Menuju konten utama

Keutamaan & Tafsir Bacaan Surah Al-Falaq: Untuk Minta Perlindungan

Surah al-Falaq berisi petunjuk bagi setiap muslim untuk meminta perlindungan dari Allah atas kejahatan makhluknya.

Keutamaan & Tafsir Bacaan Surah Al-Falaq: Untuk Minta Perlindungan
Sejumlah santri Pesantren Al Kautsar membaca Al Quran bersama-sama dengan menerapkan jaga jarak di Masjid Daarul Qu'ran, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Rabu (6/5/2020). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/aww.

tirto.id - Surah al-Falaq turun bersamaan dengan surah an-Naas dan keduanya disebut surah al mu'awwidzatain. Surah al-Falaq adalah surah ke-113 dan posisinya berada di bagian akhir sebelum surah an-Naas.

Surah ini memiliki lima ayat dan jenisnya ada dua pendapat, antara di surah Makkiyah atau surah Madaniyyah.

Penyebab turunnya surah al-Falaq terjadi ketika Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam (SAW) terkena sihir dari orang Yahudi bernama Labid bin Al A'sham. Nabi sedang di Madinah saat itu, dan Allah kemudian menurunkan wahyu berupa al mu'awwidzatain tersebut.

Dengan dua surah tersebut, malaikat Jibril lantas merukiah Nabi Muhammad. Nabi Muhammad akhirnya sembuh dengan izin Allah.

Bacaan Surah Al-Falaq

Berikut ini bacaan surah al-Falaq dalam tulisan Arab, latin, beserta terjemahannya:

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

1. قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ

qul a'ụżu birabbil-falaq

Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar),

2. مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ

min syarri mā khalaq

dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan,

3. وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ

wa min syarri gāsiqin iżā waqab

dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,

4. وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ

wa min syarrin-naffāṡāti fil-'uqad

dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya),

5. وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ

wa min syarrin ghasidin idja hasad

dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.

Tafsir Surah Al-Falaq

Surah al-Falaq berisi petunjuk bagi setiap muslim untuk meminta perlindungan dari Allah atas kejahatan makhluknya. Di ayat-ayat surah al-Falaq tertera dari siapa atau apa saja seorang muslim harus memohon perlindungan dari Allah.

Penegasan permintaan perlindungan ada di ayat pertama. Imam Jalaluddin Al Mahalli (Tafsir Jalalain) menafsirkan ayat pertama yaitu, "Katakanlah: 'Aku berlindung kepada Rabb Yang Menguasai al-Falaq'", sebagai perintah untuk meminta perlindungan pada Allah yang menguasai waktu subuh.

Ayat-ayat selanjutnya menerangkan objek yang bisa memberikan keburukan pada manusia. Lalu, manusia diminta agar berlindung pada Allah dari kejahatan makhluk itu.

"Kejahatan makhluk" yang disebut pada ayat kedua bermakna kejahatan makhluk hidup baik yang punya akal atau tidak punya akal, beserta kejahatan benda mati seperti racun dan lainnya.

Kejahatan selanjutnya yaitu kejahatan di waktu malam saat gelap gulita. Makna dari ayat ketiga yaitu kejahatan di malam hari sewaktu telah gelap dan dari kejahatan di waktu purnama sudah terbenam.

Sementara di ayat keempat menunjukkan perlunya berlindung dari wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul. Dalam Tafsir Jalalain, wanita penyihir itu menghembuskan sihirkan pada buhul-buhul yang dibuat pada pintalan. Pintalan berbuhul lantas ditiupkan mantra tanpa ludah.

Pada ayat terakhir, objek yang perlu dimintakan kepada Allah dari kejahatannya adalah pendengki saat dia terkena hasad. Orang berhasad akan berusaha mewujudkan hasadnya sebagaimana yang dilakukan penyihir Labid si Yahudi yang memantrai Nabi Muhammad.

Kejahatan yang muncul dari makhluk jahat, penyihir, dan pendengki memberikan efek yang sangat buruk sehingga setiap manusia perlu berlindung dari kejahatannya.

Keutamaan surah Al-Falaq

Surah al-Falaq memiliki keutamaan apabila diamalkan. Seperti yang dilakukan Nabi Muhammad, beliau membaca surah ini dan surah an-Naas untuk berlindung kepada Allah dari penyakit 'ain.

Mengutip laman Universitas Indonesia, hal ini ditegaskan dalam hadis berikut:

”Rasulullah biasa memohon perlindungan dari (kejahatan) mata jindan dari (kejahatan) mata manusia. Sesudah turunnya dua surah mu'awwidzatain ini, beliau pun berpegang pada keduanya dan meninggalkan yang lainnya.” (HR At Tirmidzi dengan status hadits hasan)

Surah mu'awwidzatain juga dapat menjadi sarana untuk meruqyah. Nabi Muhammad merukiah dirinya jika merasa sakit, atau bila sakitnya parah, istri beliau Aisyah yang membacakannya.

Imam Malik dalam kitab Al Muwathta' menuliskan sebuah hadis dari Aisyah binti Abu Bakar:

”Jika Rasulullah merasa sakit, beliau membacakan pada dirinya mu'awwidzatain dan menghembuskan (ludahnya). Ketika rasa sakitnya semakin parah, aku segera membacakan (ruqyah) untuk beliau, lantas mengusapkannya dengan tangan beliau ke tubuhnya karena mengharapkan berkahnya.”

Mengutip situs Nahdatul Ulama (NU), sunnah sebelum tidur adalah membaca surah al-Ikhlas dan al mu'awwidzatain. Hal ini telah ditegaskan Nabi Muhammad dalam hadis yang diriwayatkan dari Uqbah bin Amir. Nabi Muhammad bersabda:

“Janganlah engkau biarkan malam berlalu, kecuali engkau membaca di dalamnya Qul huwallaahu Ahad dan al mu’awwidzatain. Maka tidaklah tiba suatu malam kepada kita kecuali membacanya”. Diriwayatkan dari Ibrahim An Nakha’i, ia berkata: “Mereka menganjurkan agar membaca surat-surat ini setiap malam tiga kali, yaitu Qul Huwallaahu Ahad dan Al-Mu’awwidzatain". (Isnadnya shahih berdasarkan syarat Muslim.)

Baca juga artikel terkait SOSIAL BUDAYA atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Maria Ulfa