tirto.id - Cerita rakyat Bengkulu pendek dapat dibaca sebagai bentuk pelestarian budaya terhadap literasi-literasi lokal. Pada bahan bacaan yang berasal dari berbagai daerah Indonesia, termasuk cerita rakyat Bengkulu, biasanya terselip makna atau pembelajaran tertentu.
Drama cerita rakyat Bengkulu dari sejumlah wilayah yang ada di sana menjadi bahan bacaan yang menarik. Selain menunjukkan kebudayaan lokal, terdapat pula pesan-pesan penting yang berusaha disampaikan.
Untuk melihat bagaimana menariknya cerita rakyat Bengkulu, Anda bisa membaca artikel ini. Terdapat sebanyak 7 ringkasan cerita rakyat Bengkulu yang dapat Anda baca dan temukan maknanya.
Kumpulan Cerita Rakyat dari Bengkulu yang Penuh Pesan MoralIlustrasi Dongeng. foto/istockphoto
Cerita rakyat Bengkulu Tengah atau sejumlah daerah Bengkulu lainnya bisa mengandung penuh pesan moral. Berikut kumpulan cerita rakyat asal Bengkulu yang telah diringkas Tirto, sebagaimana dikutip dari berbagai sumber literasi.
1. Danau Dendam Tak Sudah
Cerita rakyat Bengkulu Danau Dendam Tak Sudah dalam tulisan ini merujuk pada Revitalisasi Legenda Danau Dendam Tak Sudah Melalui Komik karya Fariz Ardhi Tarenza dkk (2023). Bagaimana rangkaian cerita singkat ini dan apa pesan moralnya?Alkisah, disampaikan terdapat Kerajaan Sungai Itam yang dipimpin oleh Raja Senge. Kedermawanan keluarga istana terkenal seantero negeri, sehingga masyarakat tak asing lagi melihat putri raja bermain di ladang.
Adapun Raja Senger punya empat anak, di antaranya Putri Jenti, Putri Suderati, Pangeran Bungin, dan Pangeran Bingin. Kisah Danau Dendam Tak Sudah secara garis besar menunjukkan kisah cinta Putri Suderati.
Putri Suderati diceritakan berkunjung ke suatu desa di dekat danau dan jatuh cinta dengan seorang pria di sana. Berkat perjalanan tuan puteri ini, ia menjalani hubungan asmara dengan lelaki bernama Jungku Mate.
Namun demikian, drama cerita rakyat Bengkulu ini tak berjalan mulus. Raja Senge tidak memperkenankan salah satu puterinya menjalin hubungan dengan orang biasa.
Hubungan Puteri Suderati dan Jungku Mate pun kandas, lantaran tuan puteri dijodohkan dengan Putra Mahkota Kerajaan Jenggalu (Natadierja). Jungku Mate yang niat balas dendam, namun tak punya kuasa, mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri di danau.
Dari kisah di atas, kita dapat melihat bagaimana status bisa menciptakan orang lain yang dianggap lebih rendah merasa putus asa. Oleh sebab itu, pesan moral dari cerita rakyat ini adalah sebaiknya kita memanusiakan manusia lain.
Memperlakukan orang lain secara setara dapat menjadi wujud kepribadian yang baik bagi diri sendiri dan demi menghargai siapapun. Contohnya memberikan kesempatan orang untuk berpendapat, sebagaimana kita ingin didengar.
Pesan moral Danau Dendam Tak Sudah
Perlakukan sesama manusia dengan setara tanpa memandang status sosial. Memanusiakan manusia lain mencerminkan kepribadian yang baik dan saling menghargai.2. Putri Gading Cempaka
Cerita rakyat Bengkulu Putri Gading Cempaka tertulis dalam buku tulisan Saksono Prijanto (2005). Bahan bacaan tersebut diterbitkan oleh lembaga resmi, yakni Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional.Putri Gading Cempaka dikisahkan sebagai salah satu anak dari Raja Kerajaan Sungai Serut, Ratu Agung. Adapun Ratu Agung diklaim sebagai pendiri pertama kerajaan tersebut, titah-titihnya berasal dari Kerajaan Majapahit di Jawa.
Lantaran umur yang sudah tua, pria yang memimpin daerah Bangkahulu ini menitahkan wasiat kepada semua anaknya. Pesan yang disampaikan yakni jika raja nanti sudah tak berumur dan kerajaan mengalami nasib nahas, semua anak harus pergi ke daerah Gunung Bungkuk.
Pria ini menyampaikan bahwa suatu hari akan datang seorang raja yang menyelamatkan anak-anaknya. Situasi yang hening berjalan beberapa hari sampai Ratu Agung benar-benar menghembuskan napas terakhir.
Kisah berlanjut pada pinangan Putri Gading Cempaka, di mana orang dari Kerajaan Aceh. Pria yang awalnya datang sopan tersebut pun marah-marah ketika lamarannya ditolak, sehingga berujung perang antar kerajaan.
Nasib nahas pun benar menimpa Kerajaan Sungai Serut, sehingga mereka melarikan diri ke Gunung Bungkuk. Di sisi lain, hadir pula seorang raja yang datang ke daerah Bangkahulu untuk menyelesaikan perselisihan empat raja baru.
Nama orang tersebut Maharaja Sakti, pria yang mimpi bertemu bidadari di Gunung Bungkuk. Dia bersama para utusannya pun pergi menuju Gunung Bungkuk, meminang Putri Gading Cempaka yang menurut mimpinya adalah bidadari.
Maharaja Sakti pun resmi menjadi pemimpin Kerajaan Sungai Serut, dibangun ulang pusat pemerintahannya jadi Kerajaan Sungai Lemau. Situasi ini terjadi karena perpindahan tempat dan lokasi terbaru.
Berdasarkan cerita rakyat Bengkulu di atas, kita bisa mengambil pesan moral bahwa nasehat dari orang tua berisi kebaikan. Seandainya itu bertentangan dengan hati nurani, ada baiknya kita berpikir ulang secara logis.
Seperti kisah Putri Gading Cempaka dan kerajaannya yang tertimpa musibah, situasi ini sudah dipikirkan sesuai oleh Ratu Agung. Pemberian wasiat terkait kehidupan pada masa mendatang agar baik-baik saja disampaikan sebelum itu terlambat.
Pesan Moral Dongeng Putri Gading Cempaka
Pesan moralnya adalah nasihat orang tua sering mengandung kebaikan. Sebelum menolaknya, kita perlu berpikir ulang secara logis dan mempertimbangkan masa depan.3. Asal Usul Pagar Dewa
Cerita rakyat Bengkulu Asal Usul Pagar Dewa menceritakan pembuatan pagar sebagai motif seorang bujang tua untuk mencari pasangannya. Lantas, mengapa penyebutan pagar tersebut diselipkan ucapan “Dewa”?Kisah ini bermula dari adanya Telaga Dewa yang dipercaya oleh masyarakat, lokasinya berada di daerah Bengkulu. Tempat itu dikatakan cukup suci lantaran banyak para dewa yang turun dari kayangan untuk menyucikan diri.
Pria bujang dengan statusnya yang belum menikah tidak memercayai hal keramat yang dikatakan masyarakat. Oleh karena itu, lelaki jomblo ini pergi menuju Telaga Dewa untuk memverifikasi kebenarannya.
Dia tampak takjub menyaksikan para bidadari ada di Telaga Dewa, bahkan berniat untuk menjadikan salah satunya sebagai istri. Pria ini pun berinisiatif membuat pagar di dekat telaga agar bidadari bisa menaruh selendangnya.
Peristiwa yang dibayangkan oleh bujang tua benar-benar terjadi. Selendang yang ditaruh di pagar pun dicuri oleh pria ini, sehingga salah satu bidadari terpaksa tak bisa kembali ke kayangan.
Berdasarkan cerita pendek asal Bengkulu di atas, kita bisa melihat bagaimana tindakan cerdik bujang tua dalam menggapai keinginannya. Namun demikian, pesan moral yang bisa kita petik adalah perlunya mengonfirmasi kebenaran suatu hal.
Kita tidak boleh menyetujui pendapat masyarakat terhadap sesuatu sebelum mengecek kebenaran hal tersebut. Oleh sebab itu, perlu kiranya kita melakukan pencarian terhadap data, kebenaran, dan fakta yang sebenarnya.
Pesan Moral Asal Usul Pagar Dewa
Pesan moralnya adalah kita perlu mengonfirmasi kebenaran suatu hal sebelum mempercayai pendapat umum. Mencari fakta dan data yang benar adalah langkah bijaksana.4. Putri Serindang Bulan
Alkisah, Putri Serindang Bulan dipinang oleh seseorang yang mengagumi kecantikannya. Pernikahan pun dilakukan di suatu kerajaan pada malam bulan purnama, di mana kutukan sang putri terpaksa haru muncul.
Pria yang kaget melihat kejadian ini segera membatalkan pernikahan. Oleh karena itu, Putri Serindang Bulan mengalami kekecewaan mendalam.
Tuan putri pergi ke suatu hutan untuk menyendiri, tempat di mana ia bertemu seseorang bernama Setio Barat. Mereka berdua saling jatuh cinta, tidak peduli bagaimana keberadaan kutukan ketika bulan purnama tiba.
Berdasarkan kisah Putri Serindang Bulan, kita bisa melihat bagaimana perwujudan cinta sejati yang tak memerhatikan fisik. Pada masanya, semua orang akan menua dan punya kekurangannya masing-masing.
Pesan Moral Putri Serindang Bulan
Cinta sejati tidak memandang penampilan fisik. Kita harus belajar menerima kekurangan, karena setiap orang akan menua dan memiliki kekurangan masing-masing.5. Sang Piatu Menjadi Raja
Cerita rakyat dari Bengkulu, Sang Piatu Menjadi Raja, ditulis oleh Halimi Hadibrata dalam buku berjudul serupa terbitan tahun 2016. Adapun bahan literasi ini diterbitkan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.Berbeda dari beberapa cerita sebelumnya, Sang Piatu Menjadi Raja menyampaikan pendekatan Islam dalam karakternya. Tokoh utama disebut Sang Piatu, dikisahkan mengawali hidup dengan belajar cara ibadah sholat.
Bukan hanya beribadah, Sang Piatu juga menjalankan kegiatan pembelajaran di sektor cocok tanam, perdagangan, dan sebagainya. Perkembangan ini pun dilirik Raja Mulia, sehingga pemimpin itu berniat mengajarinya lebih rinci.
Seiring perjalanan waktu, tokoh utama mengalami nasib yang terkesan beruntung. Dia secara tidak sengaja menemukan intan ajaib, kemudian menikahi tuan putri dari suatu kerajaan.
Bukan hanya mengalami perkembangan dalam kemampuan, karakter, dan beruntung, bahkan ia dinobatkan menjadi raja. Lantas, apa pesan moral cerita rakyat Bengkulu yang berjudul Sang Piatu Menjadi Raja?
Sesuai ringkasan cerita rakyat Bengkulu tersebut, kita bisa melihat bagaimana seseorang yang serius dalam menjalani kehidupan. Dia memerhatikan caranya hidup dengan memelajari berbagai hal dan berusaha untuk mandiri.
Berkat keseriusan tersebut, Sang Piatu bisa mendapatkan berbagai hal lain yang memang pantas diperoleh. Kita dapat menyebut kisah ini sebagai gambaran bahwa “usaha tidak akan mengkhianati hasil”.
Amanat Dongeng Sang Piatu Menjadi Raja
Pesan moralnya adalah keseriusan dan kerja keras dalam menjalani kehidupan akan menghasilkan keberhasilan. Usaha tidak akan mengkhianati hasil.6. Keramat Riak
Hikayat Keramat Riak ditulis dalam buku Ceritera Rakyat Daerah Bengkulu (1982) terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Buku tersebut merupakan hasil program dari Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah.Dikisahkan terdapat desa bernama Keramat Riak yang ada di selatan Bengkulu. Di wilayah tersebut, ada seorang raja bernama Riak Bakau.
Adapun pria tersebut bertemu dengan pria tua yang sedang melakukan perjalanan ibadah. Riak Bakau yang tak tahu-menahu mengenai hal tersebut mengajak sang pria tua taruhan, kemudian ditolak.
Pria tua itu pergi menuju suatu tempat, di mana ia diminta untuk memberikan bantuan kepada seorang pedagang asal Cina. Pasca menyuguhkan bantuan, pria tua meminta saudagar dari Tiongkok untuk memenuhi suatu hal.
Dia menyuruh pedagang tersebut untuk memakamkan pria tua di daerah Riak Bakau, kemudian diberikan nama Keramat Riak. Permintaan itu dituruti, bahkan diwujudkan dengan pembangunan Kerajaan Riak.
Perlu diketahui bahwa Riak bermakna tempat yang penduduknya dikisahkan punya niat-niat jahat lantaran dikutuk menjadi kera. Apa pesan moral yang disampaikan cerita Keramat Riak dari Bengkulu ini?
Jika kita melihat rentetan ceritanya, pria tua memberikan istilah Keramat Riak berdasarkan perlakuan Riak Bakau. Pria tua yang hendak menjalankan sembahyang sambil berkelana, malah diajak berjudi terang-terangan.
Cerita rakyat Bengkulu pendek ini mengandung pesan moral bahwa keburukan Anda bisa diingat oleh orang lain. Oleh sebab itu, berikan perlakuan sebaik mungkin terhadap orang lain agar kita tidak buruk di mata mereka.
Pesan Moral Cerita Rakyat Keramat Riak
Keburukan yang dilakukan dapat meninggalkan kesan buruk di mata orang lain. Sebaiknya kita memperlakukan orang lain dengan baik agar dikenang positif.Penulis: Yuda Prinada
Editor: Yulaika Ramadhani