tirto.id - Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker), Immanuel Ebenezer Gerungan, mengaku Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menemukan banyak perusahaan aplikator ojek online (ojol) yang memanipulasi data dalam pelaporan pembayaran bantuan hari raya (BHR) Lebaran 2025 kepada mitra ojolnya.
Pria yang akrab disapa Noel itu menyatakan, temuan itu diperoleh saat pihak Kemnaker melakukan evaluasi terkait pembayaran BHR, bahkan ditemukan juga perusahaan aplikator yang tidak memberikan data pemberian BHR-nya.
“Kami marah ya, karena mereka yang berbohong sama kami. Ada yang berbohong, udah enggak ngasih data, ngebohongin kami lagi,” ujar Noel saat ditemui di Kantor Vokasi Kementerian Ketenagakerjaan, Jakarta, Senin (21/4/2025).
Meski demikian, dia tidak merinci lebih detail perusahaan aplikator mana yang berbohong dalam melaporkan realisasi pemberian BHR. Namun, dia mengatakan, bukan berarti semua perusahaan aplikator melakukan pelanggaran tersebut, misalnya PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. Berdasarkan data penerima BHR Lebaran 2025, Gojek memberikan BHR senilai Rp50 ribu per orang, dan ada ojol yang tidak mendapatkan BHR sama sekali.
Sebelumnya, Noel mengaku telah menyampampaikan evaluasi kepada aplikator ojek daring yang hanya memberikan bantuan hari raya (BHR) Idulfitri 2025 senilai Rp50 ribu ke pengemudi. Hal itu disampaikan dalam pertemuan dengan sejumlah pihak aplikator di Kantor Kemnaker, Jakarta Selatan, Kamis (10/4/2025).
"Sedikit ada situasi yang membuat saya marah karena ada hal yang membuat kami tersinggung terkait kawan-kawan [pengemudi ojek daring] ada yang tidak dapat BHR. Ada yang cuma dapat Rp50 ribu BHR-nya," ujarnya.
Menurut Noel, pihak aplikator berdalih ada sejumlah kriteria yang harus dipenuhi pengemudi ojek daring agar mendapatkan BHR dengan nilai tinggi. Salah satu kriteria tersebut adalah keaktifan pengemudi.
Penulis: Nabila Ramadhanty
Editor: Andrian Pratama Taher