tirto.id - Surah An-Najm ayat 39-42 membahas tentang usaha dan ikhtiar manusia. Seseorang akan mendapatkan pahala sesuai dengan usaha dan kesanggupannya. Selanjutnya, amal perbuatan itu akan dipampangkan di padang mahsyar sebagai proses pengadilan Allah SWT atas segala perbuatan mereka di dunia.
Secara umum, surah An-Najm merupakan surah ke-53 dalam susunan mushaf Al-Quran. Ia tergolong surah makiyah atau surah yang diturunkan di Makkah. Penamaan An-Najm diambil dari ayat pertama yang artinya adalah bintang.
Selanjutnya, surah An-Najm ayat 39-42 menyoroti tentang sikap ikhtiar atau usaha yang dilakukan manusia di dunia. Kelak, segala amal perbuatan itu akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah SWT. Karena itu, setiap orang harus memperhitungkan segala perilakunya karena akan diadili di akhirat.
Bacaan Surat An-Najm Ayat 39-42
وَأَن لَّيْسَ لِلْإِنسَٰنِ إِلَّا مَا سَعَىٰ
Bacaan latinnya: "Wa al laisa lil-insāni illā mā sa'ā"
Artinya: "Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya," (QS. An-Najm [53]: 39).
وَأَنَّ سَعْيَهُۥ سَوْفَ يُرَىٰ
Bacaan latinnya: "Wa anna sa'yahụ saufa yurā"
Artinya: "Dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan [kepadanya]," (QS. An-Najm [53]: 40).
ثُمَّ يُجْزَىٰهُ ٱلْجَزَآءَ ٱلْأَوْفَىٰ
Bacaan latinnya: "Tsumma yujzāhul-jazā`al-aufā"
Artinya: "Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna," (QS. An-Najm [53]: 41).
وَأَنَّ إِلَىٰ رَبِّكَ ٱلْمُنتَهَىٰ
Bacaan latinnya: "Wa anna ilā rabbikal-muntahā"
Artinya: "Dan bahwasanya kepada Tuhanmulah kesudahan [segala sesuatu]," (QS. An-Najm [53]: 42).
Ikhtiar dalam Islam dan Penjelasan Mengenai Ayat 39-42 Surat An-Najm
Dalam bahasa Arab, ikhtiar artinya mencari hasil yang lebih baik. Dalam Islam, ikhtiar adalah pelengkap sikap optimis. Pada penerapannya, ikhtiar kerap diiringi dengan doa dan tawakal. Ketiga sikap itu dianggap sebagai kunci sukses hidup di dunia dan akhirat.
Ikhtiar merupakan aspek penting dalam kehidupan seorang muslim. Kendati seseorang berdoa dengan sungguh-sungguh, namun tak diikuti dengan usaha, harapannya itu hanyalah angan-angan dan nyaris tak akan tercapai, sebagaimana dilansir NU Online.
Hal itu dikuatkan dengan firman Allah SWT dalam surah Ar-Ra'd ayat 11: "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri,” (QS Ar-Ra’d [13]: 11).
Selanjutnya, berdasarkan surah An-Najm ayat 39-42, setiap amal manusia akan diganjar pahala atau dosa, serta memperoleh balasan setimpal di akhirat kelak.
Ganjaran pahala atau dosa itu diberikan berdasarkan usaha atau ikhtiar yang mereka lakukan. Selain itu, amal manusia juga akan diperlihatkan secara kasat mata di padang mahsyar kelak (An-Najm [53]: 40).
Sayyid Quthb dalam kitab Tafsir fi Zhilalil Quran (2000) menuliskan bahwa seorang manusia akan dihisab amalannya sesuai usaha dan upaya dilakukannya di dunia, tidak ada tambahan dan pengurangan sedikit pun.
Kehidupan dunia merupakan kesempatan untuk beramal. Jika seseorang meninggal, hilanglah kesempatan untuk melakukan ibadah saleh, kecuali tiga hal sesuai sabda Nabi Muhammad SAW:
"Anak saleh yang mendoakannya, sedekah jariyah, atau ilmu yang bermanfaat," (H.R. Muslim).
Selanjutnya, tiada sedikit pun usaha dan amal perbuatan manusia yang sia-sia atau luput dari perhitungan Allah SWT. Setiap orang akan memperoleh balasan secara utuh dan lengkap.
Surah An-Najm ayat 39-42 menetapkan prinsip tanggung jawab individual yang disandingkan dengan pembalasan yang adil. Allah SWT memberikan kesempatan bagi manusia untuk berikhtiar, serta dibalas berdasarkan usaha yang ia lakukan.
Islam menghargai proses ikhtiar melebihi hasil dari upaya tersebut. Sebagai misal, seorang miskin yang berikhtiar untuk bersedekah akan memperoleh pahala besar. Bisa jadi, lebih besar dari usaha orang kaya namun ogah-ogahan mengeluarkan hartanya.
Di mata orang lain, harta sedekah orang kaya lebih banyak dari orang miskin, namun proses sedekah lebih penting di mata Allah SWT, ketimbang hasil dari sedekah tersebut.
Editor: Addi M Idhom