tirto.id - Setiap mukmin akan menghadapi ujian yang hadir dalam berbagai wujud. Kendati demikian, Allah telah menjanjikan bahwa ujian yang diberikan telah disesuaikan dengan batas kemampuan seorang hamba. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam QS. Al-Baqarah: 286:
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya,” (QS. Al-Baqarah: 286).
Ditegaskan pula dalam QS. Al-Ankabut: 2—3 bahwa pernyataan ‘kami telah beriman’ tidaklah cukup. Keimanan seorang mukmin dibuktikan dengan ujian.
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta,” (QS. Al-Ankabut: 2-3).
Iman Sebagai Bekal Menghadapi Ujian
Iman adalah pilar penting dalam beragama sehingga harus dimiliki seorang mukmin. Mengutip dari E-Modul Al-Quran Hadis, iman dalam kehidupan manusia diibaratkan mutiara dan cahaya dalam hatinya. Kehidupan manusia akan menggelap karena tidak punya arah tujuan jika tanpa iman.
Umat Islam dibekali iman untuk menghadapi ujian. Disebutkan melalui laman DPPAI UII, iman merupakan pondasi hidup umat Islam. Iman yang sejati akan menjadi sumber kekuatan seorang muslim ketika diuji oleh Allah melalui berbagai macam ujian.
Lima Ujian yang Dihadapi Seorang Mukmin
Dalam sebuah hadis, Rasulullah menjelaskan lima ujian yang dihadapi seorang mukmin:
“Dari Anas bin Malik RA, yang berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Setiap mukmin dihadapkan pada lima ujian, yaitu mukmin yang menghasutnya; munafik yang membencinya; kafir yang memeranginya; nafsu yang menentangnya; dan setan yang selalu menyesatkannya”. (HR. adDhailami)
Mengutip dari E-Modul PAI, berdasarkan pandangan Abu Bakr bin Laal yang dilandaskan pada hadis tersebut, berikut merupakan uraian lima ujian keimanan kaum mukmin:
1. Mukmin yang Saling Mendengki
Sifat ini muncul dari kesombongan sehingga orang yang dengki tidak bisa menerima bila ada yang lebih hebat darinya. Keduanya termasuk penyakit hati yang muncul ketika melihat orang lain mendapatkan nikmat.
Perasaan iri dan dengki akan merusak persaudaraan antar-mukmin. Contoh saling mendengki adalah persaingan politik dan persaingan bisnis yang tidak sehat sehingga akan memunculkan keinginan untuk menjatuhkan lawan dengan berbagai cara.
2. Kaum Munafik yang Membenci Kaum Mukmin
Kaum munafik merupakan kelompok orang yang di permukaannya mengaku Islam, tetapi hatinya mengingkari. Banyak ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang orang munafik. Bahkan ada sebuah surat dalam Al-Qur’an yang bernama QS. Al-Munafiqun. Dalam ayat pertama QS. Al-Munafiqun, telah ditegaskan bahwa persaksian orang munafik adalah dusta:
“Apabila orang-orang munafik datang kepadamu (Muhammad), mereka berkata, “Kami mengakui, bahwa engkau adalah Rasul Allah.” Dan Allah mengetahui bahwa engkau benar-benar Rasul-Nya; dan Allah menyaksikan bahwa orang-orang munafik itu benar-benar pendusta,” QS. Al-Munafiqun: 1.
Inilah mengapa, umat mukmin harus waspada terhadap kaum munafik karena mereka akan memecah belah umat. Mengutip dari E-Modul PAI, orang munafik lebih berbahaya dari orang kafir. Contoh kaum munafik yang membenci umat Islam dibuktikan dengan berkembangnya permusuhan dan perpecahan di kalangan umat Islam yang disebabkan oleh adu domba yang diciptakan orang munafik (yang di luarnya mengaku Islam, tetapi hatinya ingkar).
3. Orang Kafir yang Memerangi Kaum Mukmin
Melansir dari E-Modul PAI Kelas X: 48, orang kafir adalah golongan penentang perkara haq dan mendukung bathil. Mereka senantiasa tolong-menolong guna memerangi kamu mukmin.
Saat ini peperangan kaum kafir kepada mukmin berupa perang pemikiran (ghzwul fikr). Contohnya adalah perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Perkembangan ini membuka kesempatan terhadap berbagai suguhan hiburan dan gaya hidup yang menyerang pemikiran umat Islam. Jika tidak disikapi dengan bijak, maka hal ini akan berdampak buruk terhadap kualitas iman kaum mukmin.
4. Tipu Muslihat Setan yang Selalu Menyesatkan
Menurut E-Modul PAI Kelas X, seorang mukmin yang telah dikuasai tipu daya setan tidak berdaya mengendalikan diri, menahan amarah, mengendalikan nafsu, sifat takabur, kikir dalam bersedekah dan sifat-sifat buruk setan lainnya.
Adapun contoh tipu muslihat setan ditunjukkan melalui tingginya angka kriminalitas dan tindakan pelanggaran hukum, baik hukum agama maupun hukum positif di negeri ini. Berbagai tindak kejahatan merupakan bentuk kemenangan hasutan setan.
5. Godaan Hawa Nafsu
Godaan hawa nafsu sangat berbahaya bagi setiap mukmin. Jihad melawan hawa nafsu lebih berat daripada melawan musuh yang nyata. Itulah sebabnya hawa nafsu dikatakan sebagai musuh terberat seorang mukmin.
Godaan hawa nafsu terwujud dalam ketidakmampuan mukmin untuk istiqomah dalam kebaikan dan justru mengikuti hawa nafsu belaka. Dilansir dari E-Modul PAI Kelas X, niat mulia seorang mukmin yang telah berjanji istiqamah beribadah tidak akan pernah terwujud jika ia terus mengikuti hawa nafsu.
Penulis: Nurul Azizah
Editor: Yulaika Ramadhani