Menuju konten utama
Pendidikan Agama Islam

Etos Kerja Menurut Islam dan Dalilnya dalam Al Quran & Hadits

Berikut ini beberapa dalil etos kerja yang terdapat di Al-qur'an dan hadis, beserta penjelasannya.

Etos Kerja Menurut Islam dan Dalilnya dalam Al Quran & Hadits
Ilustrasi bekerja. foto/istockphoto

tirto.id - Setiap manusia memiliki kebutuhan untuk hidup layak dan beribadah dengan baik. Seorang muslim terutama dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan pokoknya sendiri semisal sandang, pangan dan papan.

Hidup mandiri dan tidak meminta-meminta kepada orang lain membuat seorang muslim harus mampu bekerja demi pemenuhan kebutuhan pokok tersebut.

Ada beberapa dalil etos kerja yang terdapat dalam Al Qur’an dan hadits yang menganjurkan seorang muslim bekerja untuk memenuhi kebutuhan dunianya. Bekerja jika diniatkan untuk mencari nafkah bagi diri dan keluarga yang menjadi tanggung jawabnya juga akan dinilai sebagai ibadah dan mendapat pahala.

Dalil Tentang Etos Kerja

Pekerjaan yang dilakukan kelak akan diminta pertanggung jawaban di akhirat, apakah ada hal yang buruk turut dilakukan demi mendapatkan uang seperti mencuri, korupsi, menipu atau melakukan pekerjaan yang diharamkan oleh Allah Subhanahu wata’ala.

Beberapa dalil di Al Quran dengan jelas menyebutkan keutamaan bekerja atau beramal saleh. Berikut ini ayat-ayat dan hadis yang berhubungan dengan etos kerja.

Ayat-Ayat Al-Qur'an tentang Etos Kerja

1. QS. At-Taubah ayat 105

Salah satu ayat tentang etos kerja dan melakukan amal saleh ada dalam QS. At-Taubah ayat 105 berikut ini:

وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ ۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

Artinya: “Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. At-Taubah: 105).

2. QS. Al-Jatsiah/45: 30

Bekerja dan beramal shalih adalah salah satu jalan mendapatkan rahmat dari Allah yang bisa mengantarkan kepada surga.

فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَيُدْخِلُهُمْ رَبُّهُمْ فِي رَحْمَتِهِ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْمُبِينُ

Artinya: “Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh maka Tuhan mereka memasukkan mereka ke dalam rahmat-Nya (surga). Itulah keberuntungan yang nyata.” (QS Al-Jatsiah: 30).

3. QS. Al-Bayyinah/98: 7

Seorang muslim yang beriman dan beramal shalih dengan cara bekerja dan beribadah, maka ia adalah makhluk yang memiliki harga diri, sehingga terlepas dari hinaan orang lain seperti penghinaan jika ia meminta-meminta.

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَٰئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.” (QS. Al-Bayyinah: 7)

5. QS. Al-Buruj/85: 11

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْكَبِيرُ

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh bagi mereka surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; itulah keberuntungan yang besar.” (QS. Al-Buruj: 7)

6. QS. Saba’/34: 10-11

Nabi Daud adalah manusia pertama yang diberikan ilmu oleh Allah untuk bisa melunakkan atau melebur besi dan membuat baju besi serta perkakas lainnya. Dengan ilmu tersebut, hingga kini manusia bisa mendapat banyak sekali manfaat.

وَلَقَدْ آتَيْنَا دَاوُودَ مِنَّا فَضْلًا ۖ يَا جِبَالُ أَوِّبِي مَعَهُ وَالطَّيْرَ ۖ وَأَلَنَّا لَهُ الْحَدِيدَ

Artinya: “Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Daud kurnia dari Kami. (Kami berfirman): "Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud", dan Kami telah melunakkan besi untuknya,” (QS. Saba’: 10)

أَنِ اعْمَلْ سَابِغَاتٍ وَقَدِّرْ فِي السَّرْدِ ۖ وَاعْمَلُوا صَالِحًا ۖ إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ

Artinya: “(yaitu) buatlah baju besi yang besar-besar dan ukurlah anyamannya; dan kerjakanlah amalan yang saleh. Sesungguhnya Aku melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Saba’: 11)

7. QS. Ar-Ra'd: 11

Perintah bekerja juga jelas diperintahkan Allah SWT apabila suatu kaum ingin mengubah nasibnya menjadi lebih baik.

...إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا۟ مَا بِأَنفُسِهِمْ...

Artinya: ...“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka.”...

Hadis tentang Etos Kerja

Seseorang yang makan dari hasil keringatnya sendiri, lebih utama dibanding dengan orang yang makan dari pemberian orang lain, apalagi jika ia masih kuat bekerja, sehat, dan memiliki akal. Berikut ini beberapa hadis tentang etos kerja:

1. HR. Bukhari dan Muslim

Meminta-meminta alias mengemis adalah pekerjaan yang hina di mata Islam. Hadis berikut ini menjadi dalilnya:

“Sungguh seorang dari kalian yang memanggul kayu bakar dengan punggungnya lebih baik baginya daripada dia meminta-minta kepada seseorang, baik orang itu memberinya atau menolaknya. (HR. al-Bukhari dan Muslim).

2. HR. Bukhari

Demikian juga hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari berikut ini, menyebutkan keutamaan dari makan hasil usaha sendiri:

“Dari Miqdam RA, dari Nabi Salallahu ‘alaihi wassalam beliau bersabda: “Tidak seorang pun yang makan lebih baik daripada makan hasil usahanya sendiri. Sungguh Nabi Daud Alaihissalam makan hasil usahanya.” (HR. Bukhari).

3. HR. Thabrani-Baihaqi

Dalam hadis ini disebutkan bahwa Allah mencintai umatnya yang mau bekerja dengan sungguh-sungguh.

“Sesungguhnya Allah mencintai seseorang yang apabila bekerja, mengerjakannya secara profesional”. (HR. Thabrani dan Baihaqi).

Baca juga artikel terkait AYAT AL-QURAN atau tulisan lainnya dari Cicik Novita

tirto.id - Edusains
Kontributor: Cicik Novita
Penulis: Cicik Novita
Editor: Dhita Koesno
Penyelaras: Dhita Koesno