Menuju konten utama

Surat Ash-Shaff Ayat 1-14 dan Keutamaan Membacanya

Surah As-Saff merupakan surah ke-61 dalam susunan mushaf Al-Quran. Surah ini membahas tentang akidah dan jihad di jalan Allah SWT (fi sabilillah).

Surat Ash-Shaff Ayat 1-14 dan Keutamaan Membacanya
Sejumlah santri dan santriwati membaca Al Quran bersama saat mengaji malam 'selikuran' di Pondok Pesantren Nurul Hidayah Al Mubarokah, Sempu, Andong, Boyolali, Jawa Tengah, Minggu (2/5/2021). ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/foc.

tirto.id - Surah As-Saff merupakan surah ke-61 dalam susunan mushaf Al-Quran. Surah ini membahas tentang perkara-perkara yang diridai dan dimurkai Allah SWT, termasuk orang yang menyatakan suatu hal, namun tidak mempraktikkan apa yang ia ucapkan. Berikut ini bacaan surah As-Saff, kandungan isi, dan keutamaannya.

Surah As-Saff tergolong surah Madaniyah atau surah yang diturunkan di Madinah. Ia mengandung 14 ayat. Penamaan As-Saff diambil dari ayat keempat yang mengandung kata tersebut yang artinya barisan. Konteksnya, Allah menyukai tentara Islam yang berperang dalam kondisi berbaris rapi dan teratur.

Asbabun nuzul atau sebab turun surah As-Saff berkaitan dengan permintaan para sahabat di masa kenabian yang berharap Allah menunjukkan ibadah yang paling dicintai-Nya. Lantas, Allah SWT mengabarkan bahwa amal paling baik di sisi-Nya adalah iman dan jihad.

Akan tetapi, sebagian umat Islam merasa keberatan karena jihad dipandang sebagai suatu amal yang sangat besar dan berpotensi mengorbankan nyawa. Lantas, Abdullah bin Salam berkata: "Rasulullah lalu menyampaikan ayat itu [As-Saff] kepada kami—untuk menegur sebagian kami yang merasa berat untuk berjihad,” (H.R. Tirmidzi).

Kandungan Surah As-Saff

Sayyid Quthb dalam kitab Tafsir fi Zhilalil Quran (2000) menuliskan bahwa surah As-Saff menyiratkan dua kandungan besar, yaitu mengenai akidah dan jihad di jalan Allah (fi sabilillah). Dua amalan ini saling berkaitan satu sama lain untuk membangun Islam yang kokoh di muka bumi.

Pertama, surah As-Saff membahas mengenai akidah dalam Islam dengan mengaitkannya dengan akidah umat-umat terdahulu. Pada ayat 5-6, Allah menyinggung risalah yang dibawa Nabi Musa dan Isa sebagai pendahulu risalah Muhammad SAW.

Hal demikian menandakan bahwa Islam tidak semata hadir melalui dakwah Nabi Muhammad SAW, melainkan memiliki genealogi dengan umat-umat terdahulu. Islam adalah agama yang kokoh dan relevan sepanjang zaman, sejak masa silam sampai akhir zaman.

Kedua, jika akidah berkaitan dengan keyakinan internal dalam diri sendiri, jihad adalah dakwah eksternal untuk menyebarkan Islam. Artinya, setelah umat Islam yakin dengan keimanannya, ia memiliki tugas untuk mendakwahkan Islam kepada orang lain.

Keutamaan Surah As-Saff

Surah As-Saff merupakan amalan qauliyah yang dianjurkan Islam, sebagaimana dikutip dari buku Keutamaan Al-Quran dalam Kesaksian Hadis (2011) yang dieditori Muhammad Shohib. Allah SWT menyukai orang-orang yang rutin membaca surah As-Saff.

Hal ini tergambar dalam hadis yang diriwayatkan Abdullah bin Salam, ia berkata:

"Kami saling bertanya, 'Siapakah di antara kalian yang mau menemui Rasulullah dan menanyakan, 'Amal apakah yang paling dicintai Allah?'. Namun, tidak ada satu pun dari kami yang berdiri. Kemudian Rasulullah mengirim seorang laki-laki kepada kami, lantas kami pun berkumpul, dan utusan itu membacakan kepada kami surah ini, yakni seluruh surah As-Saff," (H.R. Ahmad).

Bacaan Surat As-Saff Ayat 1-14: Latin, Arab, dan Terjemahannya

Berikut ini bacaan surah As-Saff dalam tulisan Arab, latin, dan terjemahannya.

1. سَبَّحَ لِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۚ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ

Bacaan latinnya: "Sabbaḥa lillāhi mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, wa huwal-'azīzul-ḥakīm"

Artinya: "Apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi bertasbih kepada Allah; dan Dialah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana."

2. يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَ تَقُوْلُوْنَ مَا لَا تَفْعَلُوْنَ

Bacaan latinnya: "Yā ayyuhallażīna āmanụ lima taqụlụna mā lā taf'alụn"

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?"

3. كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللّٰهِ اَنْ تَقُوْلُوْا مَا لَا تَفْعَلُوْنَ

Bacaan latinnya: "Kabura maqtan 'indallāhi an taqụlụ mā lā taf'alụn"

Artinya: "(Itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan."

4. اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الَّذِيْنَ يُقَاتِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِهٖ صَفًّا كَاَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَّرْصُوْصٌ

Bacaan latinnya: "Innallāha yuḥibbullażīna yuqātilụna fī sabīlihī ṣaffang ka`annahum bun-yānum marṣụṣ"

Artinya: "Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh."

5. وَاِذْ قَالَ مُوْسٰى لِقَوْمِهٖ يٰقَوْمِ لِمَ تُؤْذُوْنَنِيْ وَقَدْ تَّعْلَمُوْنَ اَنِّيْ رَسُوْلُ اللّٰهِ اِلَيْكُمْۗ فَلَمَّا زَاغُوْٓا اَزَاغَ اللّٰهُ قُلُوْبَهُمْۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْفٰسِقِيْنَ

Bacaan latinnya: "Wa iż qāla mụsā liqaumihī yā qaumi lima tu`żụnanī wa qat ta'lamụna annī rasụlullāhi ilaikum, fa lammā zāgū azāgallāhu qulụbahum, wallāhu lā yahdil-qaumal-fāsiqīn"

Artinya: "Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya, 'Wahai kaumku! Mengapa kamu menyakitiku, padahal kamu sungguh mengetahui bahwa sesungguhnya aku utusan Allah kepadamu?' Maka ketika mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik."

6. وَاِذْ قَالَ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ يٰبَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اِنِّيْ رَسُوْلُ اللّٰهِ اِلَيْكُمْ مُّصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرٰىةِ وَمُبَشِّرًاۢ بِرَسُوْلٍ يَّأْتِيْ مِنْۢ بَعْدِى اسْمُهٗٓ اَحْمَدُۗ فَلَمَّا جَاۤءَهُمْ بِالْبَيِّنٰتِ قَالُوْا هٰذَا سِحْرٌ مُّبِيْنٌ

Bacaan latinnya: "Wa iż qāla 'īsabnu maryama yā banī isrā`īla innī rasụlullāhi ilaikum muṣaddiqal limā baina yadayya minat-taurāti wa mubasysyiram birasụliy ya`tī mim ba'dismuhū aḥmad, fa lammā jā`ahum bil-bayyināti qālụ hāżā siḥrum mubīn"

Artinya: "Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata, “Wahai Bani Israil! Sesungguhnya aku utusan Allah kepadamu, yang membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan seorang Rasul yang akan datang setelahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).” Namun ketika Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata, “Ini adalah sihir yang nyata.”

7. وَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرٰى عَلَى اللّٰهِ الْكَذِبَ وَهُوَ يُدْعٰىٓ اِلَى الْاِسْلَامِۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَ

Bacaan latinnya: "Wa man aẓlamu mim maniftarā 'alallāhil-każiba wa huwa yud'ā ilal-islām, wallāhu lā yahdil-qaumaẓ-ẓālimīn"

Artinya: "Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah padahal dia diajak kepada (agama) Islam? Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim."

8. يُرِيْدُوْنَ لِيُطْفِـُٔوْا نُوْرَ اللّٰهِ بِاَفْوَاهِهِمْۗ وَاللّٰهُ مُتِمُّ نُوْرِهٖ وَلَوْ كَرِهَ الْكٰفِرُوْنَ

Bacaan latinnya: "Yurīdụna liyuṭfi`ụ nụrallāhi bi`afwāhihim, wallāhu mutimmu nụrihī walau karihal-kāfirụn"

Artinya: "Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, tetapi Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir membencinya."

9. هُوَ الَّذِيْٓ اَرْسَلَ رَسُوْلَهٗ بِالْهُدٰى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهٗ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهٖۙ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ

Bacaan latinnya: "Huwallażī arsala rasụlahụ bil-hudā wa dīnil-ḥaqqi liyuẓ-hirahụ 'alad-dīni kullihī walau karihal-musyrikụn"

Artinya: "Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar, untuk memenangkannya di atas segala agama meskipun orang-orang musyrik membencinya."

10. يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا هَلْ اَدُلُّكُمْ عَلٰى تِجَارَةٍ تُنْجِيْكُمْ مِّنْ عَذَابٍ اَلِيْمٍ

Bacaan latinnya: "Yā ayyuhallażīna āmanụ hal adullukum 'alā tijāratin tunjīkum min 'ażābin alīm"

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Maukah kamu Aku tunjukkan suatu perdagangan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih?"

11. تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَتُجَاهِدُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ بِاَمْوَالِكُمْ وَاَنْفُسِكُمْۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَۙ

Bacaan latinnya: "Tu`minụna billāhi wa rasụlihī wa tujāhidụna fī sabīlillāhi bi`amwālikum wa anfusikum, żālikum khairul lakum ing kuntum ta'lamụn"

Artinya: "Yaitu kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui."

12. يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَيُدْخِلْكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ وَمَسٰكِنَ طَيِّبَةً فِيْ جَنّٰتِ عَدْنٍۗ ذٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُۙ

Bacaan latinnya: "Yagfir lakum żunụbakum wa yudkhilkum jannātin tajrī min taḥtihal-an-hāru wa masākina ṭayyibatan fī jannāti 'adn, żālikal-fauzul-'aẓīm"

Artinya: "Niscaya Allah mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan ke tempat-tempat tinggal yang baik di dalam surga ‘Adn. Itulah kemenangan yang agung."

13. وَاُخْرٰى تُحِبُّوْنَهَاۗ نَصْرٌ مِّنَ اللّٰهِ وَفَتْحٌ قَرِيْبٌۗ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِيْنَ

Bacaan latinnya: "Wa ukhrā tuḥibbụnahā, naṣrum minallāhi wa fat-ḥung qarīb, wa basysyiril-mu`minīn"

Artinya: "Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang mukmin."

14. يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْٓا اَنْصَارَ اللّٰهِ كَمَا قَالَ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ لِلْحَوَارِيّٖنَ مَنْ اَنْصَارِيْٓ اِلَى اللّٰهِ ۗقَالَ الْحَوَارِيُّوْنَ نَحْنُ اَنْصَارُ اللّٰهِ فَاٰمَنَتْ طَّاۤىِٕفَةٌ مِّنْۢ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ وَكَفَرَتْ طَّاۤىِٕفَةٌ ۚفَاَيَّدْنَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا عَلٰى عَدُوِّهِمْ فَاَصْبَحُوْا ظَاهِرِيْنَ

Bacaan latinnya: "Yā ayyuhallażīna āmanụ kụnū anṣārallāhi kamā qāla 'īsabnu maryama lil-ḥawāriyyīna man anṣārī ilallāh, qālal-ḥawāriyyụna naḥnu anṣārullāhi fa āmanat ṭā`ifatum mim banī isrā`īla wa kafarat ṭā`ifah, fa ayyadnallażīna āmanụ 'alā 'aduwwihim fa aṣbaḥụ ẓāhirīn"

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penolong-penolong (agama) Allah sebagaimana Isa putra Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia, 'Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?' Pengikut-pengikutnya yang setia itu berkata, “Kamilah penolong-penolong (agama) Allah,” lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan (yang lain) kafir; lalu Kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, sehingga mereka menjadi orang-orang yang menang."

Baca juga artikel terkait SURAT ASH-SHAFF atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Addi M Idhom