tirto.id - Paus Fransiskus meninggal dunia pada Senin (21/4/2025) pukul 07.35 waktu setempat. Sepeninggal Pope Francis, akan dilakukan suksesi untuk memilih Uskup Roma sekaligus pemimpin Katolik dunia. Sejumlah nama digadang-gadang akan mengisi tampuk kepemimpinan tertinggi umat Katolik dunia.
Paus Fransiskus memimpin umat Katolik dunia selama 12 tahun, sejak dinobatkan sebagai pemimpin tertinggi Vatikan pada 13 Maret 2013. Paus Fransiskus merupakan Uskup Roma ke-266. Pope Francis sebelumnya menggantikan Paus Benediktus XVI yang mengundurkan diri pada Februari 2013.
Paus Fransiskus yang lahir di Buenos Aires, Argentina, 17 Desember 1936 ini, dikenal sebagai sosok bersahaja. Sosok bernama asli Jorge Mario Bergoglio itu pernah sekali mengunjungi Indonesia, tepatnya pada September 2024.
Paus Fransiskus wafat di usia 88 tahun. Sebelum mangkat, kondisi kesehatan Paus dikabarkan sudah menurun. Pope Francis dirawat di rumah sakit karena phenumea ganda, hingga akhir Maret 2025. Paus wafat tak lama usai menghadiri peringatan Paskah di Vatikan pada Minggu (20/4/2025). Siapa pengganti Paus Fransiskus?
Siapa Saja Calon Pengganti Paus Fransiskus?
Secara tradisi, suksesi kepemimpinan Gereja Katolik Roma akan dilakukan dengan rangkaian Konklaf Kepausan. Dalam proses itu, seorang Paus baru akan dipilih oleh Dewan Kardinal.
Sebagai catatan, pemilik hak suara pemilihan Paus ialah mereka yang masih berusia di bawah 80 tahun. Hingga Januari 2025, diperkirakan ada 138 elektor dari 252 kardinal yang dapat terlibat dalam Konklaf Kepausan.
Proses pemilihan Paus baru umumnya digelar melalui 4 putaran pemungutan suara. Setidaknya butuh waktu 2-3 pekan lamanya untuk mengetahui Paus baru yang akan memimpin umat Katolik dunia. Cek kandidat calon pengganti Paus Fransiskus:
Daftar Kandidat Pengganti Paus Fransiskus
Beberapa nama digadang-gadang akan mengisi tampuk kosong kepemimpinan umat Katolik dunia. Media asal Inggris, The Independent dalam laporanya, merangkum sejumlah nama kuat calon Paus itu, mengacu buku “The Next Pope: The Leading Cardinal Candidates” yang ditulis Edward Pentin pada 2020.Berikut ini daftar kandidat calon pengganti Paus Fransiskus:
1. Kardinal Pietro Parolin
Kardinal Pietro Parolin merupakan sekretaris negara Vatikan, yang kini jadi salah satu kandidat terkuat Paus baru. Kardinal Pietro Parolin menjabat sebagai sekretaris negara Vatikan sejak 2013.Pietro Parolin lahir di Schiavon, Italia, pada 17 Januari 1955. Melansir laman resmi otoritas Vatikan, Pietro Parolin sudah ditasbihkan sebagai pendeta sejak 27 April 1980. Ia sebelumnya masuk seminari Vicenza sejak usia 14 tahun.
Pada 1986, Parolin juga memperoleh gelar dalam hukum kanon di Universitas Kepausan Gregorian. Sejak 2000, Parolin telah bekerja dengan Uskup Attilio Nicora. Pada 30 November 2002, ia diangkat sebagai Wakil Sekretaris Bagian Sekretariat Negara untuk Hubungan dengan Negara.
Singkat cerita, Parolin diangkat sebagai sekretaris negara Vatikan pada 31 Agustus 2013. Parolin menduduki jabatan tersebut dengan diangkat langsung oleh Paus Fransiskus.
2. Kardinal Luis Antonio Tagle
Kardinal Luis Antonio Tagle merupakan tokoh Katolik asal Filipina. Ia saat ini menjabat di departemen evangelisasi. Luis Antonio Tagle merupakan Kardinal ke-7 asal Filipina yang lahir di Manila pada 21 Juni 1957.Semasa di Filipina, Luis Antonio Tagle masuk seminari dan belajar belajar filsafat di Universitas Athenaeum Manila, serta belajar teologi di Sekolah Teologi Loyola. Ia ditahbiskan menjadi diakon pada 18 Juli 1981 dan menjadi imam pada 27 Februari 1982.
Di periode awalnya sebagai imam, Antonio Tagle melayani paroki dan sebagai direktur spiritual Seminari Teologi Keuskupan di Imus. Ia kemudian menjadi rektor di tempat tersebut. Ia mengajar filsafat dan teologi di Seminari Sabda Ilahi dan San Carlos serta di Sekolah Teologi Loyola.
Lalu tahun 1985, Antonio Tagle dikirim ke Universitas Katolik Amerika di Washington DC. Ia memperoleh lisensi dalam teologi sakral pada tahun 1987 dan gelar doktor dengan predikat summa cum laude pada tahun 1991.
Sekembalinya ke Imus pada tahun 1992, ia menjabat sebagai Rektor Seminari. Ia juga menjadi anggota Dewan Konsultan dan Dewan Presbiteral serta Vikaris Episkopal untuk religius.
Singkatnya, pada Pada 13 Oktober 2011, Antonio Tagle diangkat menjadi Uskup Agung Manila. Antonio Tagle diangkat sebagai Kardinal oleh Benediktus XVI pada 24 November 2012.
Pada 2013, Antonio Tagle berpartisipasi dalam Konklaf 2013, yang menetapkan Paus Fansiskus sebagai pemimpin Gereja Katolik Roma. Salah satu paling anyar, pada 8 Desember 2019, Paus Fransiskus mengangkat Antonio Tagle sebagai Prefek Kongregasi untuk Evangelisasi Bangsa-Bangsa.
3. Kardinal Peter Erdo
Kardinal Peter Erdo dikenal sebagai seorang mantan pemimpin Dewan Konferensi Uskup Eropa. Kardinal Peter Erdo lahir di Budapest pada tanggal 25 Juni 1952. Ia anak pertama dari 6 bersaudara. Keluarganya dikenal sebagai intelektual Katolik.Melansir laman resmi Vatikan, Peter Erdo pertama kali ditahbiskan sebagai pendeta pada 18 Juni 1975 di Budapest. Kurun 1975-1977, Peter Erdo melayani di sebuah paroki di kota Dorog. Ia memperoleh gelar Doktor Teologi pada tahun 1976.
Kemudian pada 1977-1980, Peter Erdo belajar di Institutum Utriusque Iuris Universitas Kepausan Lateran di Roma. Ia lantas memperoleh gelar Doktor Hukum Kanon (1980). Ia juga menjadi profesor teologi Esztergom selama medio 1980-1986.
Peter Erdo juga pernah menjadi dosen pada 1986-1988. Lalu pada 1988-2002 menjadi profesor tamu di Universitas Kepausan Gregorian. Dari tahun 1988 hingga 2002 ia menjadi profesor Hukum Kanon dan dari tahun 1988 hingga 2003 menjadi Rektor Universitas Katolik Péter Pázmány.
Di samping itu, dari tahun 1996 hingga 2003 ia juga menjadi Dekan Institut Hukum Kanon pascasarjana. Pada tanggal 5 November 1999, ia dicalonkan oleh Paus Yohanes Paulus II sebagai Uskup Tituler Puppi dan Uskup Pembantu Székesfehérvár, dan menerima tahbisan episkopal pada tanggal 6 Januari 2000.
Peter Erdo punya peran besar dalam sejarah suksesi Gereja Katolik Roma. Sebab, ia berpartisipasi dalam konklaf April 2005, yang memilih Paus Benediktus XVI. Juga dalam konklaf Maret 2013, yang memilih Paus Fransiskus.
4. Kardinal Matteo Zuppi
Kardinal Matteo Zuppi saat ini menjabat sebagai presiden Konferensi Episkopal Italia sejak Mei 2022, yang diangkat oleh Paus Fransiskus. Matteo Zuppi merupakan sosok kelahiran Roma, Italia, pada 11 Oktober 1955.Semasa muda, Matteo Zuppi tercatat sebagai mahasiswa Virgilio Lyceum pada 1973. Kemudian, memperoleh gelar sarjana sastra dan filsafat dari Universitas Roma “La Sapienza”, dengan tesis tentang sejarah agama Kristen.
Matteo Zuppi masuk seminari di keuskupan pinggiran kota Palestrina, mengikuti kursus persiapan untuk menjadi imam di Universitas Kepausan Lateran. Di tempat itu, ia juga memperoleh gelar sarjana teologi.
Ia ditahbiskan sebagai imam bagi para klerus Palestrina pada tanggal 9 Mei 1981. Ia ditahbiskan di Roma pada tanggal 15 November 1988, dan juga menjabat sebagai rektor gereja Santa Croce alla Lungara dari tahun 1983 hingga 2012.
Sementara itu, pada tanggal 27 Oktober 2015, Paus Fransiskus mengangkat Metteo Zuppi menjadi Uskup Agung Bologna. Pada tanggal 22 Mei 2022, Matteo Zuppi ditetapkan sebagai presiden Konferensi Episkopal Italia.
5. Kardinal Raymond Leo Burke
Kardinal Raymond Leo Burke merupakan tokoh Katolik yang lahir pada 30 Juni 1948 di Richland Center, Wisconsin, AS. Ia mengenyam pendidikan sekolah menengah dan perguruan tinggi di La Crosse, Wisconsin. Lalu menjadi sarjana Basselin di Universitas Katolik Amerika pada tahun 1971.Ia ditahbiskan sebagai imam oleh Paus Paulus VI pada tanggal 29 Juni 1975 di Basilika Santo Petrus, setelah belajar di Universitas Kepausan Gregorian di Roma. Berikutnya, ia menjabat sebagai rektor asosiasi di Katedral St. Joseph the Workman dan mengajar agama di Sekolah Menengah Aquinas.
Pada tahun 1980, ke Roma dan memperoleh gelar doktor hukum kanon dari Universitas Kepausan Gregorian. Berikutnya, pada Desember 2003, ia diangkat menjadi Uskup Agung Saint Louis. Hingga menjadi Prefek Mahkamah Agung Signatura Apostolik pada Juni 2008.
6. Kardinal Peter Turkson
Kardinal Peter Turkson meruapakan tokoh Katolik kelahiran Nsuta-Wassaw, Ghana, 11 Oktober 1948. Semasa muda, ia ditahbiskan untuk Keuskupan Agung Cape Coast pada Juli 1975.
Peter Turkson juga menempuh studi di Roma, tepatnya di Pontifical Biblical Institute, memperoleh lisensi dalam Kitab Suci (1976-1980). Lalu mulai mengerjakan tesis doktoralnya (1987-1992) dan juga meraih gelar master dalam Teologi dan Keilahian dari St. Anthony-on-Hudson, Conv. Franciscan Seminary, New York.
Dari tahun 1975-76 dan 1980-1981 ia menjabat sebagai anggota staf di Seminari St Theresa, dan dari tahun 1981-1987 sebagai anggota staf di Seminari St Peter. Ia menjabat sebagai Pendeta Sementara dan Dosen di University of Cape Coast (1984-1986) dan Dosen Tamu di Seminari Tinggi Katolik, Anyama, Pantai Gading (1983-1986). Ia telah menjadi Rektor Universitas Katolik Ghana sejak 2003.
Singkatnya, pada tanggal 24 September 2013, Turkson dikukuhkan Paus Fransiskus sebagai Presiden Dewan Kepausan untuk Keadilan dan Perdamaian. Pada 31 Agustus 2016, Kardinal Turkson diangkat menjadi Prefek Departemen baru untuk Pelayanan Pengembangan Manusia Integral.
Selama hidupnya, Turkson telah berpartisipasi dalam konklaf April 2005, yang memilih Paus Benediktus XVI. Serta dalam konklaf Maret 2013, yang memilih Paus Fransiskus.
Editor: Yantina Debora