Menuju konten utama
Sosiologi

Dampak Positif dan Negatif Globalisasi di Bidang Ekonomi

Apa pengertian serta dampak positif dan negatif globalisasi ekonomi?

Dampak Positif dan Negatif Globalisasi di Bidang Ekonomi
Ilustrasi Globalisasi. foto/Istockphoto

tirto.id - Globalisasi adalah sebuah fenomena yang mendunia dan memasuki hampir seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk sektor ekonomi. Ada dampak positif maupun negatif pengaruh globalisasi di bidang ekonomi, apa saja?

Secara epistemologi, definisi globalisasi berasal dari bahasa Inggris, yakni globalize yang berarti “menyeluruh” dengan imbuhan ization atau “proses”. Definisi tersebut mensyaratkan konsep saling ketergantungan internasional dan pengaruh antara berbagai sistem sosial dan ekonomi.

Terdapat berbagai bentuk dalam globalisasi, yakni globalisasi di bidang ilmu pengetahuan, komunikasi, transportasi, budaya, ekonomi, dan lain sebagainya.

Horst Kohler, Direktur Pelaksana International Monetary Fund, memiliki makna khsusu globalisasi dari sudut pandang ekonomi.

"Proses peningkatan pembagian kerja internasional dan integrasi ekonomi nasional yang menyertainya melalui perdagangan barang dan jasa, investasi perusahaan lintas batas, dan arus keuangan," papar Kohler dalam acara Annual Meeting of the Society for Economics and Management 2003.

Secara historis, perdagangan global telah muncul sejak 3.000 Sebelum Masehi yang menciptakan rute perdagangan antara Sumeria dengan kawasan Lembah Indus di India. Keberhasilan bangsa Sumeria dalam perdagangan lintas wilayah ini kemudian ditiru oleh daerah sekitarnya.

Jauhnya jarak tempuh dan alat transportasi yang masih belum memadai menyebabkan perdagangan global berkembang dalam tempo yang lambat.

Bahkan, istilah globalisasi di bidang ekonomi baru muncul pada 1980-an ketika teknologi mengalami kemajuan pesat yang memungkinkan untuk mengintegrasi perekonomian di seluruh dunia.

Dampak Positif Globalisasi di Bidang Ekonomi

Berikut ini beberapa dampak positif globalisasi di bidang ekonomi:

1. Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi

Pasar internasional akan membuka peluang yang lebih besar bagi tiap negara untuk lebih berkembang. Hal itu disebabkan karena pasar global menyediakan akses yang lebih mudah pada modal, teknologi, manusia, pasar ekspor yang lebih besar, dan impor yang lebih murah.

Dengan menjadi bagian di pasar global, sebuah negara akan menjadi bagian atas produksi internasional dan rantai pasokan yang menjadi saluran utama perdagangan.

Dampak positif atas pertumbuhan ekonomi dirasakan oleh Cina dan India. Penelitian berjudul “Trade and Poverty in the Poor Countries” dalam jurnal The American Economic Review (2002) membandingkan keadaan Cina dan India sebelum dan setelah meningkatkan integrasi ekonomi dalam lingkup internasional.

Cina dan India mengalami peningkatan ekonomi yang besar dalam kurun waktu 1980-2000. Padahal, tiga dekade sebelumnya (1950-1980), angka kemiskinan di India mencapai sekitar 55 persen tanpa pernah mengalami penurunan.

2. Kesejahteraan Tenaga Kerja Meningkat

Semakin banyaknya perusahaan global akan berpengaruh terhadap permintaan pasar kerja yang menuntut kualitas tinggi dari para pekerja. Buruh dengan tingkat keterampilan tinggi akan mendapat gaji yang sesuai pula.

Gaji yang bagus akan berdampak positif pada kesejahteraan buruh. Fredrik Erixon dalam The Economic Benefits of Globalization for Business and Consumers (2018) berpendapat bahwa tenaga kerja di era globalisasi menjadi lebih bersemangat, lebih dihargai, dan merasa lebih aman.

3. Terciptanya Bisnis e-Commerce

Bisnis e-commerce adalah bisnis transaksi jual beli melalui internet. Bisnis ini muncul sebagai respons atas perkembangan teknologi dan perubahan kebiasaan manusia yang menginginkan kemudahan dalam segala bidang.

Kemunculan bisnis e-commerce akan menguntungkan beberapa pihak, yakni penjual yang dimudahkan dalam memasarkan produk, tenaga kerja yang mendapat kesempatan kerja baru, dan pembeli yang dimudahkan dalam proses transaksi.

4. Meningkatkan Nilai Ekspor dan Impor

Pasar global membuat ketersediaan sebuah barang dapat dimiliki oleh seluruh negara secara transnasional melalui ekspor dan impor. Ekspor adalah pengiriman komoditas ke luar negeri sedangkan impor adalah pengiriman barang dari luar negeri ke dalam negeri.

Di Indonesia, selama tahun 1978-2015, nilai ekspor dan impor yang selalu mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif pada tinggi mampu membuat neraca perdagangan yang hanya mengalami defisit pada periode 2012-2014.

Dampak Negatif Globalisasi di Bidang Ekonomi

Berikut ini beberapa dampak negatif globalisasi di bidang ekonomi:

1. Ketimpangan Pendapatan

Meskipun aktivitas ekonomi telah meningkat tajam akibat pasar global, namun hal tersebut pasar global justru memberi dampak negatif pada pendapat negara.

Laporan Organisation for Economic Co-operation and Development dalam Trade and Environment Review 2009/2010 (2009:5) oleh United Nations menyimpulkan bahwa 23 negara dunia cenderung mengalami kesenjangan pendapatan pada 2000-an dibandingkan era 1980-an saat globalisasi ekonomi belum terlalu berkembang.

Kekayaan hanya bertambah dan dinikmati oleh 10 persen rumah tangga terkaya di sebuah negara. Labour Organization’s World of Work Report 2008 dalam artikel yang sama melaporkan, awal 1990-an hingga 2000-an, saat pertumbuhan ekonomi mengalami percepatan, pendapatan rumah tangga dengan penghasilan tinggi meningkat lebih cepat daripada rumah tangga berpenghasilan rendah.

2. Monopoli dan Oligopoli di Tingkat Global

Monopoli adalah sebuah kondisi di mana pasar hanya dimiliki oleh satu penjual, sementara oligopoli adalah kondisi pasar yang hanya dipunyai oleh segelintir pihak.

Dikutip dari artikel “Emerging Oligopolies in Global Markets: Was Marx Ahead of His Time?” dalam Journal of Management Policy and Practice (2013), monopoli adalah akibat dari evolusi kapitalisme di Amerika Serikat yang berlangsung akhir 1800-an hingga awal 1900-an. Kala itu, undang-undang yang dibuat bertujuan untuk meningkatkan persaingan dan mengatur monopoli.

Tanpa adanya sebuah badan yang memantau persaingan global, konsentrasi kekuasaan dapat menimbulkan monopoli dan oligopoli di tingkat global.

Robert W. McChesneY dalam pengantar buku Memeras Rakyat: Neoliberalisme dan Tantangan Global (2005:XV) karya Noam Chomsky menyatakan bahwa globalisasi memudahkan perusahaan dan konglomerat mendominasi perekonomian negara di seluruh dunia.

3. Penurunan Standar Lingkungan

Persaingan di antara negara berkembang untuk menarik investasi asing berakibat pada pengabaian atas syarat-syarat dalam melakukan investasi asing, yakni dengan mempertimbangkan faktor lingkungan, kesehatan, dan keselamatan.

Penelitian Sri Wartini berjudul "The Impacts of Foreign Direct Investment to The Environment in Developing Countries: Indonesian Perspective" yang terhimpun Jurnal Hukum Internasional (2016) menyatakan bahwa investasi asing telah meningkatkan pencemaran lingkungan yang dapat berakibat pada kesehatan manusia di negara-negara bekembang.

4. Produk Lokal Kalah Saing

Produk lokal kalah bersaing dengan produk impor karena beberapa alasan, antara lain pengemasannya yang kurang menarik, harga yang lebih tinggi, dan kualitas rendah.

Survei JakPat dalam laporan "Preference for Local vs Imported Products" mengungkapkan, dari 10 produk yang terdiri atas baju, televisi, komputer, ponsel, mobil, alat olahraga, kosmetik, sepatu, kamera, dan peralatan elektronik, Indonesia hanya menguasai empat pasar, yakni baju, kosmetik, baju, dan alat olahraga.

Jika hal ini terus terjadi, maka tak hanya menyebabkan penjualan produk menurun, namun juga dapat mematikan pasar barang lokal.

Baca juga artikel terkait GLOBALISASI atau tulisan lainnya dari Fatimatuzzahro

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Fatimatuzzahro
Penulis: Fatimatuzzahro
Editor: Iswara N Raditya