Menuju konten utama

3 Kultum Ceramah Singkat tentang Ikhlas dalam Beribadah

Berikut kumpulan ceramah kultum singkat tentang ikhlas dalam beribadah. Simak bagaimana contoh ceramah tentang ikhlas dalam beribadah dan ketentuannya.

3 Kultum Ceramah Singkat tentang Ikhlas dalam Beribadah
Ilustrasi ceramah atau kultum singkat tentang ikhlas dalam beribadah . (FOTO/iStockphoto)

tirto.id - Kuliah tujuh menit atau kultum ceramah singkat tentang ikhlas dalam beribadah diperlukan oleh para penceramah. Anda bisa menggunakan contoh kultum ikhlas dalam beribadah sebagai referensi, sebelum menyampaikan petuah.

Ceramah tentang ikhlas dalam beribadah dapat menjangkau perihal keimanan, kewajiban, hingga berbagai aturan lain yang memang sudah seharusnya dipegang teguh. Dengan begitu, umat Islam bisa memperoleh rasa ikhlas yang hakiki.

Berbicara tentang rasa ikhlas sendiri, diartikan sebagai bentuk penerimaan atas segala aturan Allah SWT. Sikap ikhlas tersebut dapat diterapkan untuk menyelesaikan persoalan batin, sehingga kita bisa berserah diri terhadap ketetapan-Nya.

Kumpulan Ceramah Singkat tentang Ikhlas dalam Beribadah

Terdapat berbagai macam contoh ceramah singkat tentang ikhlas dalam beribadah yang bisa dipakai sebagai bahan penulisan teks kultum. Anda bisa menyampaikan petuah di bawah ini sebagai bentuk pembelajaran atau ilham kepada sesama umat Muslim.

Berikut contoh kultum ikhlas dalam beribadah.

Contoh 1: Ceramah tentang Ikhlas dalam Beribadah

Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.

Hadirin dan jamaah sekalian, pertama-tama mari bersama-sama kita ucapkan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah mempertemukan kita.

Alhamdulillahirabilalamin.

Ucapan syukur tersebut tidak lengkap rasanya, jika tidak ditemani oleh perasaan ikhlas yang mendalam. Sehubungan dengan itu, pada kesempatan kali ini, saya akan membawakan ceramah singkat tentang ikhlas dalam beribadah.

Pernahkah Anda bosan saat menjalankan ibadah? Atau enggan melaksanakan perintah wajib akibat ada kesibukan tertentu? Situasi ini tentunya menjadi permasalahan rumit, seandainya tidak dijalankan secara sukarela.

Allah SWT telah memberikan kita aturan melalui agama Islam, sehingga berbagai ketentuan wajib harus segera dijalankan. Sebagai contohnya di bulan Ramadhan ini, masyarakat Muslim seluruh dunia berkewajiban untuk berpuasa.

Aturan itu terlampir dalam surat Al-Baqarah ayat 183, sementara ketentuan lengkapnya diatur melalui ayat 184-185. Seseorang muslim wajib menjalankan ibadah puasa karena Allah SWT, dijalankan penuh perasaan ikhlas.

Lantas, bagaimana jika kita tidak ikhlas dalam beribadah? Hal ini tentunya tidak dapat dinilai lewat orang lain, melainkan hanya bisa dipantau melalui diri sendiri. Keihklasan sesungguhnya berasal dari hati nurani masing-masing.

Semakin tinggi tingkat iman atau kepercayaan seseorang, maka keikhlasan yang mampu dipegang teguh olehnya juga semakin besar. Oleh karena itu, akhlak terpuji ikhlas mampu menyelesaikan berbagai permasalahan tanpa terpatok urusan duniawi.

Ikhlas mengajarkan kita untuk bisa beribadah tanpa memikirkan berbagai hal yang bertentangan dengan hati nurani. Orang yang sudah ikhlas dalam beribadah akan menjalankan kewajiban tersebut tanpa memikirkan hasil dan pengembalian.

Ibadah dengan ikhlas berarti semata-mata dilaksanakan karena Allah SWT. Semua hal yang diberikan kembali dipasrahkan dengan sikap tawakal dan berserah diri.

Mari kita terapkan ikhlas dalam beribadah agar tidak tersesat dalam menjalankan perintah-Nya. Semoga syafaat serta karunia-Nya selalu menyertai kita.

Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.

Contoh 2: Kultum Ikhlas dalam Beribadah

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

اَلْحَمْدُ لله الَّذِيْ أَعَزَّنَا باِلْإِيمَانِ بِهِ، وَهَدَاناَ إِلَى عَظِيمِ شَرِيْعَتِهِ، وَأَسْعَدَنَا بِاتِّبَاعِ أَفْضَلِ رُسُلِهِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، فيِ أُلُوهِيَّتِهِ وَرُبُوْبِيَّتِهِ وَأَسْمَائِهِ وَصِفَاتِهِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ، وَبَعْدُ

(Alhamdu lillahi a’azzana bil imani bih. Wahadana ila ’adzimi syari’atih. Wa as’adana bittiba’i afdhali rusulih. Asyhadu alla ilaha illallah wahdahu laa syarika lahu, fii uluuhiyyatihii, warubuubiyyatihii wa asmaaihi washifatih. Wa asyhadu anna muhammadan ’abduhu warasuluh. Allahumma Shalli Wasallim Wabarik ’ala sayyidina Muhammadin wa’ala alihi Washahbihi ajma’in. Waba’du,)

Ikhlas (إِخْلاَصٌ) berakar dari kata dalam bahasa Arab khalasha (خَلَصَ) yang berarti bersih, murni, atau jernih. Ikhlas secara sederhana dapat dimaknai dengan melakukan suatu amalan hanya untuk mengharap rida Allah Swt.

Lebih jauh lagi, ikhlas dapat dimaknai sebagai pemurnian agama dari hawa nafsu dan perilaku menyimpang, pemurnian amal dari bermacam penyakit dan noda yang tersembunyi, pemurnian ucapan dari kata-kata yang tidak berguna, dan pemurnian budi pekerti dengan mengikuti apa yang dikehendaki Allah Swt.

Hadirin kaum muslimin wal muslimat rahimakumullah,

Menjalankan sifat ikhlas terlihat seperti perkara yang mudah. Namun, manusia harus bisa menahan hawa nafsu serta bisikan setan, yang menjerumuskan. Godaan tersebut biasanya membuat seorang muslim beribadah dengan tujuan riya atau pamer.

Kendati ikhlas berada di dalam hati, terdapat tanda-tanda yang mencerminkan para pengamalnya. Beberapa tanda-tanda orang yang memiliki sifat ikhlas sebagai berikut:

  • Orang ikhlas tidak mengharap popularitas.
  • Ikhlas hadir ketika seseorang mengakui dirinya memiliki banyak kekurangan.
  • Orang ikhlas cenderung menyembunyikan amal kebaikan yang dilakukan.
  • Orang ikhlas akan marah atau cinta pada suatu perkara karena Allah Swt.
  • Orang ikhlas merasa gembira ketika saudaranya memiliki kelebihan.
Hadirin kaum muslimin wal muslimat rahimakumullah,

Demikianlah ceramah Ramadan 2023 menyentuh hati tentang ikhlas. Semoga kita diberikan hati yang ikhlas dalam menunaikan berbagai amalan di bulan Ramadan. Hati yang ikhlas akan membuat Allah Swt. menjadi rida. Amin amin ya rabbal alamin.

Akhirul kalam wabillahi taufiq wal hidayah,

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Contoh 3: Kultum Singkat tentang Ikhlas dalam Beribadah

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Segala puji bagi Allah yang telah memuliakan kita dengan iman, memberi petunjuk pada kita menuju keagungan syariat-Nya, memberikan kebahagiaan kepada kita dengan mengikuti rasul-Nya yang paling mulia.

Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah semata tanpa sekutu bagi-Nya, baik dalam uluhiyah-Nya, rububiyah-Nya, nama dan sifat-Nya. Dan aku bersaksi bahwa nabi Muhammad adalah hamba dan utusanNya. Ya Allah berikanlah rahmat, keselamatan, dan barokah kepada Junjungan kami Muhammad serta keluarga dan sahabatnya semuanya. Amma ba'du,

Alhamdulillah, kita dapat berkumpul dalam majelis ilmu yang insyaallah diberkahi Allah Swt. Pada kesempatan berbahagia ini, dai akan menyampaikan ceramah pendek Ramadan 2023 seputar akhlak mulia yakni ikhlas.

Hadirin kaum muslimin wal muslimat rahimakumullah,

Bulan Ramadan merupakan bulan yang mulia. Umat Islam tidak hanya diwajibkan berpuasa pada siang hari, tetapi juga bisa menunaikan ibadah sunah lain, seperti Salat Tarawih dan bersedekah.

Dalam menjalankan berbagai ibadah selama Ramadan, kaum muslim tentu tidak menghendaki kesia-siaan, seperti tidak berbalas pahala atau bahkan ditolak Allah Swt. Amalan yang tidak diterima sama dengan melakukan perkara sia-sia.

Lantas, bagaimana supaya amalan kaum muslim dapat diterima Allah Swt? Jawabanya adalah melakukan berbagai ibadah dengan ikhlas. Salah satu syarat diterimanya ibadah dalam Islam adalah ikhlas.

Di dalam Al-Qur’an terdapat banyak ayat yang memuat pembahasan perihal ikhlas. Salah satunya adalah Surah An-Nisa ayat 146, yang menuliskan adanya pahala besar bagi pelakunya.

Illallażīna tābụ wa aṣlaḥụ wa'taṣamụ billāhi wa akhlaṣụ dīnahum lillāhi fa ulā`ika ma'al-mu`minīn, wa saufa yu`tillāhul-mu`minīna ajran 'aẓīmā.

Artinya:

“Kecuali orang-orang yang bertobat dan memperbaiki diri dan berpegang teguh pada [agama] Allah dan dengan tulus ikhlas [menjalankan] agama mereka karena Allah. Maka, mereka itu bersama-sama orang-orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan pahala yang besar kepada orang-orang yang beriman,” (QS. An-Nisa [4]: 146).

Islam membagi ikhlas menjadi 3 tingkatan, mulai yang tertinggi hingga terendah. Pertama, ikhlas berupa hanya mengharap rida Allah Swt. Ikhlas ini adalah yang tertinggi karena semua perbuatan semata-mata dilakukan demi mencari rida Allah, tanpa mengharap imbalan atau perhatian orang lain seperti pujian, simpati, harta, dan sebagainya.

Kedua, ikhlas berupa mengharap surga dan minta dihindarkan dari neraka. Allah Swt. menjanjikan balasan surga dan menjauhkan dari neraka bagi kaum muslim yang berbuat baik serta amal saleh.

Ketiga, ikhlas berupa mengharap berkah dunia dari Allah Swt. Ikhlas ini merupakan tingkatan yang paling rendah. Kendati demikian, Allah Swt. memang telah menjanjikan hal itu kepada kaum muslim. Sebagai contoh, orang menjalankan Salat Duha karena mengharap keluasan rezeki.

Mari bersama-sama kita ikhlaskan diri kita dalam beribadah. Semoga amal serta ibadah yang kita jalankan secara ikhlas bisa memberikan syafaat yang berlimpah, amin.

Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.

Baca juga artikel terkait EDUKASI DAN AGAMA atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Edusains
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Fadli Nasrudin
Penyelaras: Yuda Prinada