Menuju konten utama
Pendidikan Agama Islam

Apa Itu Memenuhi Janji dalam Islam dan Balasan Jika Ingkar Janji

Yang dimaksud memenuhi janji adalah berusaha menepati semua yang telah dijanjikan kepada orang lain.

Apa Itu Memenuhi Janji dalam Islam dan Balasan Jika Ingkar Janji
Ilustrasi Berjanji. foto/Istockphoto

tirto.id - Pengertian memenuhi janji dalam Islam adalah berusaha menepati semua yang telah dijanjikan kepada orang lain.

Balasan jika ingkar janji di antaranya hidupnya banyak kerugian, tidak dipercaya orang, hingga masuk golongan orang munafik.

Dalam implementasi rukun iman, dikenal istilah syu’abul iman (شعب الإيمان) yang berarti cabang-cabang iman.

Lebih lanjut syu'abul iman memiliki banyak cabang sebagaimana termuat dalam hadis riwayat Imam Bukhari dan Muslim, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda sebagai berikut:

Iman memiliki tujuh puluh lebih cabang, dan yang paling tinggi adalah kalimat laa ilaaha illallaah, sedangkan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Malu adalah bagian dari iman,” (HR. Bukhari dan Muslim).

Abd. Rahman dan Heri Nugroho dalam buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (2021) menuliskan salah satu cabang-cabang keimanan adalah memenuhi janji.

Hal ini membawa makna bahwa tanda-tanda dari seseorang yang beriman, yakni menepati janji yang telah dibuat.

Seorang muslim yang telah membuat janji wajib menepati dan memenuhi janji yang telah dibuatnya.

Allah SWT menegaskan perihal janji yang harus ditepati melalui firman-Nya dalam Surah Al-Isra Ayat 34 sebagai berikut:

وَلَا تَقْرَبُوْا مَالَ الْيَتِيْمِ اِلَّا بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُ حَتّٰى يَبْلُغَ اَشُدَّهٗۖ وَاَوْفُوْا بِالْعَهْدِۖ اِنَّ الْعَهْدَ كَانَ مَسْـُٔوْلًا ٣٤

Artinya:

Janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan [cara] yang terbaik [dengan mengembangkannya] sampai dia dewasa dan penuhilah janji [karena] sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungjawabannya,” (QS. Al-Isra [17]: 34).

Islam begitu menekankan kepada umatnya untuk memenuhi janji apabila telah membuatnya. Rasulullah SAW semasa hidupnya tidak pernah mengingkari janji.

Kaum muslim selaku umatnya sudah sepatutnya mencontoh perilaku nabi tersebut. Allah SWT dalam Surah Al-Maidah Ayat 1 menjelaskan mengenai kewajiban menepati janji sebagai berikut:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَوْفُوْا بِالْعُقُوْدِۗ اُحِلَّتْ لَكُمْ بَهِيْمَةُ الْاَنْعَامِ اِلَّا مَا يُتْلٰى عَلَيْكُمْ غَيْرَ مُحِلِّى الصَّيْدِ وَاَنْتُمْ حُرُمٌۗ اِنَّ اللّٰهَ يَحْكُمُ مَا يُرِيْدُ ١

Artinya:

Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah janji-janji! Dihalalkan bagimu hewan ternak, kecuali yang akan disebutkan kepadamu [keharamannya] dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang berihram [haji atau umrah]. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum sesuai dengan yang Dia kehendaki.”(QS. Al-Maidah [5]: 1).

Balasan Jika Ingkar Janji

Orang tidak bisa menepati janji (ingkar janji) akan menerima banyak kerugian. Pertama, si pelaku tidak dipercaya orang.

Hal ini membawa makna bahwa pelaku akan dijauhi banyak orang yang menyebabkan kehidupannya sengsara.

Kedua, dimurkai Allah, malaikat, dan manusia. Hal ini sesuai dengan hadis riwayat Imam Bukhari dan Muslim, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda sebagai berikut:

Barang siapa yang tidak menepati janji seorang muslim, maka dia mendapat laknat Allah, malaikat, dan seluruh manusia. Tidak diterima darinya taubat dan tebusan,” (HR. Bukhari No. 1870 dan Muslim No. 1370).

Ketiga, pelaku ingkar janji masuk dalam golongan orang-orang munafik. Orang yang ingkar janji memiliki ciri-ciri nan sama dengan golongan orang-orang munafik sebagaimana hadis riwayat Imam Bukhari dan Muslim, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda sebagai berikut:

Empat (perilaku) kalau seseorang ada padanya, maka dia termasuk benar-benar orang munafik. Kalau berbicara berdusta, jika berjanji tidak menepati, jika bersumpah khianat, jika bertikai, melampaui batas. Barangsiapa yang terdapat salah satu dari sifat tersebut, maka dia memiliki sifat kemunafikan sampai dia meninggalkannya,” (HR. Bukhari No. 3178 dan Muslim No. 58).

Baca juga artikel terkait EDUKASI DAN AGAMA atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Dhita Koesno