Menuju konten utama
Pendidikan Agama Islam

Rangkuman Materi Kandungan Surah Al-Maidah Ayat 48 & At-Taubah: 105

Rangkuman materi kandungan Al-Qur'an surah Al-Maidah ayat 48 dan surah At-Taubah ayat 105.

Rangkuman Materi Kandungan Surah Al-Maidah Ayat 48 & At-Taubah: 105
Ilustasi Al-Quran. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Al-Qur’an mengandung berbagai hikmah luar biasa untuk kehidupan manusia. Berbagai perintah dan larangan harus diperhatikan oleh umat Islam agar selamat dunia akhirat.

Rasulullah telah berpesan kepada umat Islam bahwa Al-Qur’an dan As-Sunah merupakan pedoman bagi umat Islam.

Ajaran untuk berbuat baik kepada sesama manusia dan berbuat baik selama di dunia selalu menjadi nilai penting dalam Al-Qur’an.

Perintah tersebut telah disampaikan dalam QS. Al-Maidah ayat 48 dan QS. At-Taubah ayat 105.

Kandungan QS. Al-Maidah: 48

Dilansir dari laman Quran Kemenag, berikut merupakan terjemahan QS. Al-Maidah: 48:

“Kami telah menurunkan kitab suci (Al-Qur’an) kepadamu (Nabi Muhammad) dengan (membawa) kebenaran sebagai pembenar kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan sebagai penjaganya (acuan kebenaran terhadapnya). Maka, putuskanlah (perkara) mereka menurut aturan yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu mereka dengan (meninggalkan) kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Seandainya Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikanmu satu umat (saja). Akan tetapi, Allah hendak mengujimu tentang karunia yang telah Dia anugerahkan kepadamu. Maka, berlomba-lombalah dalam berbuat kebaikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang selama ini kamu perselisihkan,” (QS. Al-Maidah: 48).

Dikutip dari E-Modul PAI Kelas X: 9—10, berdasarkan tafsir Al-Misbah, ayat tersebut mengandung pesan-pesan mulia sebagai berikut:

  1. Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT dengan haq (kebenaran), yakni haq dalam kandungannya, cara turunnya, maupun yang mengantarnya turun (Jibril AS.).
  2. Al-Qur’an berfungsi membenarkan kitab-kitab sebelumnya, yakni Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa AS, Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud AS, dan Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa AS.
  3. Al-Qur’an menjadi pengawas, pemelihara, penjaga kitab-kitab terdahulu dan menjadi tolok ukur kebenaran terhadapnya, serta menjadi saksi untuk keabsahannya. Al-Qur’an memelihara dan mengukuhkan prinsip ajaran Ilahi yang bersifat universal (kully) dan mengandung kemaslahatan abadi bagi umat manusia sepanjang masa.
  4. Allah SWT memerintahkan menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup. Hendaklah orang beriman memutuskan perkara berdasarkan kitab suci Al-Qur’an dan tidak boleh bertentangan dengannya.
  5. Tiap-tiap umat memiliki aturan (syariat) yang akan menuntunnya menuju kebahagiaan abadi. Allah SWT juga mengaruniakan jalan terang (manhaj) yang dilalui oleh manusia dalam menjalankan aturan beragama.
  6. Allah SWT menjadikan syariat Nabi Muhammad SAW sebagai penyempurna syariat para nabi terdahulu serta membatalkan syariat sebelumnya.
  7. Umat Islam diperintahkan untuk berlomba-lomba dengan sungguh-sungguh dalam berbuat kebaikan dan menghindari perdebatan yang tidak perlu hingga menghabiskan waktu sia-sia.

Kandungan QS. At-Taubah: 105

Dilansir dari laman Quran Kemenag, berikut merupakan terjemahan QS. At-Taubah: 105:

“Katakanlah (Nabi Muhammad), “Bekerjalah! Maka, Allah, rasul-Nya, dan orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu. Kamu akan dikembalikan kepada (Zat) yang mengetahui yang gaib dan yang nyata. Lalu, Dia akan memberitakan kepada kamu apa yang selama ini kamu kerjakan,” (QS. At-Taubah: 105).

Q.S. at-Taubah/9: 105 berisi perintah untuk bekerja keras (etos kerja). Seorang muslim harus menekankan bahwa semangat bekerja bukan lantaran semata-mata untuk mencari materi, tetapi merupakan wujud penghambaan seorang muslim untuk mencari rida Allah SWT.

Menurut tafsir Al-Misbah, ayat ini mendorong manusia untuk lebih mawas diri dan mengawasi amal atau pekerjaan mereka. Pesan-pesan mulia yang terkandung dalam Q.S At-Taubah, 9: 105, antara lain:

  1. Allah SWT. memerintahkan untuk beramal saleh hingga manfaatnya bisa dirasakan oleh diri sendiri maupun masyarakat luas. Amal tersebut harus dilakukan dengan ikhlas karena mengharap rida dari Allah SWT.
  2. Setiap amal akan dilihat oleh Allah SWT, Rasulullah SAW, dan mukminin di akhirat kelak. Lalu akan dibalas sesuai amal tersebut, jika amalnya baik maka mendapat pahala, sebaliknya jika amalnya buruk maka akan dibalas dengan siksa.
  3. Janganlah merasa amalnya sudah cukup banyak untuk bekal hidup di akhirat. Sifat ini akan menghambat munculnya keinginan untuk beramal saleh lagi. Tumbuhkan inisatif untuk melakukan amal saleh sehingga orang lain ikut tergerak untuk melakukannya.
  4. Setiap manusia akan kembali ke kampung akhirat dan menerima balasan amal perbuatannya. Seorang mukmin hendaklah jangan larut dengan gemerlap kehidupan duniawi hingga melalaikan akhirat yang kekal abadi.

Baca juga artikel terkait AGAMA ISLAM atau tulisan lainnya dari Nurul Azizah

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Nurul Azizah
Penulis: Nurul Azizah
Editor: Dhita Koesno