tirto.id - Cerita legenda Putri Mandalika mengisahkan tentang seorang perempuan dari suku Sasak bernama Putri Mandalika. Putri Mandalika dikepung oleh berbagai pinangan dari para pangeran. Namun dengan alasan yang kuat, dia menolak semua pinangan yang datang padanya.
Asal cerita Putri Mandalika yakni dari pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Legenda Putri Mandalika ini dipercaya sebagai asal mula dari adanya tradisi Bau Nyale di Lombok.
Legenda Putri Mandalika menjadi warisan budaya yang tak ternilai bagi masyarakat Lombok. Setiap tahun, perayaan Bau Nyale menarik perhatian tidak hanya dari warga lokal tetapi juga wisatawan dari berbagai penjuru, menciptakan momen berharga dalam merayakan identitas dan warisan budaya yang kaya.
Untuk memahami lebih lanjut tentang cerita Putri Mandalika, simak penjelasan tentang tokoh yang ada dalam cerita Putri Mandalika, rangkuman cerita Putri Mandalika serta amanat dan pesan moral yang terkandung dalam cerita.
Tokoh dalam Cerita Legenda Putri Mandalika
Dalam cerita legendaPutri Mandalika, terdapat beberapa tokoh utama yang memainkan peran penting. Para tokoh ini memengaruhi alur cerita sekaligus pesan moral yang diusung dalam cerita. Berikut ini tokoh yang ada dalam cerita Putri Mandalika.
Putri Mandalika
Putri Mandalika adalah tokoh utama cerita, seorang putri dari Kerajaan Sekar Kuning di Pulau Lombok. Dia digambarkan sebagai wanita cantik, bijaksana, dan rendah hati. Keputusannya untuk mengorbankan dirinya sendiri demi mencegah konflik dan perang menunjukkan sifat kepemimpinan dan pengorbanan yang tinggi.
Raja dan Ratu
Orang tua Putri Mandalika, yaitu Raja Tonjang Beru dan Dewi Seranting. Meskipun peran mereka dalam cerita mungkin tidak begitu mendalam, kehadiran mereka menunjukkan keluarga kerajaan yang mencintai Putri Mandalika.
Para Pangeran
Sejumlah pangeran dari berbagai kerajaan yang datang untuk meminang Putri Mandalika. Mereka digambarkan sebagai sosok yang tamak dan sombong, dan penolakan Putri Mandalika terhadap mereka menunjukkan kebijaksanaan dan keputusan moral yang kuat.
Ringkasan Cerita Legenda Putri Mandalika
Pada zaman dahulu, di pulau Lombok, terdapat tiga kerajaan yang saling berdekatan dan hidup dalam damai. Salah satu kerajaan, Sekar Kuning, dipimpin oleh Putri Mandalika, seorang wanita cantik, bijaksana, dan baik hati.
Kecantikan dan kebaikan Putri Mandalika menyebar luas, menarik perhatian banyak pangeran dan raja, termasuk Raja Johor dan Raja Bumbang.
Raja Johor dan Raja Bumbang mengirim utusan untuk melamar Putri Mandalika. Namun, melihat potensi konflik dan peperangan yang mungkin terjadi akibat pilihan tersebut, Putri Mandalika merasa bimbang.
Dia tidak ingin rakyatnya menderita dan mengalami kekacauan. Akhirnya, Putri Mandalika mengambil keputusan drastis. Dia mengundang semua raja, pangeran, dan rakyat ke pantai Seger pada tanggal tertentu.
Di sana, dia berdiri di atas batu besar dan menyatakan bahwa kebahagiaan yang diinginkannya adalah keberlanjutan perdamaian dan kemakmuran semua kerajaan. Tanpa ragu, dia melempar dirinya ke laut.
Kejadian tersebut menyisakan rasa duka mendalam di antara semua yang hadir. Namun, tiba-tiba, dari laut muncul cacing laut yang menyala, yang diyakini sebagai penjelmaan Putri Mandalika, disebut nyale.
Tradisi penangkapan nyale masih dilestarikan oleh masyarakat NTB, khususnya di Lombok Tengah, sebagai penghormatan terhadap legenda Putri Mandalika.
Amanat dan Pesan Moral Cerita Legenda Putri Mandalika
Cerita legenda Putri Mandalika mengandung beberapa pesan moral dan amanat yang dapat diambil. Berikut adalah ringkasan dari pesan moral dan amanat yang terdapat dalam cerita Putri Mandalika
Sifat rela Berkorban
Putri Mandalika menunjukkan sifat rela berkorban yang tinggi dengan mengorbankan dirinya sendiri demi mencegah perang dan peperangan antar kerajaan. Amanat dari kisah ini adalah pentingnya pengorbanan tanpa pamrih demi kebaikan bersama.
Pentingnya kedamaian dan kerukunan
Putri Mandalika menolak pinangan para pangeran untuk mencegah konflik dan pertumpahan darah di antara mereka. Cerita ini memberikan pesan moral tentang pentingnya menjaga kedamaian dan kerukunan di antara masyarakat. Amanatnya adalah untuk menghindari perpecahan dan konflik yang dapat merugikan banyak orang.
Kebijaksanaan dalam mengambil keputusan
Putri Mandalika mengambil keputusan besar dengan penuh kebijaksanaan, menyadari konsekuensi dari setiap pilihannya. Amanat dari cerita ini adalah pentingnya kebijaksanaan dalam menghadapi situasi sulit dan membuat keputusan besar.
Penghargaan terhadap tradisi dan budaya
Cerita legenda Putri Mandalika menjadi bagian integral dari tradisi dan budaya masyarakat Lombok. Amanatnya mencakup penghargaan terhadap warisan budaya dan tradisi, seperti yang tercermin dalam perayaan tahunan Bau Nyale.
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Dhita Koesno