Menuju konten utama

10 Cerita Rakyat Jawa Tengah yang Singkat untuk Dongeng Anak

Cerita rakyat Jawa Tengah sangat banyak dan beragam, mulai dari Timuns Mas hingga Roro Jonggrang. Cerita rakyat Indonesia bisa menjadi bahan dongeng anak.

10 Cerita Rakyat Jawa Tengah yang Singkat untuk Dongeng Anak
ilustrasi cerita rakyat untuk dongeng anak. foto/istockphoto

tirto.id - Dongeng merupakan cerita rakyat yang berkembang dan diwariskan secara turun temurun di masyarakat, juga berkaitan dengan kearifan lokal. Di Indonesia, banyak wilayah yang menghasilkan warisan budaya berupa cerita rakyat, salah satunya adalah Jawa Tengah.

Cerita rakyat Jawa Tengah tidak hanya bertujuan menghibur anak-anak. tetapi juga membawa manfaat edukatif dan spiritual. Beberapa cerita rakyat dari Jawa Tengah juga menyuguhkan pengenalan kearifan lokal dan sejarah penyebaran Islam di Jawa.

Secara umum, cerita rakyat membawa manfaat bagi perkembangan psikologis bagi anak. Selain itu, dengan dongeng, anak diajak untuk lebih peka dalam menggunakan pendengarnya.

Berdasarkan JournalNX Volume 9, Issue 2 (2023), dongeng atau cerita rakyat membawa banyak manfaat psikologis bagi anak. Salah satunya adalah membantu anak-anak beradaptasi dengan kehidupan: belajar pemecahan masalah, pelepasan stres, kesadaran akan keamanan, dan percaya diri.

Kumpulan Cerita Rakyat Jawa Tengah

Ada banyak cerita rakyat dari Jawa Tengah yang berkembang di masyarakat. Meskipun demikian, beberapa judul mungkin masih terdengar asing bagi sebagian orang. Berikut kumpulan sinopsis cerita rakyat dari Jawa Tengah untuk dongeng anak.

1. Cerita rakyat Jawa Tengah "Timun Mas"

Awal kisah, seorang janda tua bernama "Mbok Sarni" pergi ke hutan untuk mencari kayu bakar. Namun, di tengah jalan, seorang raksasa menghadang Mbok Sarni dan meminta tumbal anak manusia semisal ingin lewat.

Mendengar permintaan sang raksasa, Mbok Sarni justru menjelaskan dirinya tak memiliki dan ingin sekali punya seorang anak. Raksasa lantas memberikan biji mentimun kepada Mbok Sarni untuk ditanam sekaligus mendatangkan anak. Namun, ada suatu syarat, ketika sang anak menginjak usia 6 tahun, harus diberikan kepada raksasa tersebut untuk dimakan.

Benar saja, dalam dua minggu, biji mentimun yang ditanam Mbok Sarni menghasilkan buah begitu besar. Hal yang ajaib, di dalam buah itu, terdapat seorang bayi perempuan nan cantik. Mbok Sarni bahagia bukan kepalang, keinginannya selama ini tiba-tiba terwujud. Bayi itu diberi nama Timun Mas.

Enam tahun berlalu, Mbok Sarni mulai terbayang-bayang janjinya kepada sang raksasa. Meskipun begitu, Mbok Sarni telah begitu menyayangi anaknya dan tidak rela diberikan kepada raksasa. Oleh sebab itu, Mbok Sarni meminta bantuan kepada seorang pertapa sakti di sebuah gunung untuk mengalahkan sang raksasa.

2. Cerita rakyat dari Jawa Tengah "Jaka Tarub"

Diceritakan seorang pemuda bernama Jaka Tarub tinggal sendirian setelah kematian ibu angkatnya, Mbok Randa Tarub. Sepeninggalan ibunya, Jaka Tarub menjadi malas-malasan untuk bekerja. Meskipun demikian, Jaka Tarub kini memiliki kebiasaan baru yaitu berburu di hutan.

Suatu ketika, Jaka Tarub melihat para bidadari khayangan yang tengah mandi di danau. Melihat kecantikan para bidadari, Jaka Tarub menyembunyikan salah satu selendangnya. Akibatnya, salah satu bidadari bernama Nawang Wulan tidak dapat kembali ke kayangan.

Mendengar Nawang Wulan yang bersedih, Jaka Tarub datang dan berpura-pura berempati serta berusaha membantu mencarikan selendang. Singkat cerita, Jaka Tarub dan Nawang Wulan menikah serta memiliki seorang anak perempuan bernama Dewi Nawangsih.

3. Cerita rakyat di Jawa Tengah "Dewi Lanjar"

Dewi Lanjar merupakan cerita rakyat yang populer di daerah pesisir utara Jawa Tengah. Dikisahkan, seorang wanita bernama Dewi Rara Kuning, begitu menderita karena ditinggal mati suaminya, bahkan di usianya yang masih muda. Sebab kondisi ini, Dewi Rara Santang dikenal masyarakat dengan sebutan Dewi Lanjar.

Singkat cerita, Dewi Lanjar menuju pantai selatan atas arahan Panembahan Senopati dan Mahapatih Singoranu. Dalam pertapaannya, Dewi lanjar berhasil moksa dan bertemu Ratu Kidul serta menjadi anak buahnya.

Suatu ketika, Dewi Lanjar diperintahkan Ratu Kidul untuk mengganggu dan mencegah Raden Bahu yang tengah membuka hutan Gambiren di Pekalongan. Namun, Dewi Lanjar gagal dan harus tunduk kepada kekuatan Raden Bahu. Dalam keadaan itu, Raden Bahu memperbolehkan Dewi Lanjar untuk tinggal di pantai utara.

4. Cerita rakyat Jawa Tengah singkat "Legenda Rawa Pening"

Kisah Rawa Pening dimulai dengan diperkenalkan Baro Klinting, seorang anak berwujud naga dari Endang Sawitri. Setelah menginjak dewasa, Baro Klinting menemui ayahnya yang bertapa di Gunung Telomoyo dengan berbekalkan klinting pemberian ibunya.

Benar saja, Baro Klinting berhasil menemui ayahnya Ki Hajar Salokantara di sebuah gua di Gunung Telomoyo. Untuk membuktikan bahwa Baro Klinting adalah anaknya, sang ayah mengajukan syarat supaya ia bertapa dengan melingkari kaki Gunung Telomoyo. Baro Klinting memenuhi persyaratan ayahnya tersebut dan bertapa.

Singkat cerita, suatu ketika desa di dekat Gunung Telomoyo hendak mengadakan pesta. Mencari daging hewan dan mendapatkan seekor naga. Tanpa pikir panjang, mereka memotong tubuh naga tersebut untuk sesajian.

Baro Klinting yang berubah menjadi anak manusia datang ke desa yang mengadakan pesta untuk meminta makan. Namun, tidak ada satupun warga yang mau memberi makan kecuali, Nyai Latung, nenek tua yang tinggal di gubuk reot.

Pada akhir cerita, Baro Klinting menantang warga desa untuk mencabut sebatang lidi yang ditusukkan ke tanah. Tidak ada warga desa yang bisa mencabut batang lidi tersebut. Baro Klinting akhirnya mencabut lidi tersebut, namun tiba-tiba mencuat mata air yang begitu deras. Dalam beberapa waktu, desa itu berubah menjadi rawa yang dikenal dengan Rawa Pening.

5. Cerita rakyat Jawa Tengah "Kawah Sikidang"

Kawah Sikidang sebuah daerah di Wonosobo, diceritakan pernah hidup seorang putri yang cantik jelita bernama Shinta Dewi. Berbagai pinangan yang datang kepadanya ditolak, kecuali lamaran Pangeran Kidang Garungan.

Akan tetapi, putri Shinta Dewi segera menyadari pada pertemuan pertama, calon suaminya berkepala kijang. Untuk menggagalkan pernikahan, sang putri mengajukan syarat kepada pangeran untuk membuat sumur besar dalam sehari.

Benar saja, Pangeran Kidang Garungan menyanggupi dan mulai menggali dengan cepat serta dalam. Namun, tanpa sepengetahuan Pangeran Kidang, putri Shinta Dewi menyuruh para prajurit untuk memendamnya dari atas.

Singkat cerita, Pangeran Kidang terpendam di dalam sumur galiannya. Namun, sebelum kematiannya datang, Pangeran Kidang menyumpai seluruh anak keturunan putri Shinta Dewi akan memiliki rambut gimbal. Di sisi lain, sumur galian itu berubah menjadi kawah yang bernama Kawang Sikidang.

6. Cerita rakyat Jawa Tengah "Legenda Candi Rara Jonggrang"

Kisah ini menceritakan tentang Bandung Bondowoso yang ingin menikahi Rara Jonggrang. Sebagai syarat pernikahan, Rara Jonggrang meminta Bandung Bondowoso untuk membangun seribu candi dan dua sumur dalam satu malam.

Benar saja, Bandung Bondowoso menyanggupi permintaan Rara Jonggrang dan mulai pembangunan dengan bantuan makhluk halus. Namun, tidak bisa membiarkan Bandung Bondowoso berhasil karena telah membunuh ayahnya.

Rara Jonggrang dibantu para dayangnya kemudian membakar jerami dan menumbuk padi di lesung sehingga seakan-akan pagi telah datang. Akhirnya persyaratan pernikahan tidak dapat dipenuhi, padahal butuh satu candi lagi. Dengan perasaan marah, Bandung Bondowoso mengutuk Roro Jonggrang sehingga menjadi arca cantik.

7. Cerita rakyat Jawa Tengah "Hikayat Sendang Ariwulan"

Dikisahkan seorang pemuda bernama Nyangkoh berhasil dinobatkan sebagai Senopati di Kerajaan Mataram. Namun, Nyangkoh jatuh ke dalam tipu daya selir sehingga menidurinya. Akibat kejadian itu, sang selir hamil anak dari Nyangkoh.

Mendengar perbuatan Nyangkoh, Prabu Kerta Bhumi menjadi murka. Meskipun demikian, Prabu Kerta Bumi masih memberikan kesempatan kepada Nyangkoh untuk tinggal semenara waktu hingga anaknya lahir.

Singkat cerita, bayi pun lahir, dan Nyangkoh membawanya meninggalkan istana Mataram sesuai kesepakatan. Setelah berjalan begitu lama, sampailah Nyangkoh di suatu tempat di Gunung Telomoyo. Tugas pertamanya di sana adalah bertapa untuk dapat memotong tali pusar anaknya. Tali pusar kemudian berhasil dan dikubur di sekitar gua tempatnya tinggal. Namun, tempat penguburan tali pusar justru mengeluarkan mata air yang berkah bagi masyarakat yang mandi di sana.

8. Cerita rakyat Jawa Tengah "Asal Usul Dukuh Klotok"

Diceritakan, sebuah desa di Kabupaten Kudus kedatangan seorang ulama bernama Mbah Surgi. Sebelum berdakwah, Mbah Surgi menanyakan kebiasaan adat masyarakat setempat. Setelah mendengar kebiasaan itu, Mbah Surgi menuju telaga untuk bersemedi.

Mbah Surgi bersemedi lama sekali sampai kulitnya mengelupas atau nglotok dalam bahasa Jawa setempat. Akibat kejadian itu, desa tempat Mbah Surgi berdakwa tersebut dikenal dengan Dukuh Klotok.

9. Cerita rakyat Indonesia "Asal Mula Nama Karimunjawa"

Suatu ketika, Sunan Kudus begitu marah kepada anaknya, Amir Hasan karena berdakwah tidak sesuai metode ayahnya. Sunan Kudus kemudian mengusir anaknya sehingga menjauh dari pegunungan Muria. Ditemani dua murid Sunan Kudus, Amir Hasan menaiki rakit menuju pulau yang terlihat kramun-kramun (samar-samar) dari Pulau Jawa.

Setelah melihat kepergian anaknya, Dewi Rukhil melaporkan kepada Sunan Kudus. Mendengar itu, Sunan Kudus memberi nama pulau yang dituju Amir Hasan dengan Pulau Karimunjawa (yang mulia di Laut Jawa).

10. Sinopsis cerita rakyat singkat "Asal Mula Desa Plalangan"

Diceritakan, Sunan Kalijaga dan sejumlah santri ditugaskan untuk mencari kayu jati sebagai soko guru Masjid Agung Demak. Suatu ketika, sampailah rombongan di sebuah gubuk tak berpenghuni. Mereka pun bermalam, karena keadaan tidak memungkinkan untuk melanjutkan perjalanan.

Akan tetapi, kejadian tidak terduga dialami para santri di wilayah tersebut mulai kedatangan para anjing, ular, hingga pingsan masal. Menghadapi keadaan itu, Sunan Kalijaga tidak gentar sedikitpun, dan selalu berzikir dan meminta pertolongan kepada Allah. Singkat cerita, Sunan Kalijaga menamai wilayah tersebut dengan Plalangan.

Baca juga artikel terkait CERITA RAKYAT atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Edusains
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Fadli Nasrudin