Menuju konten utama
Rukun Iman

Pengertian Iman kepada Rasul Allah Beserta Hikmah & Maknanya

Iman kepada nabi dan rasul merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Lalu, bagaimana cara iman kepada rasul? Apa hikmahnya? Baca penjelasannya di artikel ini.

Pengertian Iman kepada Rasul Allah Beserta Hikmah & Maknanya
Ilustrasi Islam. foto/Istockphoto

tirto.id - Iman kepada rasul merupakan salah satu pilar yang terdapat dalam rukun iman dalam Islam. Selain diimani, para rasul juga mesti dijadikan teladan oleh umat muslim.

Hal ini sejalan dengan tujuan Allah Swt. mengutus rasul-rasul-Nya, yakni untuk dijadikan teladan dan contoh bagi umat manusia dalam menjalani kehidupan. Allah berfirman dalam Surah Al-Ahzab ayat 21, “Sesungguhnya telah ada pada diri rasul itu suri teladan yang baik bagimu,” (al-Ahzāb [33]: 21).

Mengimani rasul tidak bisa dilepaskan dari keyakinan terhadap kitab-kitab Allah Swt. Hal ini karena sejatinya rasul merupakan utusan Allah Swt. yang bertugas menyampaikan wahyu dalam bentuk perkataan maupun kitab yang dimukjizatkan kepadanya.

Lalu, apa pengertian iman kepada rasul Allah? Apa saja hikmah dan makna yang bisa diambil oleh umat muslim?

Pengertian Iman kepada Rasul Allah

Iman kepada rasul artinya meyakini bahwa rasul merupakan utusan Allah Swt., yang ditugaskan membimbing umatnya ke jalan kebenaran agar selamat di dunia dan akhirat.

Beriman kepada rasul-rasul Allah merupakan sebuah kewajiban bagi seorang muslim. Umat Islam juga wajib mengimani ajaran yang dibawa para rasul melalui kitab suci. Perintah beriman kepada rasul Allah terdapat dalam Surah An-Nisa ayat 136.

“Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan rasul-Nya [Muhammad] dan kepada Kitab [Al-Qur’ān] yang diturunkan kepada rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitabNya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh,” (Q.S. An-Nisā [4]: 136).

Kandungan ayat tersebut menjelaskan bahwa salah satu poin keimanan dalam Islam adalah meyakini rasul-rasul Allah. Secara definisi, rasul adalah manusia pilihan Allah Swt. yang diangkat sebagai utusan untuk menyampaikan firman-Nya kepada umat manusia supaya dijadikan sebagai pedoman hidup.

Sementara itu, yang dimaksud dengan nabi adalah manusia pilihan yang diberikan wahyu oleh Allah Swt. untuk dirinya sendiri dan tidak berkewajiban menyampaikan kepada umatnya. Imam Ahmad meriwayatkan hadis dari Abi Zar ra., saat ditanya tentang jumlah para nabi, Rasulullah menjawab: “Jumlah para nabi itu adalah 124.000, sedangkan jumlah rasul adalah 312.”

Tidak semua nabi dapat dikategorikan sebagai rasul. Keduanya berbeda dari segi tugas. Adapun jumlah nabi yang mendapat gelar ulul azmi ada lima, yakni Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad.

Makna Iman kepada Rasul Allah

Dengan beriman kepada Rasul Allah, artinya, seorang muslim meyakini bahwa kenabian bukanlah tujuan atau prestasi yang bisa dicapai oleh orang biasa. Kenabian bukan bukan pula merupakan pangkat yang bisa ditempuh dengan berjuang.

Kenabian merupakan kedudukan tinggi dan pangkat istimewa yang dianugerahkan oleh Allah. Sosok nabi dan rasul ditunjuk oleh Allah sesuai yang dikehendaki-Nya.

Pada dasarnya, iman kepada nabi dan rasul tidak bisa dilepaskan dari rukun iman lainnya. Di antaranya iman kepada Allah, malaikat, kitab, hari kiamat, serta qada dan qadar.

Hal ini lantaran rukun iman saling berkaitan. Misalnya, kitab Allah diturunkan kepada rasul. Isinya ialah ajaran Islam, mulai dari pengetahuan soal malaikat, hari kiamat, juga qada dan qadar.

Cara Iman kepada Rasul

Iman kepada nabi dan rasul tidak hanya ada di dalam hati. Seorang muslim yang mengimani rasul Allah semestinya juga mewujudkan keyakinan tersebut melalui tindakan.

Contoh iman kepada rasul dalam bentuk perilaku sehari-hari ialah tidak menjaga lisannya. Hal ini lantaran rasul mengajarkan umatnya untuk menjaga lisan.

Berikut beberapa cara iman kepada rasul dalam kehidupan sehari-hari.

  1. Cara iman kepada rasul salah satunya ialah selalu belajar dengan tekun sepanjang hayat, meneladani sifat rasul Allah, yakni fathonah 'cerdas'.

  2. Contoh iman kepada rasul juga bisa berupa penerapan tingkah laku baik kepada sesama, sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah.

  3. Contoh iman kepada rasul juga mencakup perilaku tidak berkata dusta karena rasul memiliki sifat terpercaya alias amanah.

  4. Cara iman kepada rasul yang lainnya ialah berusaha meneladani perilaku sehari-hari.

  5. Kita bisa menerapkan cara iman kepada rasul dengan membaca dan mengikuti hadis sahih.

Buah Iman kepada Rasul Allah

Kewajiban untuk beriman kepada rasul Allah mengandung hikmah penting bagi umat manusia. Salah satu buah iman kepada rasul adalah mendapatkan rahmat dari Allah Swt., sebagaimana dijelaskan dalam Surah Al-Ahzab ayat 21 berikut:

“Sungguh, telah ada pada [diri] rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu [yaitu] bagi orang yang mengharap [rahmat] Allah dan [kedatangan] hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah,” (QS Al-Ahzab [33]:21).

Dikutip dari buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti oleh Kemendikbud (2017), beriman kepada para rasul Allah memberikan manfaat dan hikmah kepada umat Islam. Beberapa manfaat dan hikmah beriman kepada rasul yakni:

  • Menjadi sebuah motivasi untuk melakukan perilaku sosial yang baik dalam masyarakat.

  • Tidak akan kehilangan arah dalam contoh manusia yang baik.

  • Menghadirkan mahabbah 'rasa cinta' kepada para rasul dan mulai mencontoh perilaku-perilaku terpujinya.

  • Mengetahui hakikat hidup seorang manusia, yaitu untuk taat beribadah kepada Allah Swt.

Baca juga artikel terkait AGAMA ISLAM atau tulisan lainnya dari Nurul Azizah

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Nurul Azizah
Penulis: Nurul Azizah
Editor: Fadli Nasrudin
Penyelaras: Fadli Nasrudin