tirto.id - Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri), Bima Arya Sugiarto, memerintahkan kepala daerah untuk terus berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk mengantisipasi titik-titik lokasi rawan gempa.
Hal itu merespons gempa bermagnitudo 4,1 yang mengguncang wilayah Bogor pada Kamis (10/4/2025) malam.
“Terpenting ada mitigasi. Jadi, kami mendorong, mengimbau para kepala daerah untuk berkomunikasi dengan BMKG untuk mengantisipasi, titik-titik mana saja,” kata Bima, saat ditemui di Kantor Graha Mandiri, Jakarta, Jumat (11/4/2025).
Bima mengatakan koordinasi dengan BMKG penting dilakukan karena beberapa daerah sulit diprediksi diguncang gempa, termasuk Bogor.
“Ini, kan, baru diketahui, ternyata Gunung Salak, Gunung Gede sekarang sudah ada kecenderungan aktif. Ini tetap harus diwaspadai. Mitigasinya seperti apa, dan harus diinformasikan kepada warga, karena di Bogor ini jarang sekali,” ucap Bima.
Bima meminta kepala daerah di berbagai wilayah harus aktif berkomunikasi dengan BMKG untuk memantau titik-titik rawan gempa agar segera masyarakat cepat mengantisipasi.
“Itu tidak pernah terjadi sebelumnya. Nah, ini yang harus dikomunikasikan oleh BMKG dengan kepala daerah. Jadi, kepala daerah kami minta untuk proaktif di titik-titik yang rawan bencana ini,” tutur Bima.
Sebelumnya, BMKG mencatat pusat gempa yang menguncang Kota Bogor, Kamis malam, berada di darat dengan kedalaman 5 kilometer.
"Informasi gempa Mag:4.1, 10 April 2025 22:16:13 WIB, Lok:6.62 LS-106.80 BT (2 km Tenggara Kota Bogor, Jabar), kedalaman 5 Km," ujar Kabag Humas BMKG, Akhmad Taufan Maulana, dalam keterangan, Kamis.
Kepala BMKG Wilayah II Tangerang, Hartanto, mengatakan, gempa ini merupakan jenis dangkal dan dipicu oleh aktivitas sesar aktif di wilayah tersebut. Hal ini terlihat dari lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya.
Penulis: Nabila Ramadhanty
Editor: Fransiskus Adryanto Pratama