tirto.id - Perempuan juga memainkan peran penting dalam sejarah Islam, tidak kalah dengan laki-laki. Banyak tokoh perempuan Islam yang menjadi panutan dan memberikan kontribusi besar dalam perkembangan Islam. Mereka hadir dalam berbagai bidang, mulai dari dunia bisnis, sastra, spiritualitas, pemerintahan, hingga perjuangan di medan perang.
Berikut adalah beberapa tokoh Islam perempuan yang paling berpengaruh dalam sejarah.
Tokoh Islam Perempuan yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah Islam
Sepanjang sejarah Islam, banyak tokoh perempuan islam yang memberikan kontribusi luar biasa dalam berbagai bidang, mulai dari kepemimpinan, keilmuan, hingga perjuangan di medan perang. Mereka tidak hanya menjadi panutan bagi umat Muslim, tetapi juga berperan besar dalam membentuk peradaban Islam.
Berikut adalah beberapa tokoh perempuan islam paling berpengaruh di dunia dan memiliki pengaruh besar dalam sejarah perkembangan agama Islam.
1. Siti Khadijah Binti Khuwailid (Wafat 620 M)
Nama tokoh islam perempuan yang pertama adalah Khadijah Binti Khuwailid. Sebelum menikah dengan Nabi Muhammad SAW, Khadijah telah dikenal sebagai sosok berpengaruh di Makkah. Ia merupakan saudagar sukses dan bagian dari kalangan elit kota tersebut. Khadijah adalah istri pertama Nabi Muhammad SAW.Perannya sangat penting dalam mendukung serta menyebarkan ajaran Islam. Selama hidupnya, ia menyumbangkan hartanya untuk keperluan dakwah Nabi Muhammad SAW untuk menyebarkan agama Islam.
2. Asma’ binti Abu Bakar (Wafat 692 M)
Sebagai salah satu orang pertama yang memeluk Islam di Mekah, Asma’ binti Abu Bakar memiliki peran penting dalam sejarah Islam. Ia adalah salah satu tokoh pejuang islam perempuan. Ia merupakan putri Abu Bakar dan kakak dari ‘Aisyah. Pernikahannya dengan al-Zubair bin al-‘Awwam melahirkan keturunan yang kelak menjadi tokoh-tokoh politik serta intelektual ternama di awal peradaban Islam.Ia turut serta dalam Pertempuran Yarmouk (636) melawan Bizantium dan setelah wafatnya Nabi, ia menjadi salah satu rujukan utama dalam ajaran Islam, meriwayatkan banyak hadis.
3. Ummu al-Darda’ Hujaima binti Uyayy al-Sughra (Wafat 700 M)
Dikenal sebagai cendekiawan Muslim dari generasi setelah Nabi, Ummu al-Darda’ memainkan peran besar dalam penyebaran ilmu Islam. Ia merupakan seorang perawi hadis, ahli hukum, serta penghafal Al-Qur’an sejak usia muda. Ia belajar dan meriwayatkan hadis dari beberapa tokoh penting seperti ‘Aisyah binti Abu Bakar, Salman al-Farisi, dan Abu Hurairah.Setelah menghabiskan sebagian besar hidupnya di Madinah, ia pindah ke Damaskus dan mengajar di Masjid Agung. Murid-muridnya berasal dari berbagai kalangan, termasuk laki-laki dan perempuan, bahkan di antaranya ada yang kelak menjadi khalifah, seperti ‘Abd al-Malik bin Marwan.
4. ‘Aisyah binti Abu Bakar (Wafat 678 M)
Sebagai istri Nabi Muhammad, ‘Aisyah memiliki pengaruh besar dalam komunitas Muslim, terutama setelah wafatnya Nabi. Ia berperan penting dalam penyebaran ajaran Islam dan menjadi salah satu perawi hadis utama. Kiprahnya di awal Islam menjadikannya salah satu figur penting, terutama karena keterlibatannya dalam berbagai peristiwa bersejarah.5. Fatimah al-Zahra’ binti Muhammad (Wafat 632 M)
Sebagai putri Nabi Muhammad SAW dari pernikahannya dengan Khadijah binti Khuwailid, Fatimah al-Zahra’ memiliki peran penting dalam komunitas Muslim pada masa awal Islam di Mekah dan Madinah. Ia bersama keluarganya menghadapi berbagai bentuk tekanan dan penganiayaan dari kaum Quraisy sebelum akhirnya berhijrah ke Madinah pada tahun 622.Sepanjang kehidupan Nabi, Fatimah turut serta dalam berbagai peristiwa penting yang membentuk ajaran Islam. Tidak lama setelah tiba di Madinah, ia menikah dengan ‘Ali bin Abi Thalib.
6. Rabi‘ah al-‘Adawiyyah (Wafat 801 M)
Sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah Islam, Rabi‘ah al-‘Adawiyyah menghabiskan masa mudanya sebagai seorang budak di Irak selatan sebelum akhirnya memperoleh kebebasannya. Ia dikenal sebagai pelopor ajaran tasawuf yang berfokus pada konsep Cinta Ilahi, yaitu mencintai Allah dengan tulus, bukan karena takut akan siksa neraka atau mengharapkan pahala surga.Pemikirannya tercermin dalam salah satu puisinya: "Ya Tuhan! Jika aku menyembah-Mu karena takut neraka, bakarlah aku di dalamnya. Jika aku menyembah-Mu demi surga, jauhkan aku darinya."
7. Fatimah al-Fihri (Wafat 880 M)
Fatimah al-Fihri merupakan putri seorang saudagar kaya bernama Mohammed Bnou Abdullah al-Fihri yang menetap di Fez, Maroko. Setelah menerima warisan dari ayahnya, ia menggunakan kekayaannya untuk membangun sebuah masjid yang kemudian berkembang menjadi pusat pendidikan.Lembaga tersebut akhirnya menjadi Universitas al-Qarawiyyin (Al-Karaouine), yang kini diakui sebagai universitas tertua di dunia yang masih beroperasi. Sejak tahun 861, universitas ini telah menjadi tempat penyelenggaraan simposium dan diskusi intelektual serta melahirkan banyak pemikir penting dalam sejarah.
Penulis: Risa Fajar Kusuma
Editor: Dhita Koesno