tirto.id - Organisasi masyarakat Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah ikut turut berduka cita atas meninggalnya Pemimpin Takhta Suci Vatikan, Paus Fransiskus, Senin (21/4/2025).
Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir, menyampaikan rasa belasungkawanya atas wafatnya Pemimpin Takhta Suci Vatikan, Paus Fransiskus, yang mengembuskan nafas terakhirnya pada Senin (21/4/2025) pukul 07.35 waktu setempat.
"Ikut belasungkawa atas meninggalnya Paus Fransiskus pada senin pagi (21/4/2024) waktu Roma Vatikan. Beliau dikenal sebagai tokoh yang humanis, sederhana, dan penebar damai di ranah global," kata Haedar saat dihubungi Tirto, Senin (21/4/2025).
Haedar mengenang pertemuannya dengan Fransiskus dan menyebutnya sebagai sosok yang santun dan humoris. Kerendahan hatinya, menurut Haedar, membuat setiap orang yang menemui Fransiskus akan selalu memiliki kenangan baik, terlebih Paus Fransiskus juga dikenal bersahaja dan dan memiliki julukan sebagai "Miserando atque eligendo" atau "Rendah Hati dan Terpilih".
"Ketika kami bertemu langsung beliau di Vatikan pada 24 Februari 2024 dalam rangka menerima Zayed Award for Human Fraternity, penerimaannya penuh persaudaraan, penyantun, bahkan diselingi humor yang hangat," kata Haedar.
Haedar merasa kehilangan atas wafatnya Paus Fransiskus di usianya yang ke-88. Menurutnya, Fransiskus memiliki semangat dalam mengusung perdamaian dan perjuangan kemanusiaan yang jasanya akan dikenang abadi walaupun jasadnya kini telah berpulang.
"Karenanya, kita kehilangan tokoh dan pemimpin utama Katolik yang hidupnya diabdikan untuk kehidupan kemanusiaan yang religius, saling toleran dan menyayangi, serta menegakkan perdamaian untuk dunia," kata dia.
Dia berharap inspirasi dan keteladanan dari Paus Fransiskus dapat diabadikan oleh seluruh umat manusia di tengah kondisi global yang carut-marut karena ditunggangi oleh tokoh politik dunia anti-damai.
"Semoga inspirasi dan jejak Paus Fransiskus untuk kemanusiaan dan perdamaian dunia menjadi salah satu pendorong terciptanya tatanan dunia damai yang masif dan autentik, ketika panggung global saat ini masih diwarnai oleh perangai sebagian tokoh politik dunia yang ugal-ugalan dan anti-damai!" katanya.
Ketua PBNU, Ahmad Fahrur Rozi, turut menyampaikan rasa belasungkawanya atas kepergian Paus Fransiskus. Dia mengenang pertemuannya dengan Paus Fransiskus saat kunjungannya ke Indonesia tepatnya di Masjid Istiqlal. Dia terkesan dengan gaya dan sikap dari Paus Fransiskus yang menampilkan kesederhanaan dan keanggunan dalam bertutur kata.
"Saya melihat beliau sebagai sosok yang sangat ramah, anggun dalam kesederhanaannya, dalam gaya bicara dan berinteraksi dengan orang lain," kata Fahrur saat dihubungi Tirto.
Senada dengan Haedar, Fahrur menilai bahwa sosok Paus Fransiskus akan dikenang abadi oleh masyarakat dunia sebagai sosok yang membawa pesan toleransi dan mendorong perdamaian dengan dialog. Menurutnya, Paus Fransiskus tidak hanya menjadi teladan bagi umat Katolik, namun juga umat beragama lainnya.
"Paus menjadi teladan bagi umat Katolik dan juga bagi umat dari agama lain, karena sikapnya yang penuh kasih, kita ikut mengucapkan duka cita sedalam dalamnya," katanya.
Penulis: Irfan Amin
Editor: Andrian Pratama Taher