tirto.id - Ketika umat Islam berjumlah mayoritas di suatu tempat dan memiliki pengaruh besar, terdapat sejumlah orang yang sebenarnya kafir, namun tidak berani berterus terang menolak ajaran Islam.
Orang-orang tersebut dikenal dengan sebutan munafik. Dalam bahasa Arab, munafik artinya orang yang berpura-pura.
Di masa kenabian, orang-orang tersebut mengaku Islam dan mengikuti Rasulullah SAW, namun menyembunyikan kekafiran dan permusuhannya terhadap Islam, sebagaimana dikutip dari buku Akidah Akhlak (2020) yang ditulis Subkhiatin Noor.
Hal tersebut tergambar dalam surah Al-Baqarah ayat 8:
"Sebagian dari manusia ada yang berkata, ‘Kami beriman kepada Allah dan hari akhir.’ Padahal mereka tiada beriman," (QS. Al-Baqarah: 8).
Pada perkembangannya, predikat munafik juga disematkan pada orang Islam yang kerap berbohong, malas menjalankan ibadah (terutama ibadah wajib), serta memandang sepele ajaran Islam.
Orang munafik ini diancam dengan balasan neraka di tingkat paling bawah, dibenci Allah SWT, serta di akhirat nanti akan dipisahkan dari golongan orang-orang beriman, sebagaimana firman Allah dalam surah An-Nisa ayat 145:
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu [ditempatkan] pada tingkatan yang paling bawah dari neraka, dan sekali-kali mereka tidak akan mendapat seorang penolong pun," (QS. An-Nisa: 145).
Sifat-sifat Orang Munafik dalam Islam
Untuk mengenali orang munafik, Islam sudah menyebutkan sejumlah sifat-sifat munafik yang harus dijauhi.
Berikut ini lima sifat orang munafik yang tertera dalam Al-Quran dan hadis Rasulullah yang dijelaskan dalam uraian "Menghindari Akhlak Tercela Orang Munfafik" yang diterbitkan Kementerian Agama RI.
1. Sering Berbohong
Berbohong adalah berkata yang tidak sesuai kenyataan. Untuk disebut berbohong, harus ada unsur kesengajaan.
Tujuannya agar orang lain percaya dengan dustanya tersebut. Perilaku bohong juga dilakukan ketika seseorang berkata suatu hal yang menyalahi tindakannya.
Orang yang awam terhadap suatu perkara, lalu menyampaikan suatu pernyataan, kemudian diketahui bahwa perkataannya keliru tidak mutlak dianggap berbohong. Sebab, bisa jadi ia tidak bermaksud sengaja untuk mendustai orang lain.
Dusta dan kebohongan adalah sifat orang-orang munafik, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
"Ciri-ciri munafik ada tiga, yaitu apabila berbicara banyak berbohong, apabila berjanji sering ingkar, apabila diberi amanat sering berkhianat,” (H.R. Bukhari dan Muslim).
2. Ingkar Janji
Sifat munafik yang kedua adalah kerap ingkar janji. Jika ia berjanji melakukan suatu perkara, maka janjinya tidak bisa dipercaya karena ia menganggap remeh hal tersebut.
Ingkar janji yang paling besar dosanya adalah janji yang disertai dengan nama Allah SWT, sebagaimana tertera dalam surah At-Taubah ayat 75-77:
"Dan di antara mereka ada yang berjanji kepada Allah: ‘Jika Allah memberikan sebagian dari karunia-Nya kepada kami, pasti kami bersedekah dan termasuk orang-orang saleh. Maka setelah Allah berikan kepada mereka sebagian dari karunia-Nya, mereka kikir dan berpaling. Maka Allah timbulkan kemunafikan di hati mereka sampai mereka menjumpai Allah, karena mereka telah ingkar janji kepada Allah dan karena mereka berdusta," (QS. At-Taubah [9]: 75-77).
3. Mengkhianati Amanah
Orang munafik adalah orang yang menyia-nyiakan amanah orang lain. Ketika ia diserahi suatu tanggung jawab, ia mengkhianati tanggung jawab itu dan tidak melaksanakannya dengan maksimal.
Balasan bagi orang munafik yang mengkhianati amanah adalah dibeberkan pengkhiatannya di hari kiamat, serta dipisahkan dari golongan orang-orang beriman, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
"Setiap penghianatan akan mendapat bendera [penanda] di hari kiamat, disebutkan ini penghianatan Si Fulan dan ini penghianatan Si Fulan," (H.R. Bukhari dan Muslim).
4. Malas Salat
Sifat munafik yang lain adalah malas mengerjakan salat. Dalam Islam, salat adalah tiang agama dan merupakan rukun Islam yang kedua setelah mengucapkan syahadat.
Perintah salat ini adalah titah agung dari Allah SWT dan diberikan langsung kepada Nabi Muhammad SAW di peristiwa Isra dan Mi'raj.
Hal ini tertera dalam surah An-Nisa ayat 142:
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka dan apabila mereka berdiri untuk salat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya [dengan salat] di hadapan manusia, dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali,” (An-Nisa [4]: 142).
5. Riya dan Mengejar Pujian
Orang munafik tidak bersikap ikhlas ketika melakukan kebaikan. Saat tidak ada orang lain, mereka malas-malasan, sementara itu, jika dilihat orang lain, maka ia tampak giat melakukan ibadah dan kebaikan tertentu.
Orang munafik ini jatuh dalam perilaku riya, yaitu mengharapkan pujian dari orang lain.
Di era teknologi seperti sekarang, setiap melakukan kebaikan, maka ia ingin agar dilihat oleh orang banyak dan disebarkan melalui media sosial atau bahkan dalam bentuk pencitraan agar memperoleh pujian dari orang lain.
Hal ini disampaikan oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya:
“Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil, yaitu riya [ingin dilihat dan mengharapkan pujian orang lain]. Allah akan mengatakan kepada mereka pada hari Kiamat tatkala memberikan balasan atas amal-amal manusia, 'Pergilah kepada orang-orang yang kalian berbuat riya kepada mereka di dunia. Apakah kalian akan mendapat balasan dari sisi mereka?',” (H.R. Ahmad).
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Dhita Koesno