tirto.id - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, mengungkapkan bahwa program sekolah rakyat akan menggunakan kurikulum yang didesain secara khusus. Adapun kurikulum tersebut disebut tailor-made dengan sistem multi-entry dan multi-exit.
“Kurikulumnya itu tailor-made curriculum. Artinya kurikulum yang didesain khusus untuk Sekolah Rakyat sistemnya itu multi-entry, multi-exit,” ujar Muti ketika ditemui wartawan usai acara Halal Bihalal di Kantor Kemendikdasmen, Senayan, Jakarta Pusat, pada Jumat (11/4/2025).
Mu’ti menjelaskan, sistem kurikulum ini menjadikan siswa tak memiliki keseragaman karena penilaiannya berbasis pada capaian belajarnya. Misalnya, siswa tak harus selalu masuk di kelas 1, melainkan dapat langsung menempati kelas di atasnya.
“Jadi mungkin saja disebut sebagai multi-entry karena dia bisa masuk di level mana saja. Disebut multi-exit itu artinya, kalau dia capaian pembelajaran sudah memenuhi, dia bisa capaian pembelajaran yang berikutnya. Jadi enggak harus tes bareng-bareng sebagai mana sekolah-sekolah formal yang ada itu,” jelasnya.
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah ini menerangkan, sistem pembelajaran ini mirip dengan sistem Syarat Kecakapan Umum (SKU) di Pramuka atau metode sorogan di Pesantren, apalagi para siswa juga akan lulus dengan waktu yang berbeda-beda.
“Basisnya adalah capaian pembelajaran,” tegas Muti.
Sementara itu, terkait dengan rekrutmen guru Sekolah Rakyat, Mu’ti mengatakan akan dikakukan secara terbuka dengan syarat telah lulus Pendidikan Profesi Guru (PPG). Adapun mengenai statusnya adalah kontrak khusus untuk sekolah rakyat.
“Nanti yang lain ada tes psikologi, ada tes lain-lain karena nanti kan gurunya itu harus tinggal di asrama dan harus menjadi guru yang mendampingi murid-murid yang berasal dari latar belakang masyarakat yang tidak mampu itu,” ungkap Mu’ti.
Untuk diketahui, proses rekrutmen peserta didik akan melalui dapodik yang diintegrasikan dengan DTSEN. Peserta didik yang termasuk pada desil 1 dan desil 2 dan tak terdata di dapodik merupakan anak yang akan diprioritaskan.
Penulis: Rahma Dwi Safitri
Editor: Andrian Pratama Taher