Menuju konten utama

Kata Wagub Bali soal Ratusan Siswa SMP di Buleleng Tak Bisa Baca

Giri mengatakan permasalahan di Kabupaten Buleleng tersebut merupakan bahan evaluasi yang penting.

Kata Wagub Bali soal Ratusan Siswa SMP di Buleleng Tak Bisa Baca
Wakil Gubernur Bali, I Nyoman Giri Prasta, di Kantor DPD PDI Perjuangan, Denpasar, Senin (21/04/2025). tirto.id/Sandra Gisela

tirto.id - Wakil Gubernur (Wagub) Bali, I Nyoman Giri Prasta, mengungkap penyebab ratusan siswa SMP di Kabupaten Buleleng yang tidak bisa membaca. Menurut dia, terdapat unsur kesalahan pendidik atau orang tua dalam perkara tersebut. Selain itu, kondisi sang anak yang mengalami keterbelakangan mental juga turut menjadi faktor.

“Jadi kami akan lakukan pembinaan terhadap persoalan ini sehingga apa pun yang terjadi, pokoknya itu (siswa SMP di Buleleng) harus bisa baca tulis, sesuai dengan kemampuan dia,” ungkap Giri di Kantor DPD PDI Perjuangan, Denpasar, Senin (21/4/2025).

Giri mengeklaim sudah berkoordinasi dan mendapat arahan dari Gubernur Bali, Wayan Koster, mengenai permasalahan di Kabupaten Buleleng tersebut. Permasalahan itu juga sudah dibicarakan dengan Bupati Buleleng, I Nyoman Sutjidra, dan Wakil Bupati Buleleng, Gede Supriatna.

“Kami koordinasi dengan kepala dinas dan kita akan menggerakkan semua komponen masyarakat. Nanti akan ada juga rumah pintar. Ada organisasi masyarakat yang akan mengedukasi, akan memberikan bantuan juga terhadap hal itu,” kata dia.

Permasalahan di Kabupaten Buleleng tersebut, menurut Giri, merupakan bahan evaluasi yang penting. Dia mengatakan anak muda adalah generasi penerus bangsa, sehingga permasalahan literasi di Provinsi Bali harus diselesaikan dan tidak boleh terjadi lagi. Namun, untuk saat ini, belum ditemukan fenomena serupa di tempat lainnya.

“Belum mendengar informasi dari kabupaten yang lain,” kata Giri.

Terpisah, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Buleleng mencatat ada 363 siswa SMP, baik sekolah swasta maupun negeri, yang tidak lancar membaca dan tidak bisa membaca di kabupaten tersebut. Angka ini dibagi menjadi dua kategori, yaitu tidak lancar membaca (TLM) sebanyak 208 siswa SMP dan tidak bisa membaca (TBM) sebanyak 155 siswa SMP. Total seluruh siswa SMP di Kabupaten Buleleng adalah 34.062 orang.

“Kurang lebih dari sekitar 60 sekolah. Jadi sebarannya tersebar di beberapa sekolah, tidak di satu sekolah. Persentase dari 34 ribu sekian siswa SMP di Buleleng yang kemampuan membacanya rendah itu 0,011 persen,” kata Sekretaris Disdikpora Kabupaten Buleleng, Ida Bagus Gde Surya Bharata, Senin (21/4/2025).

Penyebab dari ratusan siswa SMP tidak bisa membaca tersebut bermacam-macam. Dari data yang dihimpun oleh Disdikpora Kabupaten Buleleng, sebanyak 45 persen karena kurangnya motivasi belajar, 21 persen karena kekurangan dukungan keluarga atau orang tua, 19 persen karena disleksia, 10 persen karena disabilitas, dan 5 persen karena pembelajaran tidak tuntas.

“Itu ada yang disebabkan karena belum tuntasnya belajar, ada berikutnya faktor disleksia, sudah memang ada bawaan sejak lahir. Ada juga keterlambatan (membaca) dan difabel. Ada juga yang istilahnya kondisi keluarga yang memengaruhi dan ada juga yang dipengaruhi oleh faktor motivasi dari siswa itu sendiri,” kata dia.

Bharata mengatakan, Disdikpora Kabupaten Buleleng akan melakukan pendampingan secara khusus selama 6 bulan ke depan untuk siswa-siswa yang tidak bisa membaca dan tidak lancar membaca tersebut. Rencananya, akan dimonitor setiap bulannya untuk mengetahui adanya kemajuan dalam langkah intervensi itu.

“Untuk mengantisipasi, nanti saat mau tahun ajaran baru, kami akan melakukan pendataan kelas 4, 5, dan 6, kemudian kami akan men-drill nanti untuk bisa membaca. Kami akan memberikan pemahaman membaca kepada mereka. Bapak dan ibu guru nanti diberikan pendampingan, jika ada nanti peserta didiknya yang mengalami keterlambatan dalam mengenal huruf atau membaca. Sudah akan ada pelatihan untuk itu,” pungkas Bharata.

Baca juga artikel terkait SISWA SMP atau tulisan lainnya dari Sandra Gisela

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Sandra Gisela
Penulis: Sandra Gisela
Editor: Abdul Aziz