tirto.id - Surah Al-Fatihah mempunyai sejumlah nama lain. Di antaranya ialah Ummul-Kitab, Ummul-Quran, as-Sab'ul Matsani, Asy-Syifa, atau Ar-Ruqyah.
Di antara sejumlah keutamaan yang dimiliki surah 7 ayat tersebut adalah sebagai alat penyembuh dan menjadi syarat sah dalam salat.
Membaca surah Al-Fatihah menjadi salah satu syarat utama dalam melangsungkan ibadah salat. Andai tidak melakukannya, maka salat tersebut menjadi tidak sah.
Mengutip salah satu hadis, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda:
"Tidak sah shalatnya seseorang yang tidak membaca Al-Fatihah," (HR Muslim).
Maka, sebagai seorang muslim yang taat, memahami dan mengetahui tentang isi surah Al-Fatihah begitu menjadi sangat penting lantaran berpengaruh langsung terhadap keabsahan dari salat.
Selain itu, Al-Fatihah juga menjadi pembuka dalam Al-Qur'an. Yang bermakna bahwa surah tersebut memiliki kedudukan yang sangat mulia hingga ditempatkan di awal sebelum memasuki ayat-ayat suci dalam firman-Nya.
Berikut adalah beberapa keutamaan lain yang dimiliki surah Al-Fatihah:
1. Sebagai Penyembuh
Dalam ayat kedua, dituliskan bahwa "Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan,".
Melalui ayat tersebut, Al-Fatihah memiliki keutamaan dengan khasiatnya sebagai penyembuh bagi penyakit hati. Seperti sombong hingga riya dengan tujuan menyombongkan diri.
Disebutkan bahwa salah satu ulama, Ibnul Qayyim, menuturkan "Sering aku mendengar Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, Iyya-Ka na’budu dan Iyya-Ka nasta’in merupakan obat dari penyakit kesombongan.
Ayat-ayat dalam surah Al-Fatihah ini pun dipercaya dapat menyembuhkan diri dengan disertai rasa keyakinan terhadap Allah SWT.
Selain itu, Al-Fatihah juga dapat digunakan sebagai media ruqyah. Hadis riwayat Muslim menuliskan:
"Wahai Rasulullah, demi Allah aku tidak meruqyahnya kecuali dengan surat Al-Fatihah, Rasulullah tersenyum dan berkata: “Bagaimana engkau tahu, bahwa Al-Fatihah bisa untuk ruqyah?, kemudian Rasulullah berkata: “Ambillah upahmu, dan berikan aku bagian dari upah itu”.
2. Surah yang Mulia
Dalam salah satu hadis, Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Alhamdulillah rabbil ‘alamin, adalah tujuh surat terbesar yang berisi pujian dan terus diulang, intisari dari Al-Qur’an yang mulia yang diturunkan kepadaku," (HR Bukhori).
Dalam versi lain, Rasulullah juga pernah berkata:
“Maukah engkau aku beritahu tentang ayat Al-Qur’an yang paling mulia, maka beliau membaca surat Al-Fatihah," (HR An-Nassai).
Keistimewaan yang dimiliki surah Al-Fatihah tersebut dapat kembali diperjelas melalui salah satu hadis dalam riwayat At-Tirmidzi.
"Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah diturunkan di Taurat, Injil, Zabur dan dalam al-Qur`an seperti itu, sesungguhnya ia adalah tujuh (ayat) yang diulang-ulang dan al-Qur`an yang agung yang diberikan padaku".
3. Jauh dari Gangguan Setan
Membaca surah ini secara berturut-turut juga mempunyai sejumlah manfaat lainnya. Yakni mendapatkan pahala layaknya membaca sepertiga Al-Qur-an, dianggap menyedekahkan emas di jalan Allah, serta menjauhkan diri dari gangguan setan.
Sebelum pergi tidur, surah Al-Fatihah juga bisa menjadi salah satu amalan sesuai yang biasa dilakukan oleh Nabi. Lalu diikuti bacaan Al-Ikhlas, al-Falaq, dan An-Nas sebanyak tiga kali.
Dari Aisyah ra. beliau berkata:
"Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ketika berada di tempat tidur di setiap malam, beliau mengumpulkan kedua telapak tangannya lalu kedua telapak tangan tersebut ditiup dan dibacakan ’Qul huwallahu ahad’ (surah Al-Ikhlash), ’Qul a’udzu birobbil falaq’ (surah Al-Falaq) dan ’Qul a’udzu birobbin naas’ (surah An-Naas).
"Kemudian beliau mengusapkan kedua telapak tangan tadi pada anggota tubuh yang mampu dijangkau dimulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan. Beliau melakukan yang demikian sebanyak tiga kali," (HR. Bukhari).
Bacaan Surah Al-Fatihah
Berikut bacaan surah Al Fatihah dalam bentuk tulisan bahasa Arab, latin, beserta terjemahannya.
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ - ١
Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ - ٢
Al-ḥamdu lillāhi rabbil-'ālamīn
Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam,
الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ - ٣
Ar-raḥmānir-raḥīm
Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang,
مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ - ٤
Māliki yaumid-dīn
Pemilik hari pembalasan.
اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ - ٥
Iyyāka na'budu wa iyyāka nasta'īn
Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.
اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ ۙ - ٦
Ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm
Tunjukilah kami jalan yang lurus,
صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ ٧
Sirāṭallażīna an'amta 'alaihim gairil-magḍụbi 'alaihim wa laḍ-ḍāllīn
(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
Penulis: Beni Jo
Editor: Dhita Koesno