tirto.id - Ayat dan hadits tentang menepati janji perlu dipelajari oleh setiap muslim untuk senantiasa menepati janji di mana pun dan kapan pun. Menepati janji merupakan akhlak mulia yang sangat ditekankan dalam ajaran Islam.
Kandungan ayat tentang menepati janji dapat menjadi motivasi utama untuk mawas diri terhadap janji. Akhlak mulia ini menunjukkan integritas dan tanggung jawab setiap individu.
Lebih dari itu, menepati janji juga menjadi indikator keimanan seseorang. Ayat tentang perintah menepati janji perlu menjadi perhatian setiap muslim supaya selalu mengusahakan diri untuk menepati janji.
Dijelaskan pula dalam Islam, tidak menepati janji merupakan salah satu ciri orang munafik. Tentunya ini menunjukkan betapa pentingnya perintah menepati janji dalam Islam.
Ayat Alquran tentang menepati janji dan artinya penting untuk dipahami oleh setiap muslim. Artikel ini menyajikan kumpulan ayat dan hadits tentang menepati janji dan artinya.
Ayat Al-Qur'an tentang Pentingnya Menepati Janji

Perintah tentang menepati janji dijelaskan dalam berbagai ayat untuk menepati janji. Kumpulan ayat menepati janji bisa dipahami dengan pikiran dan hati yang tenang. Sikap menepati janji wajib menjadi karakter pribadi setiap muslim.
1. QS. Al-Isra' Ayat 34
وَلَا تَقْرَبُوْا مَالَ الْيَتِيْمِ اِلَّا بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُ حَتّٰى يَبْلُغَ اَشُدَّهٗۖ وَاَوْفُوْا بِالْعَهْدِۖ اِنَّ الْعَهْدَ كَانَ مَسْـُٔوْلًا ٣٤Wa lâ taqrabû mâlal-yatîmi illâ billatî hiya aḫsanu ḫattâ yablugha asyuddahû wa aufû bil-‘ahdi innal-‘ahda kâna mas'ûlâ
“Janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan (cara) yang terbaik (dengan mengembangkannya) sampai dia dewasa dan penuhilah janji (karena) sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungjawabannya.”
Ayat di atas memerintahkan secara tegas untuk memenuhi janji. Dijelaskan pula bahwa janji itu pasti dimintai pertanggungjawaban.
Ini menunjukkan bahwa Islam sangat menekankan janji sebagai sebuah komitmen utama yang wajib dijaga. Menepati janji tidak hanya soal etika sosial, tetapi juga pertanggungjawaban di hadapan Allah Swt.
2. QS. An-Nahl Ayat 91
وَاَوْفُوْا بِعَهْدِ اللّٰهِ اِذَا عَاهَدْتُّمْ وَلَا تَنْقُضُوا الْاَيْمَانَ بَعْدَ تَوْكِيْدِهَا وَقَدْ جَعَلْتُمُ اللّٰهَ عَلَيْكُمْ كَفِيْلًاۗ اِنَّ اللّٰهَ يَعْلَمُ مَا تَفْعَلُوْنَ ٩١Wa aufû bi‘ahdillâhi idzâ ‘âhattum wa lâ tangqudlul-aimâna ba‘da taukîdihâ wa qad ja‘altumullâha ‘alaikum kafîlâ, innallâha ya‘lamu mâ taf‘alûn
“Tepatilah janji dengan Allah apabila kamu berjanji. Janganlah kamu melanggar sumpah(-mu) setelah meneguhkannya, sedangkan kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Kandungan ayat di atas menekankan bahwa setiap janji wajib ditepati. Menpati janji menjadi pertanggungjawaban di hadapan Allah Swt.
Allah Swt. juga melarang keras melanggar sumpah setelah meneguhkannya. Bagian akhir ayat ini kembali menegaskan bahwa Allah Swt. Maha Mengetahui dan menyaksikan setiap sumpah.
3. QS. Al-Baqarah Ayat 177
لَيْسَ الْبِرَّ اَنْ تُوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلٰكِنَّ الْبِرَّ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَالْمَلٰۤىِٕكَةِ وَالْكِتٰبِ وَالنَّبِيّٖنَۚ وَاٰتَى الْمَالَ عَلٰى حُبِّهٖ ذَوِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنَ وَابْنَ السَّبِيْلِۙ وَالسَّاۤىِٕلِيْنَ وَفىِ الرِّقَابِۚ وَاَقَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّكٰوةَۚ وَالْمُوْفُوْنَ بِعَهْدِهِمْ اِذَا عَاهَدُوْاۚ وَالصّٰبِرِيْنَ فِى الْبَأْسَاۤءِ وَالضَّرَّاۤءِ وَحِيْنَ الْبَأْسِۗ اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ صَدَقُوْاۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُتَّقُوْنَ ١٧٧Laisal-birra an tuwallû wujûhakum qibalal-masyriqi wal-maghribi wa lâkinnal-birra man âmana billâhi wal-yaumil-âkhiri wal-malâ'ikati wal-kitâbi wan-nabiyyîn, wa âtal-mâla ‘alâ ḫubbihî dzawil-qurbâ wal-yatâmâ wal-masâkîna wabnas-sabîli was-sâ'ilîna wa fir-riqâb, wa aqâmash-shalâta wa âtaz-zakâh, wal-mûfûna bi‘ahdihim idzâ ‘âhadû, wash-shâbirîna fil-ba'sâ'i wadl-dlarrâ'i wa ḫînal-ba's, ulâ'ikalladzîna shadaqû, wa ulâ'ika humul-muttaqûn
“Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat, melainkan kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari Akhir, malaikat-malaikat, kitab suci, dan nabi-nabi; memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang miskin, musafir, peminta-minta, dan (memerdekakan) hamba sahaya; melaksanakan salat; menunaikan zakat; menepati janji apabila berjanji; sabar dalam kemelaratan, penderitaan, dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”
Ayat di atas menegaskan bahwa menepati janji merupakan salah satu ciri orang yang bertakwa. Kandungan ayat ini menjelaskan berbagai hal yang termasuk dalam kebajikan yang salah astunya adalah menepati janji apabila berjanji.
Tentu ayat ini perlu menjadi motivasi utama untuk senantiasa berikhtiar menepati janji, apa pun itu. Allah Swt. menegaskan dalam ayat ini betapa pentingnya menepati janji hingga disebutkan sebagai bagian dari kebajikan.
4. QS. Al-Mu’minun Ayat 8
وَالَّذِيْنَ هُمْ لِاَمٰنٰتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُوْنَۙ ٨Walladzîna hum li'amânâtihim wa ‘ahdihim râ‘ûn
"(Sungguh beruntung pula) orang-orang yang memelihara amanat dan janji mereka."
Ayat di atas menunjukkan berapa beruntungnya orang yang memelihara amanat dan janjinya. Janji disandingkan dengan amanat.
Dua hal tersebut menunjukkan kepercayaan dan tanggung jawab. Ayat ini menegaskan bahwa janji dan amant menjadi hal utama yang wajib dijaga oleh setiap muslim.
5. QS. Al-Ahzab Ayat 23
مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ رِجَالٌ صَدَقُوْا مَا عَاهَدُوا اللّٰهَ عَلَيْهِۚ فَمِنْهُمْ مَّنْ قَضٰى نَحْبَهٗۙ وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّنْتَظِرُۖ وَمَا بَدَّلُوْا تَبْدِيْلًاۙ ٢٣Minal-mu'minîna rijâlun shadaqû mâ ‘âhadullâha ‘alaîh, fa min-hum mang qadlâ naḫbahû wa min-hum may yantadhiru wa mâ baddalû tabdîlâ
“Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah. Di antara mereka ada yang gugur dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu. Mereka sedikit pun tidak mengubah (janjinya).”
Kandungan ayat di atas menunjukkan bahwa janji kepada Allah Swt. merupakan hal yang sangat mulia. Menepati janji menjadi ciri orang-orang pilihan di sisi Allah Swt.
Menepati janji juga merupakan teladan dari sifat Nabi Muhammad saw. sebagai uswah hasanah setiap muslim. Dari orang-orang mukmin yang beriman dengan sesungguhnya itu ada orang-orang yang menepati janji yang telah diikrarkan kepada Allah Swt.
Hadits tentang Pentingnya Menepati Janji
Ilustrasi Kitab Hadits. (FOTO/iStockphoto)

Selain ayat tentang perintah menepati janji, ada juga kumpulan hadits tentang pentingnya menepati janji. Berbagai hadits tentang menepati janji dan artinya ini semakin memperkuat betapa pentingnya teladan untuk menepati janji dalam Islam.
Rasulllah saw. menekankan supaya umat Islam tidak meremehkan dan mengentengkan janji. Apa saja hadits tentang pentingnya menepati janji?
1. Ciri Orang Munafik
عن ابي هريرة ، أن رسول الله صل الله عليه وسلم قال: آية المنافق ثلاث : إذا حدث كذب ، وإذا وعد أخلف، وإذؤتمن خان. أخرجه البخاري“Dari Abi Hurairah RA Rasulullah Shallahu’alaihi Wasallam berkata Tanda-tanda orang munafik ada tiga: apabila berkata dusta, apabila berjanji mengingkari, dan apabila diberi amanat berkhianat,” (HR Imam Bukhari).
Hadis di atas menjelaskan tiga ciri orang munafik. Salah satu ciri orang munafik adalah apabila berjanji, ia mengingkari janjinya.
Kandungan hadits ini menunjukkan betapa Islam sangat melarang seseorang mengingkari janji. Bahkan disebutkan bahwa orang yang mengingkari janji termasuk dalam ciri orang munafik.
2. Menepati Janji bagian dari Iman
مَا خَطَبَنَا نَبِيُّ اللهِ صلى الله عليه وسلم إِلَّا قَالَ: لَا إِيمَانَ لِمَنْ لَا أَمَانَةَ لَهُ، وَلَا دِينَ لِمَنْ لَا عَهْدَ لَهُ"Tidaklah Nabi saw. berkhutbah kepada kami, melainkan beliau bersabda: Tiada iman bagi siapa saja yang tidak memiliki sifat amanah dalam dirinya. Begitu pun, tiada agama bagi siapa saja yang tidak menepati janji," (HR. Ahmad).
Menepati janji dalam Islam ditempatkan sebagai bagian dari bukti keimanan dan keislaman seseorang. Hadits di atas menegaskan betapa janji menempati posisi penting dalam keimanan dan keislaman seseorang.
Bahkan dijelaskan secara gamblang bahwa tidak ada iman bagi siapa pun yang tidak memiliki sifat amanah dan tidak ada agama bagi siapa pun yang tidak menepati janji. Ini menunjukkan betapa Islam menjunjung tinggi amanah dan janji.
3. Pribadi Utama Orang yang Menepati Janji
دَّثَنَا ابْنُ مُقَاتِلٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ أَخْبَرَنَا شُعْبَةُ عَنْ سَلَمَةَ بْنِ كُهَيْلٍ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ أَخَذَ سِنًّا فَجَاءَ صَاحِبُهُ يَتَقَاضَاهُ فَقَالُوا لَهُ فَقَالَ إِنَّ لِصَاحِبِ الْحَقِّ مَقَالًا ثُمَّ قَضَاهُ أَفْضَلَ مِنْ سِنِّهِ وَقَالَ أَفْضَلُكُمْ أَحْسَنُكُمْ قَضَاءً"Telah menceritakan kepada kami Ibnu Muqatil telah mengabarkan kepada kami 'Abdullah telah mengabarkan kepada kami Syu'bah dari Salamah Kuhail dari Abu Salamah dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa pernah Beliau mengambil seekor anak unta lalu datang pemiliknya menagih. Orang-orang pun memberi komentar yang negatif terhadap orang yang menagih itu. Lalu beliau bersabda: 'Sesungguhnya bagi pemilik kebenaran boleh menyatakan terus terang keinginannya'. Lalu Beliau membayar dengan anak unta yang umurnya lebih tua daripada unta orang itu lalu bersabda: 'Sesungguhnya yang terbaik di antara kalian adalah yang paling baik menunaikan janji," (HR Bukhari nomor 2418).
Orang yang menepati janji mendapat predikat sebagai orang terbaik. Hadits di atas menceritakan suatu kisah yang kemudian ditutup dengan sabda Rasulullah saw. bahwa orang yang terbaik di antara kalian ialah orang yang paling baik menunaikan janji.
Ini menunjukkan bahwa Islam menjunjung tinggi akhlak mulia untuk menepati janji. Pribadi yang menepati janji mendapatkan predikat yang baik sebagai orang yang terbaik. Tentu hadits tentang menepati janji ini wajib menjadi motivasi utama untuk selalu menjaga janji di mana pun, kapan pun, dan dengan siapa pun.
Hikmah Menepati Janji
Menepati janji tidak hanya bernilai ibadah, tetapi juga dapat membawa berbagai hikmah dalam kehidupan, baik kehidupan individual maupun kehidupan sosial. Apa saja hikmah menepati janji?
1. Menumbuhkan Kepercayaan
Menepati janji merupakan akhlak mulia yang wajib ditumbuhkan dan dikembangkan. Hikmah menepati janji yang pertama ialah dapat menumbuhkan kepercayaan.Orang yang senantiasa menepati janji dapat meningkatkan kepercayaan antar-individu. Orang lain akan memandang baik pribadi yang menepati janji. Integritas orang yang selalu menepati janji dapat terjaga dan ini akan menjadi predikat kebaikan yang dikenali orang lingkup sosial seseorang.
Akhlak seorang akan terpancar dengan berbagai kebiasaan dan komitmen positif untuk menjaga akhlak yang diajarkan dalam Islam. Secara tidak langsung, ini akan menjadi jalan dakwah seseorang untuk menunjukkan betapa baiknya Islam dalam menjaga hubungan sosial.
2. Mencerminkan Akhlak Mulia
Hikmah menepati janji selanjutnya ialah dapat mencerminkan akhlak mulia. Menepati janji merupakan sikap yang bijak dan dewasa dalam menjaga komitmen pada berbagai hal.
Kehidupan sehari-hari tak akan luput dari berbagai urusan yang terkait dengan janji. Orang yang berusaha menepati janji mampu menunjukkan kedewasaan, integritas, dan komitmen pada nilai Islam.
Orang lain yang melihatnya akan merasa menemukan akhlak mulia dalam pribadi setiap muslim. Cerminan akhlak mulia ini dapat terus dikembangkan untuk menunjukkan keindahan Islam dalam menata akhlak umatnya.
3. Mendapatkan Kedudukan Mulia
Orang yang menepati janji sejatinya akan mendapatkan kedudukan mulia di sisi Allah Swt. Menepati janji merupakan salah satu akhlak mulia yang sangat utama di sisi Allah Swt.Tak mengherankan jika kemudian Allah Swt. menempatkan orang yang menepati janji pada kedudukan yang mulia. Berbagai ayat dan hadits tentang menepati janji di atas perlu menjadi motivasi penting supaya selalu menjaga janji.
Menepati janji tak hanya soal menjaga komitmen dengan orang lain, tetapi juga bukti keimanan dan keislaman seseorang. Niatkanlah setiap usaha untuk menepati janji sebagai ikhtiar dalam mendekatkan diri kepada Allah Swt. dan menaati perintah Allah Swt.
Ayat dan hadits tentang menepati janji wajib menjadi perhatian utama setiap muslim supaya menaati perintah Allah Swt. Menepati janji juga bagian dari akhlak mulia yang sangat utama kedudukannya. Marilah terus mengupayakan diri untuk dapat menepati janji secara optimal.
Penulis: Nurul Azizah
Editor: Nurul Azizah & Yulaika Ramadhani
Masuk tirto.id







































