Menuju konten utama
Pendidikan Agama Islam

Problema Praktik Keimanan: Hal-Hal yang Merusak Iman

Problema praktik keimanan seseorang dan hal-hal yang bisa merusak keimanannya.

Problema Praktik Keimanan: Hal-Hal yang Merusak Iman
Ilustrasi Hikayat Hidup Membenci. tirto.id/Quita

tirto.id - Problema praktik keimanan yang terjadi pada umat muslim pada saat ini salah satunya adalah dalam menghadapi perkembangan zaman.

Di masa sekarang, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat juga berdampak pada meningkatnya perilaku penyimpangan perilaku moral dan pelanggaran norma.

Dalam modul Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X terbitan Kemdikbud (hal.46) disebutkan, hal tersebut berbanding lurus dengan tingkat kemajuan peradaban antar-umat manusia.

Bahkan tidak jarang, dalam hal kasus pelanggaran etika, moral hingga agama, sampai melibatkan seorang public figure yang dipercaya oleh masyarakat untuk menjadi panutan atau role model bagi mereka.

Kondisi ini terjadi, karena perkembangan dunia secara umum, justru dapat menjadikan seseorang cenderung berperilaku hedon yang mengarah kepada hedonis.

Hedonis adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa seseorang akan bahagia dengan mencari kebahagiaan sebanyak-banyaknya dan melupakan hal-hal yang menyakitkan bagi mereka.

Seorang filosof Yunani, Frederick Nietzshe pernah menyatakan, jika dalam diri manusia ia hanya berburu kepentingan duniawi, maka sesungguhnya menurut dia Tuhan telah mati.

Jika ditelaah lebih dalam, maka maksud dari pernyataan Nietzshe seperti mengartikan, jika Tuhan masih ‘hidup’ dalam diri seseorang, maka pada hakikatnya orang itu tidak akan pernah mematikan dan meninggalkan Tuhan dalam aktivitas kehidupannya.

Pandangan ini, seolah mengisyaratkan bahwa Nietzshe mengkhawatirkan masyarakat yang terus hidup tanpa mengamalkan doktrin keagamaan.

Jika fondasi utama, yakni agama tidak ditanamkan dalam diri, maka bisa berkembang pula degradasi moral ke semua lini, baik pendidikan, sosial budaya, politik, hukum dan aspek kehidupan lainnya.

Hal ini bisa menimbulkan penyakit jasmani dan rohani bagi masyarakat, yang pada akhirnya ini semua menuntut masyarakat untuk kembali lagi ke jalan Tuhan dan agama yang dianut.

Jika terjadi masalah dalam keimanan seseorang, maka itu akan merusak iman pada diri orang tersebut.

Menurut Abu Bakr bin Laal dalam kitab Makarim al-Akhlaq, ada beberapa yang bisa merusak keimanan seseorang, di antaranya:

  1. Mukmin yang saling mendengki
  2. Kaum munafik yang membenci kaum mukmin
  3. Orang kafir yang memerangi kaum mukmin
  4. Tipu muslihat setan yang selalu menyesatkan
  5. Godaan hawa nafsu dari dalam diri setiap mukmin.

Lima hal ini pernah diriwayatkan oleh Anas bin Malik RA dalam sebuah hadis, di manaAnas berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Setiap mukmin dihadapkan pada lima ujian, yaitu mukmin yang menghasutnya; munafik yang membencinya; kafir yang memeranginya; nafsu yang menentangnya; dan setan yang selalu menyesatkannya”. (HR. Ad-Dhailami).

Hal-hal yang Dapat Merusak Iman

Berikut penjelasan dari hal-hal yang dapat merusak iman pada diri seseorang

1. Mukmin yang Saling Membenci

Sifat saling membenci berawal dari adanya kesombongan, dan orang yang iri dengki biasanya tidak bisa melihat atau menerima orang lain yang mendapatkan kenikmatan, sehingga bisa menimbulkan sikap hasud.

Iri, dengki, sombong dan hasud merupakan penyakit hati yang harus dihindari karena ini semua dapat merusak persaudaraan antar-mukmin.

Contoh dari sikap ini antara lain persaingan politik dan persaingan bisnis yang tidak sehat sehingga akan memunculkan keinginan untuk menjatuhkan lawan dengan cara yang tidak benar yang bisa membuat orang lain kehilangan simpatinya.

2. Kaum Munafik yang Membenci Kaum Mukmin

Orang munafik, adalah orang yang bermuka dua. Artinya, pada satu sisi, ia menampakkan wajah keislaman dan ketakwaan yang begitu mempesona.

Sementara di sisi satunya, ia mempunyai sifat yang bertentangan dengan apa yang ditampakkan selama ini.

Orang yang munafik lebih berbahaya dari orang kafir. Karena, mereka ini sangat pandai memutarbalikkan fakta, lihai bersilat lidah dan berdusta semata-mata untuk mendapatkan kepentingannya saja.

Contoh kaum munafik yang membenci kaum mukmin dapat dilihat sekarang ini, di mana umat Islam ada yang mudah terpengaruh oleh adu domba kaum munafik, sehingga permusuhan dan perpecahan di kalangan umat gampang tercipta.

3. Orang Kafir yang Memerangi Kaum Mukmin

Kaum kafir adalah golongan yang menentang perkara yang haq dan mendukung yang bathil.

Kaum kafir dalam hidupnya akan saling tolong menolong untuk memerangi kaum mukmin.

Contohnya, dalam perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, di mana tontonan hiburan dan gaya hidup banyak yang tidak sesuai dengan pemikiran umat Islam.

Jika tidak dapat disikapi dengan bijak, maka hal ini akan berdampak buruk terhadap kualitas iman kaum mukmin.

4. Tipu Muslihat Setan yang Selalu Menyesatkan

Setan akan selalu menggoda iman manusia dengan segala cara, termasuk melakukan tipu daya bagi kaum muslim, dan ini harus selalu kita waspadai setiap saat.

Karena tipu daya setan ini dapat menguasai diri seorang mukmin dalam bentuk ketidakberdayaan kaum mukmin untuk mengendalikan diri, menahan amarah, mengendalikan nafsu, sifat takabur, kikir dalam bersedekah dan sifat-sifat buruk setan lainnya.

Contohnya, tingginya kasus pelanggaran hukum saat ini, mulai dari, tingginya angka kriminalitas, perbuatan melanggar norma, serta tindakan pelanggaran lainnya, termasuk yang utama hukum agama

Segala bentuk tindak kejahatan merupakan bentuk kemenangan dari hasutan setan.

5. Godaan Hawa Nafsu Dalam Diri Setiap Mukmin

Musuh paling berbahaya dalam diri setiap orang adalah hawa nafsunya sendiri. Melawan nafsu jauh lebih berat dan sulit dibandingkan dengan melawan musuh yang nyata.

Siapapun, dengan strata pendidikan apapun, dengan strata sosial dan ekonomi apapun, usia berapapun sangat mungkin dikuasai oleh hawa nafsu dan tidak berhasil memenangkan pertarungan bahkan dengan nafsunya sendiri.

Contohnya: niat mulia seorang mukmin yang telah berjanji istikamah untuk lebih baik dalam hal ibadah tidak akan pernah bisa terwujud jika ia, sendiri masih terus mengikuti hawa nafsu.

Baca juga artikel terkait EDUKASI DAN AGAMA atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Addi M Idhom