Menuju konten utama

Myanmar Umumkan Tujuh Hari Berkabung Nasional Pascagempa Dahsyat

Bendera nasional akan dikibarkan setengah tiang sebagai bagian dari masa berkabung. Demikian dikutip Antara, Selasa (1/4/2025).

Myanmar Umumkan Tujuh Hari Berkabung Nasional Pascagempa Dahsyat
Sebuah bangunan runtuh di Mandalay pada tanggal 28 Maret 2025, saat terjadi gempa bumi. Gempa bumi dahsyat menewaskan lebih dari 20 orang di Myanmar dan Thailand pada tanggal 28 Maret, merobohkan bangunan dan jembatan serta menjebak lebih dari 80 pekerja di gedung pencakar langit yang sedang dibangun di Bangkok. Foto/ AFP

tirto.id - Myanmar mengumumkan masa berkabung nasional selama tujuh hari pascagempa bumi bermagnitudo 7,7 yang mengguncang negara tersebut.

Bendera nasional akan dikibarkan setengah tiang sebagai bagian dari masa berkabung. Demikian dikutip Antara, Selasa (1/4/2025).

Jumlah korban tewas akibat gempa bumi yang terjadi pada Jumat (28/3/2025) itu telah melampaui 1.700 jiwa. Sementara, 3.400 orang terluka dan 300 orang lainnya masih belum ditemukan.

Pemimpin Junta Myanmar, Min Aung Hlaing, telah melakukan pembicaraan telepon dengan Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, guna membahas dampak bencana dan upaya penyelamatan serta bantuan.

Rusia, India, Cina, Thailand, UAE, PBB, dan banyak negara lain juga telah mengirim tim khusus pencarian dan penyelamatan selain bantuan kemanusiaan.

Kementerian Pertahanan mengirimkan sebanyak 12 ton bantuan logistik menggunakan pesawat Hercules untuk membantu korban gempa di Myanmar. Bantuan tersebut berupa tenda, selimut, obat-obatan, hingga makanan.

Ke-12 ton logistik tersebut merupakan bantuan dari TNI, Basarnas, Baznas, dan beberapa elemen pemerintah serta masyarakat.

"Bantuan yang dikirimkan berupa tenda, kemudian juga makanan, kemudian selimut, obat obatan dan kebutuhan lain yang berkaitan dengan medis," kata Wakil Menteri Pertahanan, Donny Ermawan, saat melepas bantuan kemanusiaan tersebut di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, mengutip Antara, Senin (31/3/2025).

Baca juga artikel terkait GEMPA

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Editor: Anggun P Situmorang