tirto.id - Setiap orang Islam sebaiknya memahami manfaat syu'abul iman dalam kehidupan. Hal tersebut berkaitan dengan amalan keimanan. Apa itu syu'abul iman dan hikmah mengamalkannya?
Keimanan menjadi pondasi bagi setiap muslim. Ada enam yang harus diyakini dalam rukun iman yaitu iman kepada Allah SWT, Malaikat-Nya, Kitab-Nya, Rasul-Nya, Hari Kiamat, serta Qada dan Qadar.
Iman bagi seorang muslim diimplementasikan dengan meyakini dalam hati (ma’rifatun bil qalbi), mengucapkan dengan lisan (iqrarun bil lisan), dan diamalkan melalui perbuatan (‘amalun bil arkan). Oleh sebab itu, perwujudan keimanan tersebut dilakukan dengan amalan hati, lisan, dan perilakunya. Lalu, muncullah istilah syu'abul iman yang merupakan cabang-cabang iman.
Apa yang dimaksud Syu'abul Iman?
Definisi syu'abul iman(شعب الإيمان) adalah cabang-cabang iman. Hikmah iman bagi seorang mukmin adalah salah satunya mengimplementasi lebih lanjut keyakinan terhadap rukun iman.
Lafal syu’abul iman dinukil dari sebuah hadis riwayat Imam Bukhari dan Muslim, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda sebagai berikut:
“Iman memiliki tujuh puluh lebih cabang, dan yang paling tinggi adalah kalimat laa ilaaha illallaah, sedangkan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Malu adalah bagian dari iman,” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam hadis di atas dijelaskan bahwa bentuk syu’abul iman tertinggi adalah kalimat "laa ilaaha illallaah (tiada tuhan selain Allah)". Sementara itu, cabang keimanan yang paling rendah berupa menyingkirkan gangguan dari jalan.
Akan tetapi, dalam hadis Imam Bukhari dan Muslim tersebut baru disebutkan tiga dari 70 lebih cabang-cabang iman.
Oleh karena itu, beberapa ulama membuat kitab yang menjelaskan syu’abul iman lebih mendalam di antaranya sebagai berikut:
- Imam Baihaqi, seorang ulama mazhab Syafi’i asal Irak melalui kitab Syu’bul Iman.
- Abu Abdilah Halimi, seorang ulama Bukhara, Uzbekistan melalui kitab Fawaidul Minhaj.
- Imam Abu Hatim, seorang ulama asal Iran melalui kitab Washful Iman wa Syu’buhu.
- Sebenarnya terdapat ulama lain yang juga merincikan syu’abul iman seperti Ibnu Hajar Al-Asqalani, seorang ulama kenamaan Mesir.
Hal ini senada dengan hadis dari Ali bin Abi Thalib, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda sebagai berikut:
“Iman adalah tambatan hati, ucapan lisan dan perwujudan perbuatan,” (HR. Ibnu Majah).
Hikmah & Manfaat Syu'abul Iman dalam Kehidupan Sehari-hari
Seorang muslim seyogyanya mengetahui dan mengamalkan syu’abul iman, supaya meningkatkan kadar ketakwaan kepada Allah SWT.
Ahmad Taufik dan Nurwastuti Setyowati melalui buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (2021) menuliskan hikmah dan manfaat syu’abul iman dalam kehidupan manusia sebagai berikut:
- Menghilangkan sifat kepercayaan manusia kepada makhluk, karena sebaik-baiknya tempat bersandar dan meminta tolong hanya Allah SWT.
- Menanamkan sikap tidak takut dengan kematian, karena ajal manusia adalah hak Allah SWT. Manusia hanya bisa mempersiapkan diri sebaiknya dalam menghadapi maut.
- Menghadirkan jiwa yang tenang, karena Allah akan selalu menolong hamba-hamba-Nya yang bertakwa.
- Menjadikan hidup lebih berkualitas, karena iman akan menuntun manusia dalam perbuatan baik dan menjauhkan segala yang dilarang Allah.
- Menghadirkan sikap ikhlas, karena segala amalan dilakukan hanya demi memperoleh rida Allah.
- Mendatangkan keberuntungan, karena orang-orang yang menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah termasuk dalam golongan beruntung.
- Mencegah sakit jasmani dan rohani, karena iman menjaga mereka dari segala hal yang merugikan kesehatan.
Contoh Syu'abul Iman dalam Kehidupan Sehari hari
Contoh amalan syu'abul iman sangat banyak dalam kehidupan sehari-hari. Setiap muslim bisa menjabarkannya sendiri dalam perilaku sesuai cabang-cabang iman yang dijelaskan oleh para ulama. Sebagian cabang-cabang iman yang disebutkan Ibnu Hajar dalam melalui kitab Fath Al-Bari bi Syarh Shahih Al-Bukhari (Fathul Bari) bisa dilihat dalam tautan ini.
Adapun contoh syu'abul iman yang bisa diterapkan seperti berikut:
1. Amalan hati
- Bersabar dalam keadaan lapang dan sempit.
- Bertawakal kepada Allah.
- Rida dengan segala takdir dari Allah.
- Tidak mengkhianati kepercayaan.
- Bertaubat dari segala dosa dan kesalahan.
2. Amalan lisan
- Lisan senantiasa berzikir kepada Allah
- Membaca Al-Qur'an
- Belajar ilmu, terutama ilmu agama di samping keilmuan lainnya.
- Berdoa
- Berkata hanya menggunakan ucapan baik.
3. Amalan badan
- Menunaikan zakat
- Bersedekah di jalan Allah.
- Mendirikan salat wajib dan sunah
- Mencari keutamaan Lailatul Qadar
- Memenuhi nazar yang sudah dibuat.
Mengapa Penting untuk Memahami Syu'abul Iman?
Memahami dan mengimplementasikan syu’abul iman dalam kehidupan sehari-hari membawa dampak positif bagi setip muslim. Perilakunya senantiasa berada di jalan yang sesuai syariat dan dilakukan untuk mendapatkan rida Allah. Pasalnya, amalan syu'abul iman merupakan perwujudan keimanan dalam tindakan nyata.
Efek yang dirasakan dalam implementasi syu'abul iman sampai pada urusan kesehatan. Mengapa syu'abul iman mampu mencegah penyakit jasmani dan rohani? Alasannya, perilaku orang beriman cenderung menjaga diri dari berbuat hal-hal yang merugikan, termasuk dari sisi kesehatan.
Misalnya setiap muslim dituntut untuk salat wajib lima kali sehari, di samping juga ada salat sunah. Gerakan salat secara medis terbukti memberikan kontribusi pada kesehatan jasmani dan mental sekaligus.
Kesimpulan syu'abul iman, saat amalan tersebut dilakukan oleh orang beriman, ia tidak hanya akan mendapatkan keutamaan dari Allah seperti memperoleh pahala kebaikan. Keimanannya akan ikut bertambah dan menjadikannya lebih bertakwa. Di sisi lain, keutamaan lainnya juga akan dirasakan oleh jasmani dan rohaninya.
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Dhita Koesno
Penyelaras: Ilham Choirul Anwar