Menuju konten utama
Sejarah Islam

Cara Penyebaran Islam di Indonesia dan Sejarah Perkembangannya

Penyebaran Islam di Indonesia dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari perkawinan, perdagangan, hingga tasawuf. Baca penjelasan lengkapnya di artikel ini.

Cara Penyebaran Islam di Indonesia dan Sejarah Perkembangannya
Masjid Al-Aqsha Menara Kudus di Jawa Tengah. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/aww.

tirto.id - Sejarah masuknya ajaran Islam di Nusantara ditengarai sudah terjadi sejak abad ke-7 Masehi. Cara penyebaran Islam di Indonesia mulai masa itu cukup beragam, dari perkawinan, pendidikan, kesenian, politik, hingga terkait ajaran tasawuf.

Penelitian Achmad Syafrizal berjudul Sejarah Islam Nusantara dalam Jurnal Islamuna (2015) menyebutkan, sejak awal abad Masehi, kaum pedagang asing sudah mengunjungi beberapa pelabuhan di Nusantara, seperti Aceh, Barus, Palembang, Sunda Kelapa, dan Gresik.

Terkait masuknya agama Islam ke Nusantara yang kemudian berkembang pesat hingga saat ini, muncul beberapa teori atau versi. Lima teori masuknya Islam yang paling kuat adalah Teori Arab, Teori Cina, Teori Persia, dan Teori India.

7 Jalur Penyebaran Islam di Indonesia

Jalur penyebaran Islam di Indonesia kebanyakan bermula dari wilayah pesisir. Hal ini terjadi karena pada periode menjelang akhir abad ke-7, ada seorang pedagang Arab yang memimpin sebuah pemukiman Arab muslim di pesisir Sumatra. Demikian dikutip dari Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia (2015).

Perkembangan agama Islam di Nusantara tidak terjadi begitu saja, melainkan melalui suatu proses secara damai, responsif, dan proaktif. Apabila dicermati, setidaknya ada lebih dari 6 cara penyebaran Islam di Indonesia, dari perdagangan hingga tasawuf.

1. Perdagangan

Cara penyebaran Islam di Indonesia yang paling umum diketahui adalah melalui perdagangan. Kaum saudagar asing sudah masuk ke Nusantara sejak awal masehi. Jalur perdagangan inilah yang dinilai sebagai langkah awal penyebaran Islam di Indonesia.

Sejak abad ke-7 Masehi, kawasan Nusantara sangat ramai dikunjungi pedagang dari Arab, Persia, India, maupun Cina. Kaum pedagang inilah yang ditengarai membawa ajaran Islam dan menyebarkannya di daerah-daerah yang dikunjungi.

2. Perkawinan

Banyak pedagang asing muslim yang menyambangi kemudian memutuskan untuk menetap. Mereka mendirikan perkampungan orang Islam yang biasa disebut dengan istilah pekojan.

Bahkan, catatan Arnold dalam The Preaching of Islam: A History of the Propagation of the Muslim Faith (1913) menyebut, sebagian orang Arab yang menghuni pemukiman Arab muslim di pesisir Sumatra melakukan perkawinan dengan wanita lokal.

Dari sinilah terjadi interaksi dengan warga lokal. Tidak sedikit pedagang asing muslim yang menikahi penduduk setempat. Orang lokal yang belum beragama Islam kemudian menjadi mualaf dan beranak-pinak turun-temurun.

Jalur penyebaran Islam di Indonesia lewat pernikahan terbilang ampuh dan cukup efektif. Selain itu, Arnold, melalui bukunya, menuliskan bahwa anggota-anggota komunitas muslim yang beranak-pinak ini juga ikut melakukan kegiatan penyebaran Islam di Indonesia.

3. Pendidikan

Cara penyebaran Islam di Indonesia yang paling kentara juga terlihat di bidang pendidikan. Faktor pendidikan berpengaruh dalam penyebaran agama Islam di Indonesia seiring munculnya para ulama, kyai, atau guru agama, yang kemudian mendirikan pondok pesantren dan memiliki banyak murid atau santri.

Pada masa Kesultanan Demak, sebagai kerajaan Islam pertama di Jawa, misalnya, para wali sanga biasanya juga mengasuh pondok pesantren. Para santri pesantren inilah yang kemudian turut menyebarkan ajaran Islam di Nusantara.

4. Kesenian

Kebudayaan lokal, terutama kesenian, juga termasuk salah satu jalur penyebaran Islam di Indonesia. Hal ini karena sejak dahulu seluruh wilayah Nusantara kental dengan kebudayaan dan kesenian masing-masing.

Sebagai misal, para pendakwah Islam di Jawa, terutama para wali sanga, melakukan syiar Islam dengan cara memadukan ajaran agama dan tradisi lokal, seperti seni musik, tari, sastra, ukir, hingga bangunan.

Beberapa strategi berkesenian dalam penyebaran Islam di Indonesia, khususnya Jawa, salah satunya dilakukan melalui pertunjukan wayang yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga. Ada juga strategi penyebaran Islam melalui permainan musik yang dilakukan oleh Sunan Bonang.

Bukti penyebaran Islam di Indonesia melalui kesenian bisa dilihat dari arsitektur masjid, surau, atau langgar, pada masa sekarang yang kental dengan unsur seni.

5. Politik

Politik juga termasuk salah satu cara penyebaran Islam di Indonesia. Sebagai contoh, kiprah para wali sanga yang turut memprakarsai berdirinya Kesultanan Demak.

Pemimpin pertama sekaligus pendiri Kesultanan Demak adalah Raden Patah yang merupakan pangeran dari Majapahit, kerajaan bercorak Hindu-Buddha terbesar di Nusantara.

Infografik SC Penyebaran Islam di Indonesia

Infografik SC Penyebaran Islam di Indonesia. tirto.id/Sabit

Berkat peran wali sanga, Raden Patah merintis didirikannya Kesultanan Demak sebagai kerajaan Islam pertama di Jawa. Kesultanan Demak inilah yang pada akhirnya memungkasi riwayat Kerajaan Majapahit.

Jika seorang raja sudah masuk Islam, rakyat kerajaan akan berbondong-bondong mengikutinya. Dengan begitu, dapat dikatakan bahwa Islam juga disebarkan melalui jalur politik.

6. Tasawuf

Tasawuf adalah ajaran untuk mendekatkan diri serta mengenal Tuhan dalam Islam. Ajaran tasawuf berpengaruh dalam kehidupan sosial masyarakat Nusantara sejak zaman dulu. Oleh karena itu, tasawuf juga termasuk salah satu jalur penyebaran Islam di Indonesia.

Ajaran tasawuf sudah ada di Nusantara sejak abad ke-13 Masehi dan berkembang dengan cepat pada abad ke-17 Masehi.

Bukti adanya ajaran tasawuf di Nusantara dapat dilihat dari Sejarah Banten, Babad Tanah Jawi, Hikayat Raja-raja Pasai, dan naskah-naskah lama lainnya. Termasuk di antaranya adalah syair-syair Hamzah Fansuri. Karyanya tentang tiga risalah tasawuf merupakan yang paling terkenal, yakni Syarab al-Asyiqin, Asrar al-Arifin dan al-Muntahi.

7. Dakwah

Jalur penyebaran Islam di Indonesia juga ditempuh melalui dakwah. Menurut catatan Russel Jones dalam Hikayat Raja-Raja Pasai (1987), dakwah yang dilakukan pada masa kerajaan berbeda-beda, bergantung pada tradisi wilayah yang ditargetkan.

Sebagai misal, dakwah penyebaran islam di Indonesia oleh para pendakwah agama dari Minangkabau. Mereka, yang masing-masing bergelar Dato ri Bandang, Dato Patimang, dan Dato ri Tiro, berhasil mengislamkan keluarga kerajaan Kerajaan Luwu dan Gowa Tallo melalui dakwahnya.

Wali sanga juga termasuk salah satu yang berperan menyebarkan Islam di Indonesia melalui dakwah. Cara penyebaran Islam di Indonesia yang dilakukan oleh mereka berfokus di wilayah Jawa.

Sunan Giri, misalnya, dalam Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia (2015), disebut oleh sumber Belanda sebagai Paus. Julukan tersebut tersemat lantaran ia sangat berpengaruh dalam upaya dakwahnya di wilayah Indonesia bagian timur.

Dakwah yang dilakukan para sunan cukup beragam. Ada yang lewat kesenian, berkeliling daerah, serta melalui kebudayaan setempat. Cara itu terus dilakukan dalam perkembangan Islam di Indonesia sampai saat ini.

Baca juga artikel terkait SEJARAH ISLAM atau tulisan lainnya dari Yuda Prinada

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Yuda Prinada
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Iswara N Raditya
Penyelaras: Fadli Nasrudin