tirto.id - Dalam karya sastra seperti cerpen, novel, dan pantun, terdapat istilah yang dikenal sebagai amanat. Biasanya, amanat atau pesan moral ini ditemukan oleh seseorang setelah membaca karya sastra.
Menurut J. Saryono dalam buku Dasar Apresiasi Sastra (2009), sebuah karya sastra bisa disebut sebagai sastra yang baik jika di dalamnya termuat cerita yang menyadarkan manusia. Sadar di sini diibaratkan manusia dapat mengetahui tolak ukur jalan sesungguhnya yang harus diperhatikan setiap orang.
Pencantuman sebuah peristiwa dalam karya sastra, baik itu konflik maupun penyelesaian, bisa dijadikan sebagai amanat bagi orang lain membacanya. Dengan begitu, ada fungsi didaktis dari karya yang dibaca, yakni memberikan pengajaran terhadap masyarakat.
Wahono dan Abdul Hanif dalam buku Bahasa Indonesia Untuk SMP/MTS Kelas IX (2010:19) mengungkapkan, cerita pendek, novel, dan beberapa karya hasil karangan biasanya memuat nilai-nilai moral kehidupan yang bisa dijadikan contoh seorang manusia ketika menjalankan kehidupannya. Lantas, apa saja contoh amanat yang terkandung dalam cerpen, novel, dan pantun?
Contoh Amanat dalam Cerpen
Isi cerpen tidak terlalu panjang seperti karya prosa lainnya, seperti novel dan sebagainya. Akan tetapi, bukan berarti tidak terdapat amanat di dalamnya.
Tepatnya, dengan sedikit dan sederhananya kisah yang disajikan cerpen, amanat dapat secara jelas dilihat dan disadari oleh setiap pembaca. Berikut ini contohnya:
Cerita Malin Kundang
Mitos atau cerita daerah yang terkenal di Sumatera ini menjabarkan amanat bahwa seorang anak yang durhaka akan mengalami hal yang buruk. Di dalam kisah ini, diceritakan anak tersebut dikutuk menjadi batu di sebuah pantai karena tidak mengakui ibunya.
Contoh Amanat dalam Novel
Berbeda dengan cerpen, novel memiliki isi yang lebih panjang, bahkan lebih kompleks. Berkat panjangnya kisah yang disajikan, maka amanat yang disampaikan bisa dipelajari dengan lebih mendalam dan fokus. Berikut ini contohya.
Novel Laskar Pelangi
Novel ini ditulis oleh seorang bernama Andrea Hirata pada 2005. Menceritakan kehidupan sepuluh orang tidak mampu yang bersekolah mulai dari SD hingga SMP. Kendati hidup keterbatasan, mereka tidak pernah menyerah dalam usaha mengenyam pendidikan. Semangat untuk tidak menyerah pada keadaan ini bisa dijadikan sebagai amanatnya.
Contoh Amanat dalam Pantun
Pantun berbeda bentuknya dengan karya sastra cerpen dan Novel. Karya ini biasa dibuat dalam bentuk bait yang terdiri dari empat baris. Uniknya, sajak dari akhiran pantu berima a-b-a-b dan tidak jarang di dalamnya termuat amanat atau pesan moral. Berikut ini contohnya.
Berakit-rakit ke hulu
Berenang-renang ke tepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian
Di dalam pantun tersebut, dua baris pertama dibuat sebagai sampiran dan dua baris setelahnya adalah isi. Kedua baris pertama sebenarnya tidak memiliki arti dan hanya dibuat untuk menjelaskan isi. Sedangkan, isinya punya peran sebagai pemberi amanat, yakni jika kalian ingin senang, maka harus sakit terlebih dahulu.
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Yulaika Ramadhani