Menuju konten utama
Bahasa Indonesia

Apa Itu Cerita Pendek (Cerpen), Pengertian dan Strukturnya?

Berikut adalah pengertian, struktur dan ciri-ciri cerita pendek (cerpen).

Apa Itu Cerita Pendek (Cerpen), Pengertian dan Strukturnya?
Ilustrasi membaca buku cerita. tirto.id/Lugas

tirto.id - Cerpen lahir berkat adanya tradisi puisi atau penyampaian suatu kisah dengan menggunakan irama. Irama inilah yang memudahkan pendengar mengingat cerita.

Pada abad ke-6 SM, seorang budak Yunani bernama Aesop menciptakan sebuah cerita-cerita tentang hewan yang mengandung pesan-pesan moral. Cerita buatan Aesop pun dikenal sebagai asal muasal fabel, cerita pendek yang berkisah tentang kehidupan hewan.

Sejarah perkembangan cerpen juga dapat ditemukan pada kebiasaan masyarakat Romawi Kuno, karena gemar mengungkapkan anekdot atau cerita singkat tentang seseorang pada sebuah kejadian nyata.

Teknik penceritaan dan pengisahan tidak hanya dilakukan secara lisan. Sejak ditemukannya mesin cetak pada abad ke-14, masyarakat Eropa mulai bercerita lewat tulisan. Sejumlah karya tulis pun mulai bermunculan pada saat itu. Canterburry Tales karya Geoffrey Chaucer dan The Decaremon karya Giovanni Boccacio adalah contohnya.

Pengarang asal Italia, Matteo Bandello pun muncul menarik perhatian pembaca Eropa. Sekitar tahun 1554 - 1573, Matteo meluncurkan sebuah cerpen tentang kisah tragis berjudul The Novels.

Karya tulisan yang menjadi cikal bakal cerpen terus bermunculan mengikuti zaman dan pengaruh dari para penulis. Mulanya cerpen muncul di buku, kemudian surat kabar dan majalah, hingga saat ini dapat dibaca dengan leluasa melalui ponsel pintar.

Pengertian Cerpen

Cerpen adalah akronim atau kependekan dari cerita pendek. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), cerita pendek memiliki panjang kurang dari 10.000 kata dengan kisah hanya berfokus pada seorang tokoh yang berada dalam situasi tertentu.

Ainun Mas dalam buku berjudul Rambu-rambu Menulis Cerpenmenuliskan,format cerpen jauh berbeda dengan novel. Novel berisi gambaran cerita serta pengisahan tokoh yang lebih kompleks. Sedangkan cerpen berisi penceritaan tokoh tunggal dengan latar belakang waktu dan tempat yang terbatas. Kalaupun ada lebih dari satu tokoh, hanya ada satu saja yang diceritakan secara detail.

Sebagai salah satu jenis karya sastra, cerpen juga mengandung amanat dan pesan moral yang dapat dipahami oleh pembaca. Amanat dapat ditampilkan cerpen secara eksplisit maupun implisit.

Secara eksplisit, amanat cerpen disampaikan secara langsung oleh pengarang pada bagian pertengahan maupun akhir cerita. Biasanya berupa saran, nasihat, larangan, dan ujaran, peringatan, hingga seruan.

Sedangkan secara implisit, pengarang tidak menyampaikan amanat secara tidak langsung. Pembaca dapat memahami amanat cerpen dari sifat tokoh yang digambarkan pada cerita.

Struktur Cerpen

Erwan Rachmat dalam buku Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas IX menuliskan, cerpen membutuhkan struktur agar cerita bisa lebih mudah dinikmati. Struktur memberikan petunjuk kepada pembaca bahwa dalam sebuah cerpen terdapat jenjang yang menuntun sebuah cerita dari awal hingga akhir. Berikut adalah strukturnya:

  • Abstrak

Abstrak berisi pengantar atau gambaran awal dari cerita yang hendak disampaikan. Abstrak berfungsi untuk meringkas keseluruhan cerita menjadi inti cerita. Dengan membaca abstrak, pembaca bisa memperoleh bayangan dari keseluruhan cerita.

Namun demikian, abstrak sifatnya tidak wajib dalam penulisan cerpen. Ada yang menyertakan abstrak sebagai salah satu bagian struktur yang membentuk cerita. Ada pula yang tidak menyertakan sama sekali.

  • Orientasi

Orientasi adalah tahap permulaan dari sebuah cerpen. Pada tahap ini, pengarang mulai memperkenalkan tokoh utama, latar tempat, suasana, dan segala unsur yang terlibat dalam sebuah cerita.

  • Komplikasi

Komplikasi merupakan rentetan kejadian sebab-akibat yang melahirkan suatu permasalahan dalam sebuah cerita. Komplikasi dapat muncul apabila terjadi pertentangan antartokoh karena perbedaan karakter.

  • Evaluasi

Evaluasi berisi kejadian yang merupakan konflik dari sebuah cerita. Pada tahap ini, pembaca akan mengetahui langkah atau solusi yang ditempuh oleh tokoh utama untuk menyelesaikan suatu konflik. Oleh karena itu, sebuah cerita dapat dinilai menarik atau tidak berdasarkan dari apa yang terjadi saat tahap evaluasi.

  • Resolusi

Resolusi merupakan bagian yang paling ditunggu oleh pembaca. Usai terlibat dalam sebuah konflik, tokoh utama akhirnya berhasil menemukan jalan keluar dan solusi untuk mengatasinya.

  • Koda

Koda merupakan bagian paling akhir yang fungsinya untuk menutup cerita. Pada bagian ini, pembaca dapat menemukan amanat dan pelajaran yang bisa diambil dari sebuah cerita. Koda ini biasanya berisi petuah, amanat, saran, peringatan, nasihat dari pengarang untuk pembaca.

Baca juga artikel terkait CERPEN atau tulisan lainnya dari Hery Setiawan

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Hery Setiawan
Penulis: Hery Setiawan
Editor: Alexander Haryanto