Menuju konten utama

Perwujudan Nilai-nilai Pancasila dalam Bidang Sosial Budaya

Berikut ini perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam bidang sosial budaya dan contohnya dalam kehidupan masyarakat Indonesia. 

Perwujudan Nilai-nilai Pancasila dalam Bidang Sosial Budaya
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (depan kiri) bersama Bupati Boyolali M Said Hidayat (depan kedua kiri), Wakil Bupati Boyolali Wahyu Irawan (depan kedua kanan) dan Ketua DPRD Boyolali Marsono (depan kanan) melepaskan burung seusai Upacara Hari Pancasila di Alun-alun Pancasila, Cepogo, Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (1/6/2023). ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/aww.

tirto.id - Perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam bidang sosial-budaya bisa ditemukan contohnya di kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa nilai-nilai Pancasila menjiwai perilaku bangsa Indonesia dalam bernegara maupun kehidupan.

Contoh perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam bidang sosial-budaya salah satunya adalah masih hidupnya tradisi musyawarah mufakat di tengah masyarakat Indonesia.

Kebiasaan mencari solusi atas permasalahan bersama dengan musyawarah mufakat tadi bahkan masih hidup di level Rukun Tetangga (RT), kampung, hingga organisasi sekolah.

Musyawarah mufakat merupakan perwujudan pengamalan nilai Pancasila sila ke-4. Bunyi sila ke-4 Pancasila adalah "Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan."

Contoh di atas memperlihatkan bahwa nilai-nilai Pancasila masih bertahan di kehidupan sebagian besar masyarakat Indonesia di tengah derasnya arus globalisasi dan pengaruh budaya dari luar.

Alasan utama Pancasila mampu bertahan adalah karena keberadaannya yang berperan sebagai weltanschauung bangsa Indonesia (pandangan hidup bangsa Indonesia).

Pancasila pada dasarnya dibentuk dari sesuatu yang sudah lama hidup di tengah bangsa Indonesia, dan kemudian berkembang hingga disepakati untuk menjadi dasar negara.

Secara praksis, kehidupan masyarakat Indonesia sejak lama sudah mengacu pada nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Oleh karena itu, perwujudan nilai Pancasila dalam kehidupan bangsa Indonesia bisa dipertahankan hingga sekarang.

Di sisi lain, secara yuridis-konstitusional, Pancasila berkedudukan sebagai pandangan hidup, dasar negara, sekaligus ideologi nasional Republik Indonesia.

Perwujudan Nilai Pancasila di Bidang Sosial Budaya

Perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam bidang sosial-budaya, seperti musyawarah untuk mufakat, pada dasarnya bentuk pengamalan substansi dari 5 sila. Mengidentifikasi banyak bentuk perwujudan nilai Pancasila penting untuk terus menghidupkan ideologi negara ini.

M. H. Ahmad, dkk dalam buku Pendidikan Pancasila (2007) menulis, bahwa pengamalan nilai-nilai Pancasila makin penting di era kotemporer. Sebab, tujuan utama implementasi Pancasila adalah mempertahankan eksistensi bangsa Indonesia.

Mengutip paparan Syamsu Ridhuan melalui Transformasi Penerapan Nilai-Nilai Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara (2019), implementasi Pancasila dalam bidang sosial budaya mencakup dorongan universalisasi dan transendentalisasi.

Proses universalisasi adalah melepaskan simbol-simbol tertentu dari keterkaitan struktur. Adapun transendentalisasi merupakan peningkatan derajat kemerdekaan dan kebebasan spiritual manusia.

Artinya, perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam bidang sosial budaya harus dikembangkan dengan menekankan rasa kebersamaan dan semangat gotong royong.

Bentuk perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam bidang sosial budaya yang sampai sekarang masih hidup di masyarakat Indonesia adalah sebagai berikut:

  1. Gotong royong
  2. Musyawarah mufakat
  3. Menciptakan lingkungan rukun, adil, dan harmonis
  4. Toleransi di tengah perbedaan suku, ras, dan agama
  5. Persamaan kedudukan sosial dan hukum
  6. Pelestarian budaya lokal
  7. Menghargai perbedaan pendapat
  8. Menjunjung Hak Asasi Manusia
  9. Pengakuan dan penghargaan hak-hak kekayaan intelektual
  10. Bersikap adil dan harmonis dalam keluarga.

Contoh Perwujudan Nilai Pancasila di Bidang Sosial Budaya

Contoh perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam bidang sosial budaya bisa ditemukan pada banyak aktivitas masyarakat Indonesia. Meskipun ada pergeseran nilai-nilai sosial-budaya yang cepat terjadi, berbagai wujud pengamalan nilai Pancasila masih tetat lestari di tanah air.

Daftar contoh perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam bidang sosial budaya adalah sebagai berikut:

1. Gotong royong

Gotong royong adalah kearifan lokal Indonesia yang dapat digambarkan dengan pepatah "berat sama dipikul, ringan sama dijinjing". Gotong royong merupakan salah satu bentuk perwujudan nilai sila ke-3 Pancasila, yakni Persatuan Indonesia.

Berikut ini contoh perilaku gotong royong dalam kehidupan sehari-hari:

  • Kerja bakti membersihkan lingkungan permukiman
  • Kerja bakti membangun jalan desa
  • Menjaga pos ronda secara bergantian
  • Pengiriman bantuan masyarakat ke korban bencana
  • Tradisi iuran warga untuk penyediaan fasilitas kampung.

2. Musyawarah mufakat

Musyawarah adalah pengambilan keputusan dengan mengakomodasi seluruh kepentingan untuk menghasilkan satu keputusan yang disepakati serta dijalankan bersama.

Tujuan musyawarah adalah mencapai mufakat atau persetujuan bersama. Musyawarah merupakan bentuk perwujudan nilai silai ke-4 Pancasila.

Contoh musyawarah mufakat dalam kehidupan sehari-hari sebagai berikut:

  • Berdiskusi untuk menentukan ketua kelas
  • Berdiskusi untuk menentukan ketua RT atau RW
  • Penentuan jadwal jaga pos ronda melalui musyawarah
  • Rembuk warga untuk perencanaan pembangunan kampung atau desa
  • Penyelesaian konflik antar-masyarakat dengan dialog.

3. Menciptakan lingkungan rukun, adil, dan harmonis

Menciptakan lingkungan yang rukun, adil, dan harmonis adalah tugas seluruh komponen dalam masyarakat. Tindakan ini menjadi bentuk perwujudan nilai sila ke-3 Pancasila.

Contoh sikap menciptakan lingkungan yang rukun, adil, dan harmonis sebagai berikut:

  • Menghormati warga masyarakat yang lebih tua
  • Membantu warga yang membutuhkan bantuan
  • Menghargai pendapat warga lain
  • Mengutamakan kepentingan bersama dalam mencari solusi
  • Mencegah konflik dengan mengutamakan dialog.

4. Toleransi

Negara Indonesia terdiri atas beragama agama, kepercayaan, suku, hingga ras. Oleh sebab itu, diperlukan toleransi atau sikap saling menghormati dan menghargai di antara berbagai perbedaan tersebut. Toleransi adalah bentuk perwujudan sila ke-3 Pancasila.

Berikut ini contoh toleransi di tengah perbedaan suku, ras, dan agama dalam kehidupan sehari-hari:

  • Menghargai keanekaragaman budaya yang dimiliki bangsa Indonesia
  • Menghormati keyakinan agama orang lain
  • Bergaul serta bekerja sama dengan tanpa membedakan suku, ras, dan agama
  • Menghormati kebebasan umat agama lain dalam beribadah
  • Menghargai adat istiadat kelompok budaya atau suku lain.

5. Persamaan kedudukan

Persamaan kedudukan untuk setiap individu di masyarakat Indonesia diterapkan tanpa memandang latar belakang mulai dari derajat, kedudukan, persamaan hak, jenis kelamin, dan lain sebagainya.

Persamaan kedudukan merupakan bentuk perwujudan sila ke-5 Pancasila, yakni Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Contoh persamaan kedudukan dalam kehidupan sehari-hari sebagai berikut:

  • Seluruh warga negara mendapatkan perlindungan hukum
  • Setiap individu bebas melakukan usaha ekonomi seperti berdagang
  • Setiap warga berhak menyampaikan pendapat di rapat kampung
  • Semua warga berhak menggunakan fasilitas umum
  • Setiap kelompok dalam masyarakat berhak berkumpul dan berserikat.

6. Pelestarian budaya lokal

Indonesia memiliki kekayaan budaya lokal begitu banyak yang nilai serta harganya tidak ternilai. Oleh sebab itu, budaya lokal harus dilestarikan dengan mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pelestarian kearifan budaya lokal merupakan bentuk dari perwujudan nilai sila ke-3 Pancasila.

Berikut ini contoh pelestarian budaya lokal:

  • Melestarikan tradisi leluhur
  • Menjaga kelestarian kesenian tradisional
  • Menggali nilai-nilai kearifan budaya lokal untuk mengatasi masalah kekinian
  • Menghargai warisan budaya bangsa yang beragam
  • Mempromosikan budaya-budaya lokal di Indonesia

7. Menghargai perbedaan pendapat

Menghargai perbedaan pendapatan termasuk sikap yang penting untuk terus dipelihara di tengah masyarakat Indonesia yang heterogen. Sikap menghargai perbedaan pendapat ini merupakan bentuk perwujudan nilai sila ke-3 dan ke-4 Pancasila.

Contoh sikap menghargai perbedaan pendapat dalam kehidupan sehari-hari ialah sebagai berikut:

  • Tidak menyerang pendapat yang berbeda secara personal
  • Melihat pendapat yang berbeda sebagai hak setiap individu
  • Mendengarkan penyampaian pendapat orang lain hingga selesai saat musyawarah
  • Tidak menekankan pendapat pribadi sebagai sesuatu yang harus diikuti orang lain
  • Menganggap perbedaan pendapat dan pemikiran sebagai sesuatu yang normal.

8. Menjunjung Hak Asasi Manusia

Sikap menjunjung Hak Asasi Manusia (HAM) harus dimiliki setiap individu masyarakat di Indonesia. Menjunjung HAM dan mengupayakan pemenuhannya merupakan bentuk dari perwujudan nilai silai ke-2 Pancasila, yakni Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.

Berikut ini contoh sikap menjunjung HAM dalam kehidupan sehari-hari:

  • Menghargai kebebasan berpendapat, berkumpul, dan berserikat
  • Mendukung upaya untuk menegakkan hak asasi manusia
  • Membantu dan bersolidaritas pada korban pelanggaran HAM maupun keluarganya
  • Menghargai hak-hak kelompok minoritas
  • Tidak melakukan tindakan diskriminasi berdasar ras, suku, agama, gender, dan lain sebagainya.

9. Pengakuan dan penghargaan hak-hak kekayaan intelektual

Pengakuan dan penghargaan hak-hak kekayaan intelektual di Indonesia selama ini lebih dipandang dalam konteks hukum. Namun, sebenarnya penghormatan terhadap hak-hak kekayaan intelektual juga termasuk perwujudan nilai 5 sila Pancasila.

Menukil karya Muhammad Rifki Fauzi bertajuk "Hak Cipta dalam Sudut Pandang Nilai-nilai Pancasila" dalam Jurnal Jipro (2020), perwujudan nilai Pancasila tersebut terlihat di dalam sistem author’s right (hak cipta) yang mencakup pemenuhan hak moral dan hak ekonomi.

Hak kekayaan intelektual meliputi hak cipta, merek dagang, paten, desain industri, dan sebagainya. Contoh pengakuan dan penghargaan hak-hak kekayaan intelektual sebagai berikut:

  • Tidak membeli kaset bajakan
  • Tidak menonton film di situs bajakan
  • Tidak membeli buku bajakan
  • Tidak mencuri konten video orang lain
  • Tidak memalsukan merek barang untuk mencari keuntungan.

10. Bersikap adil dan harmonis dalam suatu keluarga

Bersikap adil dan harmonis dalam keluarga merupakan salah satu implementasi nilai-nilai Pancasila. Sikap tersebut merupakan bentuk perwujudan nilai sila ke-5 Pancasila.

Berikut contoh bersikap adil dan harmonis dalam suatu keluarga adalah sebagai berikut:

  • Tidak membeda-bedakan kasih sayang pada anak
  • Memberikan nilai saku sesuai kebutuhan anak
  • Memenuhi hak-hak anak
  • Menghormati orang tua
  • Menerapkan pendidikan demokratis dalam keluarga.

Baca juga artikel terkait PANCASILA atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Addi M Idhom