Menuju konten utama
Penyakit Hati dalam Islam

Macam-macam Penyakit Hati dalam Islam beserta Hadist & Dalilnya

Macam-macam penyakit hati dalam Islam beserta hadist & dalilnya. Simak pengertian, jenis-jenis, dan bahaya penyakit hati dalam Islam.

Macam-macam Penyakit Hati dalam Islam beserta Hadist & Dalilnya
Ilustrasi penyakit hati marah. [Foto/Shutterstock]

tirto.id - Dalam Islam, terdapat beberapa dalil dan hadist yang membahas tentang macam-macam penyakit hati. Sebab dalam perspektif Islam, penyakit hati sering dikaitkan dengan beberapa sifat buruk atau tingkah laku tercela (al-akhlaq al-mazmumah).

Dilansir dari laman resmi UIN Malang, penyakit hati atau psychoses adalah kelainan kepribadian yang ditandai oleh gangguan emosional dan mental. Hal itu membuat seseorang tidak mampu mengatur dirinya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Dua istilah yang bisa diidentifikasi sebagai psychoses ini adalah insanity dan dementia.

Insanity digunakan untuk mendeskripsikan seseorang yang kacau akibat tindakannya sendiri. Sementara itu, dementia diintrepretasikan sebagai sinonim kekacauan mental atau mental disorder. Penderita mental disorder seringkali bertingkah laku semaunya sendiri.

Seseorang yang menderita penyakit hati akan kesulitan untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan lingkungannya. Mereka juga tidak dapat memahami masalah mereka.

Biasanya, orang yang mengalami penyakit hati atau gangguan mental tidak merasa bahwa dirinya sakit. Sebaliknya, ada dari mereka yang justru merasa lebih unggul dari orang lain.

Dilansir dari NU Online, penyakit hati disebut juga sebagai maradl qulûb, yaknisyubhat dan keraguan, sebagaimana digambarkan dalam Surat al-Baqarah ayat 10:

فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللّٰهُ مَرَضًا وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ

Artinya: “Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya itu; dan mereka mendapatkan azab yang pedih karena mereka berdusta (QS. Al-Baqarah 2: 10).

Macam-macam Penyakit Hati dalam Islam sesuai Dalil dan Hadist

Terkait dengan pandangan Islam tentang penyakit hati, dalam kitab Nahw ‘ilmiah Nasfi, Hasan Muhammad as-Syarqawi membagi penyakit hati menjadi sembilan jenis yaitu, yaitu: pamer (riya’), marah (al-ghadhab), lalai dan lupa (al-ghaflah wan nisyah), was-was (al-was-wasah), frustrasi (al-ya’s), rakus (tama’), terperdaya (al-ghurur), sombong (al-ujub), dengki dan iri hati (al-hasd wal hiqd).

Dari sembilan jenis penyakit hati tersebut, ada empat jenis penyakit hati yang paling menonjol. Berikut penjelasan beserta dalil dan hadisnya.

1. Riya’

Riya’ identik dengan sifat pamer. Tingkah laku riya’ mengandung unsur kepura-puraan, munafik, mengharap pujian orang lain, serta senang dengan kebesaran dan kekuasaan.

Rasulullah saw. bersabda tentang keburukan sifat riya’, yang disebut juga syirik kecil, dalam hadis riwayat Ahmad.

“Sesungguhnya yang sangat aku takutkan yang akan menimpa kamu ialah syirik kecil. Nabi Muhammad SAW ditanya tentang apa yang dimaksud dengan syirik kecil itu maka beliau menjawab; yaitu Riya” (HR. Ahmad).

2. Marah

Marah adalah tingkah laku ketika kepanikan menguasai pikiran sehingga mempengaruhi perasaan dan tindakan yang susah dikendalikan. Apabila tidak dapat dikendalikan, marah akan membuat lisan seseorang mencaci maki, mengeluarkan kata-kata keji, atau bahkan bertingkah destruktif.

Dilansir NU Online, Rasulullah pernah bersabda tentang keutamaan orang yang mengendalikan amarah sebagaimana berikut:

يْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ، إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الغَضَبِ

Artinya:

“Orang kuat bukanlah orang yang pandai bergulat. Namun orang yang kuat adalah yang bisa mengontrol pribadinya ketika marah.” (HR Bukhari)

3. Rasa Bangga Diri (‘Ujub)

‘Ujub adalah rasa kagum terhadap diri sendiri, suka membanggakan, dan menonjolkan diri sendiri. Perasaan ini merupakan tingkah laku yang dominan dalam kepribadian dan dapat menimbulkan sikap sombong, angkuh, serta merendahkan orang lain.

Sifat sombong dijelaskan firman Allah melalui surat Qs. Al-Baqarah ayat 34 sebagaimana berikut:

وَاِذْ قُلْنَا لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اسْجُدُوْا لِاٰدَمَ فَسَجَدُوْٓا اِلَّآ اِبْلِيْسَۗ اَبٰى وَاسْتَكْبَرَۖ وَكَانَ مِنَ الْكٰفِرِيْنَ

Artinya: “[Ingatlah] ketika Kami berfirman kepada para malaikat, ‘Sujudlah kamu kepada Adam!’ Maka, mereka pun sujud, kecuali Iblis. Ia menolaknya dan menyombongkan diri, dan ia termasuk golongan kafir,” (QS. Al-Baqarah 2:34)

4. Iri Hati dan dengki

Rasa iri muncul akibat kegagalan seseorang dalam mencapai suatu tujuan. Emosi ini sangat kompleks, dan pada dasarnya terdiri atas rasa ingin memiliki, seperti yang sudah dipunyai orang lain.

Gejala iri hati yang nampak adalah marah, memukul, mencela, menghina, dan membuka rahasia orang lain.

Sifat iri dengki dijelaskan firman Allah melalui surat Qs. An-Nisa ayat 32 sebagaimana berikut.

وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللّٰهُ بِهٖ بَعْضَكُمْ عَلٰى بَعْضٍ ۗ لِلرِّجَالِ نَصِيْبٌ مِّمَّا اكْتَسَبُوْا ۗ وَلِلنِّسَاۤءِ نَصِيْبٌ مِّمَّا اكْتَسَبْنَ ۗوَسْـَٔلُوا اللّٰهَ مِنْ فَضْلِهٖ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمًا

Artinya: “Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. An-Nisa, 4:32)

Baca juga artikel terkait AGAMA ISLAM atau tulisan lainnya dari Risa Fajar Kusuma

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Risa Fajar Kusuma
Penulis: Risa Fajar Kusuma
Editor: Fadli Nasrudin