Menuju konten utama

Sejarah Periode Awal Kerajaan Mataram Kuno Era Jawa Timur

Sejarah awal periode Mataram Kuno di Jawa Timur dipimpin oleh Mpu Sindok. Ia mendirikan dinasti Isyana dan memindahkan ibukota ke daerah Tamwlang.

Sejarah Periode Awal Kerajaan Mataram Kuno Era Jawa Timur
Candi Ngempon adalah salah satu peninggalan dari masa era Mataram Kuno. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

tirto.id - Pada awal pendirianya, pusat pemerintahan Kerajaan Mataram Kuno atau Kerajaan Medang diduga terletak di wilayah yang kini masuk wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Pada masa ini penguasa kerajaan berasal dari Wangsa Sailendra dan Wangsa Sanjaya.

Namun, setelah Mpu Sindok menduduki takhta, Kerajaan Mataram Kuno kemudian dipindah ke daerah Jawa Timur pada kurun 929 M.

Penyebab Perpindahan Mataram Kuno dari Jawa Tengah ke Jawa Timur

Setelah, Dyah Wawa selaku raja terakhir dari Kerjaan Mataram Kuno periode Jawa Tengah wafat, Mpu Sindok sebagai penerus kerajaan memindahkan pusat pemerintahan ke daerah Jawa Timur.

Dikutip dari buku Sejarah Indonesia: Perkembangan Kehidupan Masyarakat Pemerintahan dan Budaya Pasa Masa Kerajaan Hindu Budha di Indonesia oleh Veni Rosfenti (2020:40), tidak diketahui secara pasti akhir riwayat dari Dyah Wawa. Namun, hanya dituliskan bahwa raja yang bertakhta di Kerajaan Mataram Kuno setelah Dyah Wawa, yaitu Mpu Sindok.

Terkait salah satu alasan atau sebab terjadinya perpindahan pusat Kerajaan Mataram Kuno dari Jawa Tengah ke Jawa Timur adalah adanya letusan gunung berapi. Hal tersebut, selaras dengan bunyi teori van Bammelen dalam buku The Geology of Indonesia (1949). Bemmelen menjelaskan bahwa letusan Gunung Merapi yang terjadi pada tahun 1006 M, merupakan sebab terjadinya perpindahan Kerajaan Mataram Kuno ke Jawa Timur.

Meletusnya gunung Merapi pada tahun 1006 M, selaras dengan tahun kekuasaan Mataram Kuno yang dipimpin oleh Mpu Sindok. Kemudian, dalam sumber buku Een Oud-Javaansche Steeninscriptie van Koning Erlangga oleh H. Kern (1913), salah satu prasati Kerajaan Kahuripan, yaitu Prasati Pucangan dengan tahun 1041 M menjelaskan bahwa telah terjadi pralaya di Kerajaan Mataram Kuno pada tahun 928 Saka (1006 M).

Salah satu bukti lain peristiwa tersebut adalah ditemukannya Candi Sambisari. Dikutip dari jurnal Geologi Indonesia (2006), menjelaskan bahwa Candi Sambisari pertama kali ditemukan dalam keadaan terkubur lahar dingin Merapi sedalam 6,5 meter di bawah permukaan tanah.

Daerah ditemukanya Candi Sambisari, masuk ke wilayah kekuasaan Mataram Kuno masa Wangsa Sanjaya. Laporan “Pertemuan Ilmuan Arkeologi pada tanggal 21-25 Februari 1977” oleh Dinas Proyek Penelitian dan Penggalian Purbakala Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1980) menjelaskan bahwa pembangun Candi Sambisari terjadi sekitar dua dekade di abad ke-9 M atau lebih tepatnya, sebelum peristiwa meletusnya Gunung Merapi pada tahun 1006 M.

Selain adanya faktor bencana alam, terdapat penyebab lain yang memicu pindahnya Kerajaan Mataram Kuno ke Jawa Timur. Dikutip dari buku The Indianized states of Southeast Asia oleh George Coedes (1968), dijelaskan bahwa terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perpindahan kerajaan tersebut.

Beberapa faktor penyebab perpindahan lain adalah adanya masalah politik, faktor ancaman kerajaan lainnya seperti Kerajaan Sriwijaya, dan faktor lokasi yang tidak mendukung sektor ekonomi.

Periode Awal Kerajaan Mataram Kuno Era Jawa Timur

Pada masa awal kerajaan Mataram Kuno di masa pemerintahan Mpu Sindok (929-947 M) ibukota kerajaan berpusat di daerah Tamwlang (Jawa Timur) pada tahun 929 M. Mpu Sindok kemudian mendirikan Dinasti Isyana pada 928 M dan bergelar Sri Maharaja Rakai Hino Sri Isana Wikramadharmottunggadewa. Dinasti baru ini menggeser dinasti sebelumnya yakni dinasti Sanjaya dan Sailendra.

Seperti di Jawa Tengah, Kerajaan Mataram Kuno periode Jawa Timur juga mengalami perpindahan pusat pemerintahan ke daerah Watugaluh. Dikutip dari buku Antologi Sejarah Candi Boyolangu oleh Lailatul Mahfudhoh (2016), daerah Tamwlang dan Watugaluh diperkirakan berada di daerah Jombang (Jawa Timur).

Keruntuhan Kerajaan Mataram Kuno periode Jawa Timur ditandai dengan terjadinya Peristiwa Mahapralaya. Raja Dharmawang Teguh sebagai Raja terakhir kerajaan tersebut dan cicit dari Mpu Sindok sedang melangsung pernikahan putri. Sehingga, membuat istana Medang di Wwatan menjadi lengah.

Hal tersebut, kemudian dimanfaatkan oleh Aji Wurawiwi dari Lwaram sebagai sekutu Kerajaan Sriwijaya untuk menyerang Kerajaan Mataram Kuno dan menewaskan Dharmawangsa. Peristiwa Mahapralaya menutup konsensi kekuasaan Kerajaan Mataram Kuno di wilayah tanah Jawa.

Baca juga artikel terkait SEJARAH INDONESIA atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Iswara N Raditya