Menuju konten utama

Macam-Macam Sudut Pandang, Pengertian, dan Contohnya

Macam-macam sudut pandang terbagi atas orang pertama pelaku utama, pelaku sampingan, orang kedua, hingga orang ketiga. Berikut pengertian dan contohnya.

Macam-Macam Sudut Pandang, Pengertian, dan Contohnya
Ilustrasi membaca cerpen. Adapun dalam cerpen terdapat sudut pandang orang pertama, kedua, ketiga, dan sebagainya.

tirto.id - Sudut pandang dalam cerpen maupun novel sebagai karya prosa termasuk sebagai unsur pembangun ceritanya. Dalam pengkajian sastra, unsur yang membangun cerita di dalam prosa disebut unsur intrinsik.

Mengutip Modul 3, Ceritamu Ceritaku (2018) terbitan Kemdikbud, cerita umumnya mengandung tema, alur, latar, tokoh, penokohan, dan sudut pandang. Semua unsur ini merujuk pada cara penulis membangun kisahnya.

Adapun sudut pandang memegang peranan penting dalam mengarahkan pembaca. Berikut ini penjelasan tentang apa itu sudut pandang, macam-macam, serta beberapa contohnya.

Apa Itu Sudut Pandang?

Pengertian sudut pandang adalah cara pandang penulis ketika menuliskan sebuah kisah. Istilah ini juga merujuk kepada cara penempatan diri seorang penulis, misalnya sebagai tokoh, untuk menggambarkan ceritanya.

Dinukil dari LMSSPADA Kemdiktisaintek, sudut pandang dapat memengaruhi hidup atau tidaknya kisah. Dengan adanya sudut pandang, cerita akan terasa lebih hidup serta tersampaikan maknanya.

Oleh sebab itu, penulisan sudut pandang yang baik mampu membuat pembaca atau pendengar lebih paham alur cerita. Lantas, terdapat apa saja macam-macam sudut pandang dalam cerpen dan novel?

Infografik SC Sudut Pandang Novel

Infografik SC Sudut Pandang Novel. tirto.id/Sabit

Macam-Macam Sudut Pandang

Sudut pandang dalam konteks cerpen maupun novel bisa menggunakan pandangan orang pertama, kedua, dan ketiga. Selain itu, sudut pandang ini juga diklasifikasikan sesuai rincian tertentu.

Anda bisa melihat perbedaan sudut pandang orang pertama, kedua, dan ketiga melalui penjelasan macam-macam sudut pandang berikut.

1. Sudut Pandang Orang Pertama Pelaku Utama

Sudut pandang orang pertama pelaku utama dapat dilihat dari kisah-kisah yang menunjukkan penggunaan kata “aku”. Cara pandang ini memperlihatkan bahwa tokoh punya watak dan mengalami sendiri berbagai cerita di dalamnya.

Dengan begitu, tokoh akan menjadi pusat perhatian dari kisah prosa yang ditulis. Sebagai tokoh utama, penulisan kata “aku” ini biasa kita temukan dalam buku harian, diari, atau catatan pribadi lain.

2. Sudut Pandang Pertama Pelaku Sampingan

Berbeda dari pelaku utama, ada pula sudut pandang pelaku sampingan yang juga menggunakan tokoh “aku”. Namun ia hanya terlibat sebagai karakter sampingan, bukan tokoh utamanya.

Tokoh “aku” dalam sudut pandang pertama pelaku sampingan biasanya terlibat sebagai pembawa cerita. Karakter ini dihadirkan untuk hidup di samping tokoh utama, khususnya sebagai penambah latar suasana.

3. Sudut Pandang Orang Kedua

Sudut pandang orang kedua adalah cara pandang penulis yang bisa membuat pembaca merasa seperti ada di kisahnya. Misal ada penulisan kata “kamu” yang ditujukan penulis kepada pembaca.

Penulis juga dapat menyuguhkan pandangan lewat kata ganti orang kedua lainnya. Sudut pandang yang bersifat naratif ini jarang digunakan dalam penulisan cerita, kendati sebenarnya dapat diterapkan.

4. Sudut Pandang Orang Ketiga Terbatas

Sudut pandang orang ketiga terbatas adalah cara penulis menggambarkan tokoh utama melalui pengamat. Lantaran hanya bertindak sebagai pengamat, sudut pandang orang ketiga macam ini tidak bisa melihat isi hati tokoh utama.

Oleh sebab itu, berbagai hal yang diujarkan melalui sudut pandang orang ketiga tidak terlalu rinci. Penulisan sudut pandang ini dapat ditandai dengan penggunaan kata “dia” dan “mereka”.

5. Sudut Pandang Orang Ketiga Serba Tahu

Selain pengamat, ada juga sudut pandang orang ketiga serba tahu yang mampu melihat keseluruhan dunia kisah. Misalnya membaca pikiran yang tidak terucapkan atau menerangkan isi hati.

Lantaran mengetahui berbagai hal yang ada di konteks tampak dan tidak tampak, sudut pandang ini termasuk macam serba tahu. Hampir serupa dengan pengamat, namun penceritaannya lebih rinci.

6. Sudut Pandang Campuran

Selain sudut pandang orang pertama, kedua, dan ketiga, terdapat pula sudut pandang campuran yang merangkap ketiganya. Penulis bisa saja menggambarkan kisah melalui ketiga sudut pandang itu.

Misalnya pada awal cerita ada seorang pengamat yang menceritakan tokoh utama, kemudian di paragraf berikutnya “aku” mulai memasuki kisah. Pada kasus ini, digunakan sudut pandang orang ketiga pengamat dan sudut pandang orang pertama pelaku utama.

Contoh Sudut Pandang

Setelah mengetahui bagaimana penjelasan macam-macam sudut pandang di atas, Anda bisa melihat contoh agar memahaminya lebih seksama. Berikut contoh sudut pandang orang pertama, kedua, dan ketiga.

1. Contoh Sudut Pandang Orang Pertama

Contoh sudut pandang orang pertama bisa dilihat dari penulisan kata “aku” dalam cerita tertentu. Baik itu sudut pandang pertama pelaku utama atau sudut pandang orang pertama pelaku sampingan, keduanya menggunakan itu.

Aku teringat kepada makanan ringan kemarin sore yang diberikan oleh Ibu. Makanan itu ternyata cukup manis, bahkan setelah lewat satu hari aku masih ingat jelas bagaimana cita rasanya. Hari ini pun aku putuskan, makanan Ibu memang yang paling terbaik di dunia ini.

2. Contoh Sudut Pandang Orang Kedua

Contoh sudut pandang orang kedua sudah disebutkan menggunakan kata-kata “kamu”, merujuk kepada pembaca cerita. Berikut ini contoh paragraf yang menunjukkan sudut pandang orang kedua.

Pernahkah Anda bermimpi untuk menjadi lebih dewasa? Begitulah yang kerap disampaikan oleh para tetua di kampungku. Namun, kamu pasti heran mengapa mereka mempertanyakan itu. Mereka menganggapku sebagai anak nakal, bahkan sulit untuk diajarkan. Bagaimana pendapatmu?

3. Contoh Sudut Pandang Orang Ketiga

Contoh sudut pandang orang ketiga bisa Anda temukan dalam cerita yang menuliskan kata “dia”, “ia”, “mereka”, dan sebagainya. Berikut ini paragraf yang menunjukkan sudut pandang orang ketiga.

Nama putra tertua dari raja di wilayah ini adalah Alexander. Dia terkenal berwibawa serta berbelas kasih terhadap orang lain. Oleh sebab itu, kandidat calon raja yang nanti diprioritaskan adalah dia. Raja berpendapat, “Dengan adanya dia, masyarakat di kerajaan ini tidak akan menderita”.

Baca juga artikel terkait UNSUR INTRINSIK atau tulisan lainnya dari Aninda Lestari

tirto.id - Edusains
Penulis: Aninda Lestari
Editor: Yulaika Ramadhani
Penyelaras: Yuda Prinada