tirto.id - Aspek Trigatra dan Pancagatra dalam Wawasan Nusantara adalah penjabaran dari 8 model (gatra) bidang kehidupan bangsa Indonesia yang mempunyai pengaruh penting terhadap ketahanan nasional.
Kedelapan gatra (Astagatra) tersebut bisa menyokong upaya meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia sekaligus memperkuat pertahanan dan keamanan nasional. Dilihat dari segi sifatnya, Astagatra bisa dibagi menjadi 2 kelompok, yakni Trigatra dan Pancagatra.
Aspek Trigatra dalam Wawasan Nusantara mencakup 3 gatra dengan sifat alamiah, yakni geografis (kondisi wilayah), demografi (kependudukan), dan sumber kekayaan alam.
Sementara itu, aspek Pancagatra dalam Wawasan Nusantara adalah 5 gatra yang terkait dengan konsep dan strategi, yakni ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankam (pertahanan dan keamanan).
Aspek Trigatra mempunyai sifat statis, sedangkan Pancagatra cenderung dinamis. Trigatra bisa dianggap sebagai modal guna memperkuat pancagatra.
Delapan gatra (trigatra dan pancagatra) itu perlu dilihat secara menyeluruh. Sebabnya, gatra-gatra itu bisa saling memengaruhi. Kekuatan di satu gatra bisa menguatkan gatra-gatra yang lain, demikian pula sebaliknya.
Maka itu, Trigatra dan pancagatra penting dalam Wawasan Nusantara. Dalam praktiknya, wawasan nusantara menjadi konsep bangsa Indonesia dalam mempertahankan kesatuan dan persatuan nasional.
Secara etimologi Wawasan Nusantara berasal dari kata wawas yang berarti 'melihat' dan nusa yang berarti 'kepulauan'.
Dari segi istilah, pengertian Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara guna mencapai tujuan nasional.
Wawasan nusantara pada hakekatnya mengandung konsep persatuan-kesatuan bangsa dan wilayah Indonesia. Persatuan-kesatuan sangat dibutuhkan karena kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau, serta dihuni masyarakat dengan keberagaman adat, agama, serta budaya, rentan akan perpecahan.
Sebagai hasil perenungan filsafat atas identitas diri dan lingkungan, Wawasan Nusantara mencerminkan dimensi pemikiran mendasar bangsa Indonesia yang mencakup 2 hal. Dua hal itu ialah dimensi kewilayahan sebagai realitas, dan dimensi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sebagai suatu fenomena hidup.
Kedua dimensi itu merupakan perpaduan pemikiran dalam dinamika kehidupan di seluruh aspek perjalanan bangsa dan negara yang berlandaskan Pancasila, demikian dikutip dari laman Kementerian Pertahanan.
Wawasan Nusantara merupakan landasan penting untuk Ketahanan Nasional. Mengutip penjelasan di laman Lemhanas RI, Ketahanan Nasional sebagai konsep merupakan pisau analisis untuk memecahkan masalah kehidupan bangsa berdasarkan pendekatan 8 aspek kehidupan nasional yang disebut Astagatra.
Aspek Trigatra dalam Wawasan Nusantara
Trigatra harus dikelola dengan baik demi kepentingan bangsa Indonesia. Aspek Trigatra ada 3, yakni geografis, demografi (kependudukan), dan sumber kekayaan alam. Ketiga aspek itu merupakan potensi dan modal bagi bangsa Indonesia dalam pembangunan.
Berikut ini penjelasan detail aspek Trigatra dalam Wawasan Nusantara:
1. Gatra geografi negara
Dari segi lokasi dan posisi geografisnya, wilayah Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri atas perairan dan daratan. Wilayah Indonesia juga memiliki keragaman dari segi kondisi geografis, alam, dan hayati.
Oleh karena itu, dalam Trigatra, aspek gatra geografi negara dijabarkan dalam 5 bagian sebagai berikut:
a. Kepulauan Indonesia
Kepulauan Indonesia dikelompokkan menjadi empat gugusan, yaitu:
- Gugusan Papua
- Gugusan Kepulauan Maluku
- Gugusan Kepulauan Sunda Kecil
- Gugusan Kepulauan Sunda Besar.
b. Bentang alam Indonesia
Berdasarkan bentang alamnya, geografi Indonesia dibagi menjadi tiga daerah berikut:
- Dangkalan Sahul
- Dangkalan Sunda
- Daerah Peralihan.
c. Keanekaragaman alam flora Indonesia
Pembagian bentang alam di atas juga meliputi pembagian jenis flora dan fauna. Alam flora Indonesia dibagi menjadi tiga daerah lingkungan, yaitu:
- Alam flora bagian timur
- Alam flora bagian barat
- Alam flora bagian tengah.
d.Keanekaragaman alam fauna Indonesia
Alam fauna Indonesia juga dibedakan ke dalam tiga daerah lingkungan yaitu:
- Fauna daerah Indonesia bagian timur
- Fauna daerah Indonesia bagian barat
- Fauna daerah Indonesia bagian tengah.
e. Perbatasan Indonesia
Secara geografis, wilayah Indonesia berbatasan dengan negara-negara berikut:
- Di sebelah utara, wilayah Indonesia berbatasan dengan: Malaysia, Thailand, Vietnam, Laut Cina Selatan, Filipina, dan Lautan Pasifik.
- Di sebelah selatan, wilayah Indonesia berbatasan dengan: Australia, Timor Leste, dan Lautan Hindia.
- Di sebelah barat, wilayah Indonesia berbatasan dengan: India dan Lautan Hindia.
- Di sebelah timur, wilayah Indonesia berbatasan dengan: Papua Nugini dan Lautan Pasifik.
2. Gatra keadaan dan kekayaan alam
Gatra keadaan dan kekayaan alam Indonesia mencakup sumber atau potensi alam yang terdapat di ruang angkasa (dirgantara), permukaan bumi, laut, dan di dalam bumi.
Menurut jenisnya, kekayaan alam Indonesia dibedakan ke dalam delapan golongan, yaitu: flora; fauna; mineral; tanah; atmosfer; dirgantara; energi alam; air dan laut.
Sesuai sifatnya, kekayaan alam dibedakan ke dalam tiga golongan, yakni: kekayaan alam yang dapat diperbaharui; kekayaan alam yang tidak dapat diperbaharui; dan kekayaan alam yang tetap.
3. Gatra keadaan dan kemampuan penduduk (demografi)
Seperti telah diketahui, penduduk dipahami sebagai sekelompok manusia yang menetap di suatu wilayah negara. Peran sekelompok manusia itu penting dalam mengupayakan penyelenggaraan ketertiban dan keamanan, serta pembangunan.
Maka itu, aspek demografi juga berpengaruh pada ketahanan nasional negara Indonesia. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan terkait kondisi demografi Indonesia ialah jumlah populasi, komposisi, persebaran, dan kualitas penduduk.
Aspek Pancagatra dalam Wawasan Nusantara
Aspek Pancagatra ada 5, yaitu aspek aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan aspek pertahanan keamanan. Aspek-aspek itu disingkat menjadi Ipoleksosbudhankam.
Aspek Pancagatra bersifat dinamis karena akan selalu mengikuti perkembangan zaman, serta kondisi yang sedang dialami oleh bangsa Indonesia.
Berikut ini penjelasan aspek-aspek Pancagatra dalam Wawasan Nusantara:
1. Gatra ideologi
Secara teoritis, ideologi bersumber dari suatu falsafah dan merupakan pelaksanaan dari sistem falsafah itu sendiri. Bagi bangsa Indonesia, pancasila merupakan ideologi yang bersifat final, dan tidak dapat diubah lagi posisinya sebagai konsep dasar tentang kehidupan yang dicita-citakan.
Dalam hal ini, ideologi yang dimiliki oleh Indonesia adalah Pancasila. Nilai-nilai dasar Pancasila menjadi sumber aspirasi kehidupan politik, ekonomi, sosial-budaya, dan pertahanan-keamanan
2. Gatra politik
Sistem politik negara Indonesia dirumuskan berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila dari ideologi pancasila dan konstitusi UUD 1945.
Politik bagi negara Indonesia adalah asas, haluan, usaha, serta kebijakan negara. Hal itu berkaitan dengan pembinaan, serta penggunaan potensi nasional, baik yang potensial maupun yang efektif, secara total untuk mencapai tujuan nasional.
3. Gatra ekonomi
Kegiatan ekonomi dipahami sebagai kegiatan yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat. Pemenuhan tersebut meliputi, pengelolaan faktor produksi, distribusi, serta konsumsi barang dan jasa.
Kegiatan ekonomi disertai dengan usaha-usaha untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Di era globalisasi sekarang ini, negara Indonesia berupaya untuk terbuka terhadap perkembangan sistem perekonomian dunia.
Keterbukaan negara Indonesia diartikan sebagai upaya integrasi ekonomi nasional dengan ekonomi global khususnya untuk menjadi bagian integral dari sistem pasar internasional.
4. Gatra sosial-budaya
Setiap masyarakat punya 4 unsur penting dalam eksistensi dan kelangsungan hidupnya. Empat unsur itu adalah: Struktur sosial; Pengawasan sosial; Relasi sosial; Standar sosial.
Istilah sosial dipahami sebagai pergaulan hidup manusia dalam bermasyarakat yang berisi nilai-nilai kebersamaan, senasib sepenanggungan, dan solidaritas.
Sementara itu, budaya dipahami sebagai sistem nilai dari hasil cipta-rasa-karsa manusia yang menumbuhkan gagasan-gagasan utama, dan menjadi kekuatan pendukung dalam menggerakkan kehidupan.
5. Gatra pertahanan-keamanan
Pertahanan-keamanan adalah bidang kehidupan nasional yang diupayakan terwujud agar kepentingan bangsa dan negara Indonesia terlindungi.
Penguatan pertahanan-keamanan Indonesia bertujuan mewujudkan kelangsungan hidup, perkembangan kehidupan bangsa, serta terpenuhinya hak dan kewajiban warga negara dalam rangka pencapaian tujuan nasional.
Aspek pertahanan-keamanan Indonesia diwujudkan dengan menyusun, mengerahkan, hingga menggerakkan seluruh potensi dan kekuatan nasional secara terintegrasi, serta terkoordinasi dengan TNI dan Polri sebagai kekuatan inti.
Hubungan Trigatra dan Pancagatra dalam Wawasan Nusantara
Merujuk penjelasan dalam modul pembelajaran SMA PKN berjudul Wawasan Nusantara Dalam Konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia terbitan Kemdikbud, antara trigatra dan pancagatra terdapat hubungan timbal balik yang erat.
Hubungan itu dinamakan dengan korelasi dan interdependensi. Terdapat empat korelasi dan interdependensi antara trigatra dan pancagatra dalam Wawasan Nusantara, dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Optimalisasi trigatra untuk mendukung pancagatra
Pertama, pada hakikatnya, ketahanan nasional bergantung pada kemampuan bangsa dan negara. Kemampuan tersebut dalam hal ini adalah kemampuan mendayagunakan secara optimal trigatra atau gatra alamiah.
Dalam hal ini, gatra alamiah dijadikan modal dasar untuk menciptakan kondisi dinamis, yang akan menjadi kekuatan dalam peningkatan kualitas pancagatra.
2. Hubungan semua gatra yang terpadu
Kedua, ketahanan nasional dipahami secara holistik. Pemahaman ketahanan nasional yang holistik berarti: utuh, menyeluruh, dan terpadu. Hal itu berarti, terdapat hubungan antar-gatra secara keseluruhan dalam kehidupan nasional.
3. Keterkaitan antar-gatra
Ketiga, kelemahan dari salah satu gatra yaitu, dapat mengakibatkan lemahnya gatra lain. Hal ini dapat mempengaruhi kondisi gatra secara keseluruhan. Sebaliknya, jika salah satu gatra memiliki kekuatan, gatra-gatra lainnya dapat diperkuat. Dengan begitu, kekuatan setiap gatra dapat mempengaruhi kondisi gatra secara keseluruhan.
4. Integrasi antar-gatra
Keempat, ketahanan nasional Indonesia bukan merupakan hasil dari ketahanan segenap gatranya, melainkan resultante dari keterkaitan yang integrative. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi dinamis kehidupan bangsa di bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan-keamanan.
Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Addi M Idhom
Penyelaras: Addi M Idhom