Menuju konten utama

Bagaimana Cara Mengetahui Watak Tokoh dalam Cerita?

Cara menentukan watak tokoh dalam cerita bisa dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Simak penjelasan lengkapnya di artikel berikut.

Bagaimana Cara Mengetahui Watak Tokoh dalam Cerita?
Ilustrasi cara menentukan watak tokoh cerita dalam drama. sebuah adegan dari pertunjukan berjudul "reza" yang dipentaskan kelompok teater mandiri pimpinan putu wijaya di bentara budaya, jakarta, kamis (14/4) malam. pementasan berdasarkan naskah karya putu wijaya dan juga disutradarai olehnya itu menceritakan lakon karikatural tentang keluarga yang mencari kebahagiaan, dan dipentaskan 14-15 april 2016 di tempat tersebut. antara foto/dodo karundeng/aww/16.

tirto.id - Watak tokoh, atau biasa dikenal juga dengan sebutan perwatakan, merujuk pada sifat, kepribadian, dan ciri-ciri psikologis, yang dimiliki oleh karakter dalam sebuah cerita. Hal ini mencakup berbagai aspek, termasuk sikap, nilai-nilai, kebiasaan, motivasi, dan cara tokoh berinteraksi dengan lingkungan dan tokoh lainnya.

Penting untuk memahami watak tokoh agar pembaca mengetahui kedalaman dan dimensi pada cerita. Watak tokoh memberikan identitas pada karakter. Hal itu akan membuat mereka terasa nyata sehingga memungkinkan pembaca atau penonton merasa terhubung dan tertarik pada perjalanan karakter dalam cerita.

Beberapa elemen yang sering tercakup dalam perwatakan tokoh melibatkan sikap dan perilaku, motivasi, serta perubahan dan perkembangan tokoh. Selain itu, elemen perwatakan juga mencakup nilai-nilai dan keyakinan, kelemahan dan kekuatan, serta hubungan dengan tokoh lain.

Lantas, bagaimana cara menentukan watak tokoh dalam cerita? Sebelum mempelajari cara menentukan watak tokoh dalam cerita, kita lebih dulu mesti memahami jenis perwatakan tokoh, yang juga termasuk bagian dari unsur intrinsik.

Apa Saja Jenis Perwatakan Tokoh dalam Cerita?

Jenis perwatakan tokoh tidak hanya antagonis dan protagonis. Aminuddin, dalam buku Pengantar Apresiasi Karya Sastra (2013), menjelaskan bahwa terdapat empat jenis perwatakan tokoh. Berikut penjelasan lebih dari tiga jenis perwatakan tokoh:

1. Tokoh utama dan tokoh tambahan

Tokoh utama memiliki peranan penting, sering menjadi fokus cerita, dan memiliki hubungan erat dengan tokoh lain. Sementara itu, tokoh tambahan cenderung terbatas, perannya sekunder, dan lebih sering berfungsi sebagai pelengkap.

2. Antagonis dan protagonis

Dalam cerita, terdapat dua jenis tokoh berdasarkan wataknya. Antagonis biasanya memiliki sifat yang tidak disukai pembaca dan bertentangan dengan tokoh utama. Sementara itu, tokoh protagonis memihak tokoh utama dalam cerita, dan biasanya disenangi pembaca.

3. Tokoh sederhana dan bulat

Tokoh sederhana memiliki karakter tidak kompleks dan muncul pada permasalahan tertentu, tanpa obsesi batin yang rumit. Sebaliknya, tokoh bulat memiliki karakter kompleks, muncul dengan banyak beban masalah, dan obsesi batin yang rumit.

4. Tokoh dinamis dan statis

Tokoh dinamis mengalami perubahan dan perkembangan batin dalam cerita, sesuai dengan sifat manusia yang senantiasa berubah. Sementara itu, tokoh statis tidak mengalami perubahan perilaku dari awal hingga akhir cerita.

Cara Menentukan Watak Tokoh dalam Cerita

Secara umum, karakter tokoh dalam cerita fiksi ditentukan oleh pengarangnya. Namun, pembaca dapat menginterpretasikan watak tokoh dalam cerita pendek secara bebas.

Albertine Minderop, dalam buku Metode Karakteristik Telaah Fiksi (2005), menyatakan bahwa cara menentukan watak tokoh dalam cerita dapat dilakukan dengan metode langsung dan tidak langsung.

1. Cara menentukan watak tokoh dalam cerita pendek menggunakan metode langsung

Cara menentukan watak tokoh dalam cerita yang pertama adalah menggunakan metode langsung. Watak tokoh dapat dipahami oleh pembaca melalui penjelasan dari pengarangnya langsung tentang karakter tokoh.

Pembaca dapat menentukan watak tokoh dalam cerita dengan mengandalkan informasi yang diberikan oleh pengarang. Karakterisasi dapat dilakukan melalui penggunaan nama tokoh, penampilan tokoh, dan tuturan pengarang.

Karakterisasi menggunakan nama tokoh terlihat dari pemberian nama yang mencerminkan sifat atau kualitas tokoh. Contohnya, tokoh bernama Sabari biasanya mencerminkan sifat sabar, dilihat dari arti kata sabari, 'sabar'.

Contoh yang kedua bisa dilihat dalam novel Siti Nurbaya penampilan tokoh Sitti Nurbaya. Melalui cerita tersebut kita bisa melihat status sosial tokoh melalui gambaran penampilannya.

2. Cara menentukan watak tokoh dalam cerita memakai metode tidak langsung

Cara menentukan watak tokoh dalam cerita pendek juga dapat dilakukan dengan metode tidak langsung. Metode ini memungkinkan tokoh dalam cerita untuk mengekspresikan diri melalui tingkah laku dan dialog mereka tanpa campur tangan pengarang. Lantas, bagaimana cara melihat watak tokoh dari ucapannya?

Pembaca dapat menganalisis karakter tokoh melalui tindakan dan dialog dalam cerita. Misalnya, jika seorang tokoh dalam suatu cerita selalu berkata kasar dan cenderung sewenang-wenang, pembaca bisa menginterpretasikan bahwa watak tokoh tersebut adalah antagonis.

Contoh lainnya dapat dilihat dalam cerita Sitti Nurbaya. Melalui dialog, yang memberikan informasi penting tentang karakter tokoh, pembaca bisa mengambil kesimpulan tentang watak aktor cerita. Ucapan tokoh, baik protagonis maupun tokoh bawahan, mengungkapkan jati diri mereka.

Langkah terakhir dari cara menentukan watak tokoh adalah dengan memahami situasi percakapan dan lokasi. Dalam sebuah cerita, memberikan nuansa dan konteks khusus pada dialog dimaksudkan untuk memperkaya karakter tokoh.

Melalui metode langsung dan tidak langsung, pembaca dapat menggali dan memahami watak tokoh dalam cerita. Metode langsung memberikan informasi secara eksplisit dari pengarang, sementara metode tidak langsung memungkinkan pembaca untuk meresapi karakter tokoh melalui interaksi dan perilaku mereka. Kombinasi keduanya memberikan gambaran yang komprehensif tentang kepribadian tokoh dalam narasi.

Baca juga artikel terkait BAHASA INDONESIA atau tulisan lainnya dari Umi Zuhriyah

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Umi Zuhriyah
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Fadli Nasrudin