Menuju konten utama
Pendidikan Agama Islam

10 Contoh Asbabun Nuzul dalam Al-Qur'an Beserta Redaksinya

Contoh asbabun nuzul dalam Al-Qur'an ada beberapa. Jelajahi artikel berikut untuk mengetahui sejumlah contoh surat dan ayat yang memiliki asbabun nuzul.

10 Contoh Asbabun Nuzul dalam Al-Qur'an Beserta Redaksinya
Ilustrasi contoh asbabun nuzul dalam Al-Qur'an. (istockphoto)

tirto.id - Asbabunnuzul (asbabun nuzul) adalah sebab-sebab atau peristiwa yang melatarbelakangi turunnya ayat-ayat Al-Qur’an.

Pengertian asbabunnuzul secara lebih jelas dituturkan oleh seorang ulama yang berfokus di bidang Al-Qur'an bernama Syekh Muhammad Abdul Azim Az-Zarqani. Dia menjelaskan bahwa asbabunnuzul adalah hal khusus atau sesuatu yang terjadi serta berhubungan dengan turunnya ayat Al-Qur’an.

Fungsi asbabunnuzul adalah membantu memberi penjelasan terhadap beberapa ayat Al-Qur’an yang mengatur tentang hukum dan syariat. Meskipun demikian, tidak semua ayat dalam Al-Qur’an memiliki asbabunnuzul.

Contoh asbabun nuzul di antaranya Surah Al-Kahfi ayat 28, Surah Ad-Dhuha ayat 1-3, Surah An-Nisa ayat 59, Surah Abasa ayat 1-10, dan Surah An-Nisa ayat 59. Jelajahi artikel berikut untuk memahami 10 contoh dan redaksi asbabunnuzul dalam Al-Qur'an.

Contoh Ayat Asbabun Nuzul dalam Al-Qur'an

Contoh ayat asbabun nuzul biasanya terdapat dalam firman Allah yang menjelaskan hukum tentang suatu perkara atau syariat ibadah. Berikut 5 contoh ayat yang memiliki asbabun nuzul:

1. Surah Al-Maidah Ayat 51

Ayat ke-52 dalam surah Al-Maidah merupakan salah satu contoh ayat yang memiliki asbabun nuzul. Berikut redaksi asbabun nuzul dalam ayat 51 surah Al-Maidah:

۞ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُوْدَ وَالنَّصٰرٰٓى اَوْلِيَاۤءَ ۘ بَعْضُهُمْ اَوْلِيَاۤءُ بَعْضٍۗ وَمَنْ يَّتَوَلَّهُمْ مِّنْكُمْ فَاِنَّهٗ مِنْهُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَ ٥١

Arab Latinnya: Yā ayyuhallażīna āmanụ lā tattakhiżul-yahụda wan-naṣārā auliyā`, ba'ḍuhum auliyā`u ba'ḍ, wa may yatawallahum mingkum fa innahụ min-hum, innallāha lā yahdil-qaumaẓ-ẓālimīn.

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadikan orang Yahudi dan Nasrani sebagai teman setia[-mu]. Sebagian mereka menjadi teman setia bagi sebagian yang lain. Siapa di antara kamu yang menjadikan mereka teman setia, maka sesungguhnya dia termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim,” (QS. Al-Maidah [5]: 51).

2. Surah Ad-Duha Ayat 1-3

Contoh asbabun nuzul dalam Surat Ad-Dhuha Berikut redaksi asbabun nuzul ayat 1-3 surah Ad-Dhuha.

وَالضُّحٰىۙ ١ وَالَّيْلِ اِذَا سَجٰىۙ ٢ مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلٰىۗ ٣

Arab latinnya: Wadhdhuhaa, wallaili idzaa sajaa, maa wadda 'aka rabbuka wamaa qala

Artinya: “Demi waktu duha dan demi waktu malam apabila telah sunyi, Tuhanmu [Nabi Muhammad] tidak meninggalkan dan tidak [pula] membencimu,” (QS. Ad-Duha [93]: 1-3).

3. Surah Al-Hijr Ayat 49-50

Contoh ayat asbabun nuzul juga terdapat dalam Surah Al-Hijr Ayat 49-50. Berikut redaksi asbabun nuzul-nya:

"Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya Aku-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, dan bahwa sesungguhnya azab-Ku adalah azab yang sangat pedih." (Q.S. Al-Hijr: 49-50)

Dalam hadis riwayat ath-Thabarani yang bersumber dari ‘Abdullah bin Zubair dijelaskan, "Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menegur para shahabatnya yang sedang tertawa saat beliau lewat di tempat itu, dengan berkata: “Apa gerangan yang menyebabkan kalian tertawa? Padahal surga dan neraka itu sudah diperingatkan kepada kalian.” Maka turunlah ayat ini (al-Hijr: 49-50) sebagai teguran kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam supaya membiarkan mereka tertawa, karena Allah itu ghafuurur rahiim [Maha Pengampun lagi Maha Penyayang), tetapi juga mengingatkan mereka bahwa siksa Allah sangat pedih."

4. Surah Al-Insyirah ayat 1-8

Contoh asbabun nuzul yang lainnya terdapat dalam ayat 1-8 surah Al-Insyirah. Berikut redaksi asbabun nuzul-nya:

اَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَۙ (1

وَوَضَعْنَا عَنْكَ وِزْرَكَۙ (2

3) الَّذِيْٓ اَنْقَضَ ظَهْرَكَۙ

4) وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَۗ

5) فَاِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۙ

6) اِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۗ

7) فَاِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْۙ

8) وَاِلٰى رَبِّكَ فَارْغَبْ

Latin:

  1. A lam nasyraḥ laka ṣadrak
  2. Wa waḍa’nā ‘angka wizrak
  3. Allażī angqaḍa ẓahrak
  4. Wa rafa’nā laka żikrak
  5. Fa inna ma’al-‘usri yusrā
  6. Inna ma’al-‘usri yusrā
  7. Fa iżā faragta fanṣab
  8. Wa ilā rabbika fargab

Artinya:

  1. Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?
  2. Dan Kami telah menghilangkan darimu bebanmu,
  3. Yang memberatkan punggungmu?
  4. Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu.
  5. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
  6. sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
  7. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,
  8. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.

5. Surah An-Nisa Ayat 59

Contoh ayat asbabun nuzul juga terdapat dalam surah An-Nisa, tepatnya ayat 59. Berikut redaksi ayatnya:

يُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡۤا اَطِيۡـعُوا اللّٰهَ وَاَطِيۡـعُوا الرَّسُوۡلَ وَاُولِى الۡاَمۡرِ مِنۡكُمۡ‌ۚ فَاِنۡ تَنَازَعۡتُمۡ فِىۡ شَىۡءٍ فَرُدُّوۡهُ اِلَى اللّٰهِ وَالرَّسُوۡلِ اِنۡ كُنۡـتُمۡ تُؤۡمِنُوۡنَ بِاللّٰهِ وَالۡيَـوۡمِ الۡاٰخِرِ‌ ؕ ذٰ لِكَ خَيۡرٌ وَّاَحۡسَنُ تَاۡوِيۡلًا

Yaaa aiyuhal laziina aamanuuu atii'ul laaha wa atii'ur Rasuula wa ulil amri minkum fa in tanaaza'tum fii shai'in farudduuhu ilal laahi war Rasuuli in kuntum tu'minuuna billaahi wal yawmil Aakhir; zaalika khairunw wa ahsanu taawiilaa

Artinya" "Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul [Muhammad], dan Ulil Amri [pemegang kekuasaan] di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah [Al-Qur'an] dan Rasul [sunahnya], jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama [bagimu] dan lebih baik akibatnya." (QS. An-Nisa: 59).

Contoh Surat Asbabun Nuzul yang Al-Qur'an

Contoh asbabun nuzul dalam Al-Qur'an tidak hanya terdapat di ayat-ayat tertentu. Ada juga contoh surat asbabun nuzul. Artinya, semua ayat di dalam surah tersebut memiliki asbabunnuzul.

1. Surah Al-Lahab

Berikut redaksi asbabunnuzul dalam Surah Al-Lahab.

تَبَّتْ يَدَآ اَبِيْ لَهَبٍ وَّتَبَّۗ ١ مَآ اَغْنٰى عَنْهُ مَالُهٗ وَمَا كَسَبَۗ ٢ سَيَصْلٰى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍۙ ٣ وَّامْرَاَتُهٗ ۗحَمَّالَةَ الْحَطَبِۚ ٤ فِيْ جِيْدِهَا حَبْلٌ مِّنْ مَّسَدٍ ࣖ ٥

Tabbat yadā abī lahabiw wa tabb. Mā agnā 'an-hu māluhụ wa mā kasab. Sayaṣlā nāran żāta lahab. Wamra`atuh, ḥammālatal-ḥaṭab. Fī jīdihā ḥablum mim masad.

Artinya: “Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia. Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan. Kelak dia akan memasuki api yang bergejolak (neraka), (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah). Di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal,” (QS. Al-Lahab [111]: 1-5).

2. Al-Falaq

Contoh surat asbabun nuzul selain Al-Lahab ialah surah Al-Falaq. Surah tersebut diturunkan ketika Nabi Muhammad saw terkena sihir dari orang Yahudi bernama Labid bin Al A'sham. Berikut redaksi ayatnya:قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ - ١

Qul a'ụżu birabbil-falaq

Artinya: “Katakanlah, ‘Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar)”

مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ - ٢

Min syarri mā khalaq

Artinya: “Dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan”

وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ - ٣

Wa min syarri gāsiqin iżā waqab

Artinya: "Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita"

وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ - ٤

Wa min syarrin-naffāṡāti fil-'uqad

Artinya: "Dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya)"

وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ ࣖ - ٥

Wa min syarrin ghasidin idja hasad

Artinya: “Dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki” (QS. Al-Falaq [113]:1-5).

3. Al-Ikhlas

Contoh surat asbabun nuzul berikutnya adalah Surat Al-Ikhlas. Abu asy-Syaikh al-Ashbahani dalam kitab Al-‘Azhamah mengisahkan riwayat dari Aban dari Annas mengatakan demikian:

“Suatu ketika orang-orang Yahudi Khaibar datang kepada Rasulullah dan berkata, ‘Wahai Abal Qasim, Allah telah menciptakan para malaikat dari cahaya tirai-Nya, Adam dari tanah liat yang diberi bentuk, Iblis dari kobaran api, langit dari awan, dan bumi dari buih air. Oleh karena itu, beritahukanlah kepada kami bagaimana hakikat Tuhanmu itu?’ Rasulullah belum menjawab pertanyaan tersebut hingga Jibril datang membawa Surah Al-Ikhlas.”

Berikut redaksi lengkap surah Al-Ikhlas:

قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ ١ اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ ٢ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ ٣ وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ ࣖ ٤

Qul huwallaahu ahad, Allaahush shamad, lam yalid walam yuulad, walam yakunllahuu kufuwan ahad

Artinya: “Katakanlah [Nabi Muhammad], ‘Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan serta tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya.’” (QS. Al-Ikhlas [112]: 1-4).

4. Al-Kafirun

Surah Al-Kafirun juga termasuk contoh surat asbabun nuzul. Sebab diturunkannya surah ini adalah tanggapan beberapa kaum musyrik kepada Rasulullah saw., yang berkompromi tidak menghina tuhan-tuhan mereka.

Berikut redaksi asbabun nuzul dalam surah Al-Kafirun:

قُلْ يٰٓاَيُّهَا الْكٰفِرُوْنَۙ ١ لَآ اَعْبُدُ مَا تَعْبُدُوْنَۙ ٢ وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۚ ٣ وَلَآ اَنَا۠ عَابِدٌ مَّا عَبَدْتُّمْۙ ٤ وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۗ ٥ لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ ࣖ ٦

Qul yā ayyuhal-kāfirụn. Lā a'budu mā ta'budụn. Wa lā antum 'ābidụna mā a'bud. Wa lā ana 'ābidum mā 'abattum. Wa lā antum 'ābidụna mā a'bud. Lakum dīnukum wa liya dīn.

Artinya: “Katakanlah [Nabi Muhammad], ‘Wahai orang-orang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Kamu juga bukan penyembah apa yang aku sembah. Aku juga tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Kamu tidak pernah [pula] menjadi penyembah apa yang aku sembah. Untukmu agamamu dan untukku agamaku.’”(QS. Al-Kafirun [109]: 1-6).

5. Surah An-Naba

Surah An-Naba, surah ke-78 dalam Al-Qur'an yang terdiri atas 40 ayat, termasuk salah satu contoh asbabun nuzul. Semua ayat dalam surah An-Naba memiliki asbabunnuzul.

Sebab turunnya surah An-Naba erat kaitannya dengan pertanyaan kaum kafir Makkah terhadap Islam. Surah ini juga menceritakan berita besar yang dibawa Nabi Muhammad saw.

Contoh Ayat yang Tidak Memiliki Asbabun Nuzul

Sebagaimana dijelaskan di awal artikel, tidak semua ayat dalam Al-Qur'an memiliki asbabunnuzul. Ayat yang tidak punya asbabun nuzul disebut sebagai ayat ibtidai.

Ayat yang memiliki asbabun nuzul biasanya adalah ayat yang menerangkan hukum dan syariat tentang suatu perkara. Sementara itu, ayat yang tidak memiliki asbabun nuzul umumnya ialah kisah-kisah para nabi, tetapi tidak semuanya.

Contoh ayat yang tidak memiliki asbabun nuzul adalah semua ayat dalam Surah Al-An'aam. Dalam hadis riwayat Jabir bin Abdillah radhiyallahu anhuma, dia berkata, "Ketika turun surah Al-An’am, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertasbih. Kemudian beliau mengatakan, 'Sungguh, ada malaikat yang jumlahnya menutupi ufuq yang mengiringi turunnya surah ini [Al-An'aam].” (HR. Hakim 2/314, dan Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman, no. 2431)

Baca juga artikel terkait ASBABUN NUZUL atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Dhita Koesno
Penyelaras: Fadli Nasrudin