Menuju konten utama

Kisah Anton: Memimpin Jalan Salib di Bawah Ancaman Penggusuran

Bagi Anton, keteguhan hati berjuang untuk mempertahankan tempat tinggalnya dari ancaman penggusuran selaras dengan imannya.

Kisah Anton: Memimpin Jalan Salib di Bawah Ancaman Penggusuran
Antonius Yosef Handriutomo saat memimpin pembakaran dosa sebagai puncak rangkaian ibadah Jalan Salib di Jumat Agung Gereja Santo Antonius Padua Kotabaru, Jumat (18/4/2025). Tirto.id/Siti Fatimah.

tirto.id - Sinar mentari masih teduh saat Gereja Santo Antonius Padua Kotabaru di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mulai ramai dihadiri umat untuk ibadah dalam Pekan Suci Paskah. Salah satu hari peting dalam peringatan Penyaliban Yesus Kristus dan wafat-Nya di Golgota ini adalah Jumat Agung.

Dalam keheningan, umat yang hadir khikmat mengikuti rangkaian ibadah Jalan Salib yang berisi 14 pemberhentian. Usai pemberhentian terakhir, seorang pria berusia 59 tahun yang merapalkan doa terlihat keluar dari gereja. Pria tersebut mengenakan jubah putih dan diiringi oleh beberapa remaja. Dia berjalan menuju Pohon Dosa kemudian bersimpuh di bawahnya.

Di sana, mereka menyulut api dari catatan dosa yang ditulis oleh umat. Ribuan lembar pengakuan yang telah dikumpulkan sejak Rabu Abu atau permulaan masa Pra-Paskah sekitar 40 hari lalu.

Upacara pembakaran dosa merupakan perlambang penghapusan manusia lama untuk menjadi manusia baru. Ritual ini jadi puncak ibadah Jalan Salib yang dilaksanakan di Gereja Santo Antonius Padua Kotabaru pada Jumat Agung (18/4/2025).

Pembakaran catatan dosa

Pembakaran catatan dosa umat Gereja Santo Antonius Padua Kotabaru pada Jumat Agung (18/4/2025). Tirto.id/Siti Fatimah.

Ibadah tersebut dipimpin oleh seorang prodiakon atau pemimpin umat yang dipilih dari umat dan diangkat oleh uskup untuk suatu tugas tertentu. Sementara prodiakon yang didapuk memimpin Jalan Salib Jumat Agung di Gereja Kotabaru adalah Antonius Yosef Handriutomo, atau akrab disapa Anton.

Kegiatan memimpin memang sudah melekat pada Anton. Dia bahkan dipercaya sebagai Ketua RW 1 di Kelurahan Bausasran, Kemantren Danurejan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Wilayah dalam pimpinan Anton tersebut saat ini tengah bersengketa dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) lantaran masuk dalam rencana beautifikasi Stasiun Lempuyangan.

Dalam kemelut ancaman penggusuran, Anton justru meneguhkan amanah untuk menjadi prodiakon Jalan Salib Jumat Agung di Gereja Kotabaru sebagai rangkaian Paskah 2025.

"Hari ini saya memimpin umat beribadah Jalan Salib di Gereja Santo Antonius Padua Kotabaru," sebut Anton diwawancarai di rumahnya, jalan Lempuyangan Nomor 20, RT02/RW01, Kelurahan Bausasran, Kota Yogyakarta, pada Jumat (18/4/2025).

Anton mengatakan, keteguhan hatinya berjuang untuk mempertahankan tempat tinggal selaras dengan imannya. "Ya saya menjalankan dengan sepenuh hati, karena memang ini adalah bagaimana kami meneladani Yesus," tuturnya.

Anton bercerita bahwa Yesus disalahkan untuk sesuatu yang tidak dilakukan dan hanya dikorbankan. Meskipun demikian, Yesus tetap menjalani hukuman hingga akhirnya wafat di Golgota.

Dalam kemelut penggusuran itu, Anton memimpin warganya agar tetap kompak. Seperti beberapa hari lalu, warga menolak petugas PT KAI yang akan melakukan pengukuran rumah mereka tinggali sebagai rencana beautifikasi Stasiun Lempuyangan.

Warga Lempuyangan Menolak Penggusuran PT KAI

Spanduk penolakan warga jalan Lempuyangan RT 02 RW 01 Kelurahan Bausasran, Kemantren Danurejan, Kota Yogyakarta, DIY atas rencana penggusuran oleh PT KAI, pada Rabu (9/4/2025). Tirto.id/Siti Fatimah.

Beriringan dengan perjuangan Anton, Gereja Kotabaru mengusung tema Paskah 2025 "Kebangkitan Kristus: Menguatkan Iman, Harapan, dan Keberanian untuk Bersaksi."

"Jadi jelas, di sini dengan adanya Paskah, iman kami lebih dikuatkan. Terutama dalam menghadapi halangan, rintangan, cobaan, segala sesuatu tetutama dalam hal ancaman bayang-bayang dari penggusuran ini," ucap Anton.

Anton menyakini dengan imannya, jalan Tuhan pasti akan menemui keindahan di waktu yang tepat. Maka Paskah tahun ini memiliki khususan bagi Anton. "Itu momennya sangat meneguhkan hati. Kita hadapi semua permasalahan yang ada dengan sebaik-baiknya," ucapnya.

Anton mengaku telah mempersiapkan diri untuk memimpin Jalan Salib di Jumat Agung di Gereja Kotabaru sejak jauh hari. Dia pun telah ditunjuk untuk memimpin jalannya ibadah ini sebelum sengketa lahan Tegalan Lempuyangan meledak.

"Dengan adanya Paskah, iman kami lebih dikuatkan. Terutama dalam menghadapi halangan, rintangan, cobaan, segala sesuatu tetutama dalam hal ancaman bayang-bayang dari penggusuran ini."

- Antonius Yosef Handriutomo

Antonius Yosef Handriutomo

Antonius Yosef Handriutomo berfoto bersama petugas pembawa salib di Gereja Santo Antonius Padua Kotabaru. Gereja Kotabaru/Solichin.

Setelah disibukkan oleh kasus sengketa lahan yang mencuat, Anton pun tetap meneguhkan diri mengemban amanah sebagai prodiakon. "Di tengah kemelut seperti ini, saya harus bisa membagi waktu saya," ucapnya.

Pada satu sisi, Anton memberi perhatian terhadap warga yang terancam penggusuran. Sementara di gereja, dia harus memimpin ibadah.

Anton membeberkan, sengketa lahan dengan PT KAI saat ini menyasar 14 bangunan yang jadi tempat tinggal warga RT 02 RW 01. Kebetulan, tetangga sebelah barat rumah Anton, merupakan pensiunan PT KAI dan beragama Kristen Protestan. Satu rumah lagi ke barat, merupakan warga beragama Kristen Katolik.

"Kekerabatan kami baik [termasuk warga muslim] dan justru ini jadi momen saya menguatkan tetangga Kristen Protestan dan Katolik, yuk sama-sama mumpung ini Paskah kita harus kuat harus tabah menghadapi semuanya," ujarnya.

Dalam doa dan pengharapannya sebagai pemimpin, Anton memohon agar Tuhan senantiasa memberinya petunjuk terbaik.

"Bagaimana kami berjuang, mengupayakan yang terbaik bukan hanya bagi saya sendiri selaku korban, tapi juga saya sebagai seorang RW. Di mana seorang RW harus ngayomi warga kami, terutama warga yang terancam adanya penggusuran," tuturnya.

Anton memohon petunjuk Tuhan supaya diberikan jalan agar dia dan warganya dalam menempuh perlawanan dengan PT KAI dapat berjalan secara baik dan benar. Dia tidak menginginkan adanya tindakan anarkis dan pergerakan massa.

Kini, Anton dan warga telah berkonsultasi dengan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta. Mereka akan melawan menggunakan jalur hukum. "Kami gunakan semuanya secara legal," tegasnya.

Sementara waktu ini, Anton menyebut dirinya dan warga mengambil jeda. Sama seperti ritus dalam Pekan Suci Paskah, yang di dalam rangkaiannya, terdapat hari Sabtu Sunyi atau Sabtu Suci.

"Intinya, kami warga tidak akan melakukan action apa pun sambil menunggu audiensi oleh GKR Mangkubumi terhadap warga dan PT KAI," paparnya. Ia juga menambahkan bahwa pihaknya menunggu hingga audiensi terwujud.

"Kami bersifat pasif dulu, sambil menunggu reaksi dari PT KAI. Kami sudah menyatakan pada GKR Mangkubumi saat hadir ke Keraton. Kami akan mengikuti aturan yang ada," tandasnya.

Perbincangan kami berakhir karena Anton harus bersiap untuk kebaktian di Gereja Santo Antonius Padua Kotabaru. Dia kembali dipercaya untuk melakoni peran penting beribadatan untuk membagikan komuni.

Sebelum bertandang ke rumah Anton, saya mewawancarai Romo Nicolaus Devianto Fajar Trinugroho. Dia menjelaskan Jumat Agung merupakan waktu saat umat merenungkan kisah sengsara Tuhan Yesus Kristus. Umat diajak untuk mengikuti perjalanan Yesus ketika ditangkap hingga akhirnya disalib dan wafat di kayu salib.

"Jadi dalam ibadah Jumat Agung, suasana yang dibangun adalah suasana hening, sedih, kehilangan, penyesalan atas kerapuhan umat, karena Dia disalib atas segala dosa umat," jelas Romo Nico.

Romo Nico pun mengungkap, Gereja Santo Antonius Padua Kotabaru menggelar tiga rangkaian ekaristi dengan tiap pelaksanaannya mampu menampung 3.000 jemaat.

Gereja yang dibangun sekitar 1920-an pada masa Kolonial Belanda ini dipandamg memiliki nilai Kekatolikan yang tinggi. Oleh sebab itu, Vio Nafurbenan yang datang dari Manokwari, Papua Barat memilih untuk melaksanakan ibadah di gereja ini.

"Saya datang bersama dua putri saya. Semoga banyak hal yang menjadi lebih baik lagi setelah kebangkitan Paskah," tandas perempuan 42 tahun itu.

Baca juga artikel terkait PASKAH atau tulisan lainnya dari Siti Fatimah

tirto.id - News
Reporter: Siti Fatimah
Penulis: Siti Fatimah
Editor: Rina Nurjanah