tirto.id - Tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 di perairan utara Pulau Bali merupakan tragedi buruk bagi Indonesia.
Presiden Jokowi mengajak kepada segenap penduduk Indonesia untuk mendoakan 53 awak kapal yang menjadi korban dan keluarga yang ditinggalkan.
Dalam Islam, ketika terjadi suatu musibah, terdapat tuntunan untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT.
Doa itu dipanjatkan ketika tertimpa musibah secara langsung atau sekadar mendengar informasi mengenai kejadian buruk tersebut.
Dalam kasus ini, meninggalnya awak kapal KRI Nanggala adalah musibah bagi Indonesia, khususnya bagi keluarga korban.
Sementara itu, hikmah dari musibah ini adalah derajat syahid bagi awak kapal yang meninggal dalam kondisi tenggelam, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
“Siapa yang terbunuh di jalan Allah, dia syahid. Siapa yang meninggal [tanpa dibunuh] di jalan Allah dia syahid, siapa yang meninggal karena wabah penyakit tha’un, dia syahid. Siapa yang meninggal karena sakit perut, dia syahid. Siapa yang meninggal karena tenggelam, dia syahid,” (H.R. Muslim).
Doa Ketika Ditimpa Musibah
Dilansir dari NU Online, Nabi Muhammad SAW mengajarkan bacaan doa jika seorang muslim tertimpa musibah atau mendengar informasi mengenai musibah tersebut. Doanya adalah sebagai berikut:
إنّاَ للهِ وإنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أجِرْنِي فِي مُصِيبَتي وأَخْلِفْ لِي خَيْراً مِنْها
Bacaan latinnya: "Innâ lillâhi wa innâ ilaihi râji‘un. Allâhumma ajirnî fî mushîbatî wa akhlif lî khairan minhâ."
Artinya: “Sesungguhnya kami adalah milik Allah, dan sungguh hanya kepada-Nya kami akan kembali. Ya Allah, karuniakanlah padaku pahala dalam musibah yang menimpaku dan berilah aku ganti yang lebih baik daripadanya.”
Imam Muslim, perawi hadis yang meriwayatkan doa tersebut menyatakan bahwa seseorang yang tertimpa musibah, kemudian membaca doa tersebut, maka Allah SWT akan memberinya pahala dan mengganti musibah itu dengan yang lebih baik lagi.
Ada beragam hikmah di balik musibah, salah satunya adalah sebagai ujian bagi seorang muslim. Jika ia bersabar dan tangguh menghadapi musibah itu, maka derajatnya dinaikkan oleh Allah SWT dan diberi pahala besar.
Hikmah lain adalah sebagai teguran untuk melakukan introspeksi diri. Tujuan musibah untuk menegur manusia ini mirip dengan kasus Nabi Yunus ketika ia diuji ditelan paus di kedalaman samudra.
Dalam kondisi itu, ia memanjatkan doa yang juga dianjurkan untuk dibaca ketika tertimpa musibah.
Doa ketika tertimpa musibah sesuai dengan teladan Nabi Yunus adalah sebagai berikut:
لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
Bacaan latinnya: “Laa ilaaha illaa anta, subhaanaka, innii kuntu minadz dzaalimiin.”
Artinya: “Ya Allah, Tiada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Allah. Sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri dan aku termasuk golongan orang yang zalim.”
Kedua doa di atas dianjurkan untuk dibaca ketika seorang muslim ditimpa musibah.
Dengan membaca doa tersebut, sekaligus berserah diri pada Allah SWT, maka kesedihan dan kesabarannya akan diganjar pahala di sisi Allah SWT.
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Dhita Koesno