Menuju konten utama
Pendidikan Agama Islam

Asbabun Nuzul Surat Al Ikhlas Lengkap dengan Terjemahannya

Asbabun Nuzul Surat Al Ikhlas ayat 1 sampai 4 lengkap dengan terjemahannya.

Asbabun Nuzul Surat Al Ikhlas Lengkap dengan Terjemahannya
ilustrasi maulid nabi. (istockphoto)

tirto.id - Asbabunnuzul Surah Al-Ikhlas memiliki beberapa riwayat. Namun, inti dari beberapa riwayat tersebut mengisahkan tentang orang-orang yang mempertanyakan hakikat Allah SWT kepada Rasulullah SAW.

Salah satu pertanyaan yang dilontarkan orang-orang tersebut adalah, “Hai Muhammad! Beritahu kami sifat Tuhanmu! Apakah berasal dari emas, perak, besi atau tembaga?”.

Asbabunnuzul merupakan sebab-sebab atau peristiwa yang melatarbelakangi turunnya ayat-ayat Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad Saw. Meskipun demikian, tidak semua ayat dalam kitab suci umat Islam tersebut memiliki asbabunnuzul.

Salah satu ayat-ayat dalam Al-Qur’an yang memiliki asbabunnuzul adalah Surah Al-Ikhlas. Surat ini berada di urutan ke-112 dalam Al-Qur’an. Surah Al-Ikhlas tergolong Surah Makiyah, dan terdiri dari 4 ayat.

Surah Al-Ikhlas berisi penjelasan ketauhidan dan sifat Allah Swt. Yang Maha Esa. Apabila seorang muslim membaca surat tersebut sekali, maka pahalanya sama dengan membaca sepertiga isi Al-Qur’an.

Hal ini senada dengan hadis riwayat Thabrani dan Abu Ya’la, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda sebagai berikut:

Qul huwallahu ahad [Al-Ikhlas] menyamai sepertiga Al-Quran dan Qul yaa aYyuhal kaafiruun [Al-Kafirun] menyamai seperempat Al-Quran. Beliau [Rasulullah Saw.] membaca kedua surat itu dalam dua rakaat fajar,”(HR. Thabrani dan Abu Ya'la).

Asbabun Nuzul Surat Al Ikhlas Lengkap dengan Terjemahannya

Terdapat beberapa riwayat yang menerangkan asbabunnuzul turunnya Surah Al-Ikhlas. Berikut ini penjelasan terkait beberapa riwayat tersebut.

Pertama, Syaikh Muhammad bin Abu Bakar Ushfury dalam kitab Al-Mawaizh Al-Usfuriyah menuliskan bahwa asbabunnuzul Surah Al-Ikhlas dikisahkan Ubay bin Ka’ab bahwa suatu ketika orang-orang kafir Makkah meliputi Amir bin Thufail, Zaid bin Qais, dan lainnya berkumpul serta berkata:

Hai Muhammad! Beritahu kami sifat Tuhanmu! Apakah berasal dari emas, perak, besi atau tembaga? Karena tuhan-tuhan kami adalah berasal dari benda-benda itu.”

Mendengarkan pertanyaan orang-orang kafir tersebut, Rasulullah SAW berkata, “Aku adalah utusan Allah. Sesungguhnya Allah tidak menyamai sesuatu. Aku tidak mengatakan kalau Allah itu adalah sesuatu.”

Selepas itu, Allah SWT menurunkan Surah Al-Ikhlas kepada Rasulullah SAW.

Kedua, orang kafir Makkah bernama Suraqah bin Malik diperintahkan membawa kepala Rasulullah SAW dengan imbalan 100 unta merah nan hitam biji matanya. Lelaki tersebut kemudian menaiki kuda mengejar Rasulullah SAW.

Akan tetapi, Suroqoh bin Malik terperosok ke dalam tanah sebanyak 2 kali ketika akan menyerang Rasulullah Saw. Selama 2 kali pula lelaki tersebut meminta ampun kepada Nabi Muhammad Saw, sehingga terselamatkan dari dalam tanah.

Dilansir laman NU Ponorogo, Suraqah bin Malik kemudian bertanya kepada Rasulullah Saw. sebagai berikut:

“‘Wahai Rasulullah! Beritahu aku! Siapakah Tuhanmu yang memiliki kekuasaan semacam ini? Apakah terbuat dari emas atau perak?’ Rasulullah menundukkan kepala dan diam sebentar.”

Bersamaan dengan hal tersebut, Jibril turun kepada Rasulullah SAW membawa wahyu berupa Surah Al-Ikhlas untuk menjawab pertanyaan Suroqoh bin Malik.

Ketiga, Abu asy-Syaikh al-Ashbahani dalam kitab Al-‘Azhamah mengisahkan riwayat dari Aban dari Annas yang berkata,

Suatu ketika orang-orang Yahudi Khaibar datang kepada Rasulullah dan berkata, ‘Wahai Abal Qasim, Allah telah menciptakan para malaikat dari cahaya tirai-Nya, Adam dari tanah liat yang diberi bentuk, Iblis dari kobaran api, langit dari awan, dan bumi dari buih air. Oleh karena itu, beritahukanlah kepada kami bagaimana hakikat Tuhanmu itu?’ Rasulullah belum menjawab pertanyaan tersebut hingga Jibril datang membawa Surat Al-Ikhlas.”

Surah Al-Ikhlas dan Terjemahannya

قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ ١ اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ ٢ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ ٣ وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ ࣖ ٤

Arab latin: Qul huwallaahu ahad, Allaahush shamad, lam yalid walam yuulad, walam yakunllahuu kufuwan ahad

Artinya: “Katakanlah [Nabi Muhammad], ‘Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan serta tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya.’” (QS. Al-Ikhlas [112]: 1-4).

Baca juga artikel terkait ASBABUN NUZUL atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Dhita Koesno