tirto.id - Gempa bumi mengguncang wilayah Bogor dan sekitarnya pada Kamis (10/4/2025) malam pukul 22.16 WIB. Kejadian ini pun memunculkan pertanyaan, apakah Sesar Citarik aktif menjadi pemicu gempa Bogor? Ketahui peta dan jalur Sesar Citarik.
Gempa berkekuatan magnitudo 4,1 ini berpusat di darat, sekitar 2 kilometer tenggara Kota Bogor, dengan kedalaman hanya 5 kilometer. Guncangan terasa cukup kuat di Kota dan Kabupaten Bogor, bahkan hingga ke wilayah Depok.
BMKG mencatat gempa ini termasuk dangkal dan dipicu oleh aktivitas sesar aktif. Sejumlah warga melaporkan adanya suara dentuman dan gemuruh bersamaan dengan guncangan. Namun, menurut BMKG, hal tersebut merupakan hal yang wajar.
“Gempa Bogor disertai munculnya suara gemuruh dan dentuman adalah hal wajar. Suara tersebut muncul karena getaran frekuensi tinggi dekat permukaan, sekaligus sebagai bukti bahwa gempa yang terjadi memiliki kedalaman hiposenter sangat dangkal. Semua gempa sangat dangkal disertai dengan suara ledakan, dentuman dan gemuruh,” ujar Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, dalam keterangan tertulis, Jumat (11/4/2025).
Dilaporkan, hingga Jumat pagi pukul 06.00 WIB, BMKG mencatat empat gempa susulan. Gempa pertama terjadi pada pukul 23.12 WIB dengan magnitudo 1,9, disusul gempa kedua dua menit kemudian pukul 23.14 WIB bermagnitudo 1,7.
Selanjutnya, gempa ketiga terjadi pukul 01.04 WIB dengan magnitudo 1,6, dan yang keempat pada pukul 01.38 WIB dengan magnitudo 1,7.
Mengacu pada katalog gempa bumi merusak milik Badan Geologi Kementerian ESDM, sejumlah gempa berkekuatan merusak pernah terjadi dengan pusat berada di sekitar jalur Sesar Citarik atau kawasan yang terdampak saat ini. Beberapa di antaranya yaitu:
- 1962, gempa dengan magnitudo 5,0
- 1973, gempa dengan magnitudo 4,9
- 2012, gempa dengan magnitudo 6,1
- 2019, rangkaian gempa bermagnitudo 2,0–4,2
- 2020, gempa dengan magnitudo 5,0
- 2023, gempa dengan magnitudo 3.0-4,6.
Peta dan Jalur Sesar Citarik Aktif, Apakah Picu Gempa Bogor?
Berdasarkan analisis BMKG, gempa pada 10 April 2025 diduga kuat dipicu oleh aktivitas Sesar Citarik, salah satu sesar aktif utama di Jawa Barat. Sesar ini bertipe geser mengiri (sinistral strike-slip).
Sesar Citarik diperkirakan telah aktif sejak belasan juta tahun lalu. Bentangannya sekitar 250 km dari Pelabuhanratu, melewati Kabupaten Bogor, hingga Bekasi.
Jalur ini terbagi menjadi tiga segmen, yakni selatan, tengah, dan utara. Adapun segmen tengah melintas dekat Gunung Salak yang masih aktif dan diduga mempengaruhi pembentukan gunung ini.
Dengan karakter mendatar dan tersegmentasi, Sesar Citarik punya potensi memicu gempa bervariasi, termasuk gempa yang dirasakan cukup kuat di permukaan meski pusatnya relatif dangkal. Di wilayah seperti Jakarta Utara dan Bekasi, struktur tanah lunak bahkan bisa memperkuat efek guncangan.
Lebih lanjut, wilayah ini juga berisiko mengalami gempa multisegmen, yaitu saat pergerakan satu sesar memicu sesar lainnya.
Skenario ini pernah terjadi di Turki pada 2023, di mana satu sesar besar memicu sesar lain secara berantai dalam waktu singkat. Di Jawa Barat, Sesar Citarik berdekatan dengan sesar aktif lain seperti Sesar Cimandiri dan Cipamingkis, yang memperbesar potensi gempa kompleks di masa mendatang.
"Sesar yang memiliki kemiripan dengan sesar di Turki, yaitu sesar Cimandiri, sesar ini mempunyai potensi gempa kuat yang dipicu oleh aktivitas multisegmen sesar aktif di dalam zona sesar Cimandiri," Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati pada 2 Maret 2023 dikutip dari Antara.
Secara terpisah, sebelum kejadian gempa pada Kamis (10/4/2025) malam, beredar cuplikan video yang disebut-sebut sebagai erupsi Gunung Gede yang terletak di tiga Kabupaten Cianjur, Bogor, dan Sukabumi.
Kendati demikian, BMKG dan Badan Geologi ESDM memastikan gempa Bogor pada 10 April 2025 tidak terkait dengan aktivitas vulkanik gunung tersebut. Gunung Gede masih berstatus Level I (Normal), dan video yang beredar terbukti menampilkan erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat, bukan Gunung Gede.
Penulis: Nisa Hayyu Rahmia
Editor: Beni Jo