (تبيّن) berkaitan dengan interaksi dengan manusia, sedangkan tawakal (تَوَكَّلَ⁩) berhubungan dengan interaksi hamba dengan Allah SWT.

Allah SWT memerintahkan hambanya untuk melakukan dua hal ini melalui firmannya dalam Al-Quran. Perintah tabayun dijelaskan dalam surah Al-Hujurat ayat 6, sedangkan perintah tawakal dalam surah Ali Imran ayat 159.

Terkait penjelasan mengenai apa itu tabayyun dan apa yang dimaksud dengan tawakal, telah diterakan dalam buku Akidah Akhlak (2020) yang diterbitkan Kementerian Agama RI. Untuk lebih memahaminya, baca terus artikel di bawah ini.

Pengertian Tabayyun dalam Islam dan Dalilnya

Tabayun merupakan perilaku penting yang harus dilakukan setiap individu. Hal ini dikarenakan perkembangan teknologi dan persebaran informasi yang amat pesat.

Setiap hari, kita dibombardir dengan banyak informasi dan sering kali informasi itu belum jelas asal usulnya, serta isinya belum tentu valid dan benar.

Arti tabayyun dalam Islam adalah mencari kejelasan hingga terang dan benar.

Sementara itu secara istilah, arti tabayyun adalah menyeleksi informasi atau berita dengan melakukan check dan recheck, memverifikasi, dan mencari kebenaran dari informasi tersebut.

Perintah tabayun ini tertuang dalam Alquran surah Al-Hujurat ayat 6, sebagaimana disebutkan di atas:

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepada kamu seorang fasik membawa suatu berita, maka bersungguh-sungguhlah mencari kejelasan agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa pengetahuan yang menyebabkan kamu atas perbuatan kamu menjadi orang-orang yang menyesal,” (QS. Al-Hujurat[49]: 6).

Dari ayat di atas, tabayun dapat dilakukan dalam dua hal. Pertama, tabayun dilakukan pada pembawa berita. Perlu dicari informasinya apakah pembawa berita itu bisa dipercaya atau tidak.

Kedua, tabayun pada isi berita, apakah isi berita atau informasinya benar atau tidak.

Seorang muslim yang mengamalkan laku tabayun tidak akan tergesa-gesa menyebarkan informasi yang belum bisa ia pastikan kebenarannya. Ia akan mencari tahu dari berbagai sumber mengenai informasi tersebut.

Jika tidak, ia akan berdiam diri dan tidak terjerumus pada lingkaran informasi yang diragukan kebenarannya, sebagaimana tergambar dalam hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda:

"Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam," (H.R. Bukhari dan Muslim).

Pengertian Tawakal dalam Islam dan Dalilnya

Seorang muslim seyogyanya tidak berputus asa pada rahmat Allah SWT. Jika ia ingin mencapai suatu hal, mau tidak mau ia harus melakukan usaha dan berjuang untuk merealisasikan tujuan yang ingin dicapainya itu.

Dalam usaha tersebut, ia berdoa dan bertawakal, terserah kepada Allah SWT akan mengabulkan doa dan mewujudkan keinginannya atau tidak.

Secara umum, tawakal berkaitan erat dengan ikhtiar yang diiringi dengan doa kepada Allah SWT.

Tiga hal tersebut mesti dilakukan secara berkesinambungan. Setiap usaha dan doa selalu disertai dengan sikap tawakal kepada Allah SWT.

Secara definitif, tawakal adalah menyerahkan urusan kepada Allah SWT atau berserah diri kepada-Nya. Perintah tawakal ini diterakan dalam Alquran surah Ali Imran ayat 159 sebagai berikut:

“Kemudian, apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertwakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal pada-Nya," (Ali Imran [3]: 159).

Muh. Muinudinillah Basri dalam buku Indahnya Tawakal (2008) menjelaskan bahwa tawakal mencakup permohonan total kepada Allah SWT agar memberikan pertolongan dan rida atas tekad yang sudah ditetapkan seorang muslim.

Secara umum, tawakal dapat dilakukan dalam dua hal, yaitu permohonan untuk mencapai manfaat atau menghindari bahaya.

Pertama, tawakal untuk mencapai manfaat dapat dilakukan dengan menetapkan suatu tujuan, lalu melakukan usaha yang disertai doa, sekaligus bertawakal kepada Allah SWT atas ikhtiar yang sudah dilakukan tersebut.

Kedua, tawakal untuk menghindari bahaya misalnya, dalam kasus Covid-19, seseorang tidak lantas berpasrah diri, namun melakukan segala protokol kesehatan, lalu bertawakal kepada-Nya. Terserah Allah SWT akan menjadikannya terkena penyakit atau menghindarkannya dari virus tersebut.

Seseorang yang sudah bertawakal kepada Allah SWT tidak akan kecewa dengan segala hasil dan takdir yang ia peroleh.

Bagaimanapun juga, ia sudah berserah diri dan berprasangka baik kepada Allah SWT. Jika tujuannya berhasil, maka hal itu adalah rezeki yang patut ia terima, sedangkan jika ia terkena musibah, maka hal itu adalah cobaan yang harus sabar ia jalani.

Contoh Tabayyun dan Tawakkal dalam Kehidupan Sehari-hari

Tabayyun dan tawakkal adalah dua konsep penting dalam Islam yang mengajarkan sikap hati-hati dan kepercayaan kepada Allah dalam kehidupan sehari-hari.

Berikut ini adalah beberapa contoh untuk menjelaskan makna tabayyun dalam kehidupan sehari-hari beserta sikap tawakkal:

1. Tabayyun

  • Sebelum menyebarkan informasi atau berbicara tentang seseorang, pastikan kebenaran informasi tersebut. Misalnya, sebelum menyebarkan gosip tentang seseorang, pastikan bahwa informasi tersebut benar dengan melakukan tabayyun, yaitu mengecek kebenaran informasi tersebut.
  • Sebelum membeli suatu barang atau layanan, pastikan untuk melakukan riset terlebih dahulu. Perbandingan harga, kualitas, dan reputasi penjual adalah langkah-langkah tabayyun yang dapat dilakukan.
  • Saat menerima informasi atau berita yang mengejutkan atau kontroversial, sebaiknya melakukan tabayyun dengan mencari sumber informasi yang kredibel dan memastikan kebenaran informasi tersebut sebelum merespons atau bertindak.

2. Tawakkal

  • Setelah melakukan upaya maksimal dan tabayyun dalam segala hal, seseorang perlu meletakkan kepercayaan penuh kepada Allah atas hasil akhirnya. Misalnya, setelah melakukan usaha keras dalam pekerjaan atau studi, seseorang percaya bahwa hasil akhirnya tergantung pada kehendak Allah.
  • Dalam menghadapi kesulitan atau ujian hidup, seseorang yang bertawakkal akan melepaskan kekhawatiran dan kecemasan, serta mempercayakan segala sesuatu kepada Allah. Mereka yakin bahwa Allah akan memberikan solusi yang terbaik dan menolong mereka melewati cobaan tersebut.
  • Ketika mengambil keputusan penting dalam hidup, seperti memilih jalan hidup, karier, atau pasangan hidup, bertawakkal berarti meletakkan kepercayaan pada Allah bahwa Dia akan membimbing dan memberikan yang terbaik bagi kita.
Dalam kehidupan sehari-hari, kombinasi antara tabayyun dan tawakkal tidak hanya membantu seseorang untuk menjadi bijaksana dalam tindakan mereka, tetapi juga membebaskan mereka dari kegelisahan dan kecemasan yang berlebihan dengan meletakkan kepercayaan hanya pada Allah SWT.

Baca juga artikel terkait TAWAKAL atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Abdul Hadi
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Dhita Koesno
Penyelaras: Dhita Koesno