tirto.id - Khutbah Jumat singkat 7 menit di penghujung Ramadhan dapat dijadikan sarana dakwah untuk menyampaikan pesan-pesan kebaikan. Khutbah Jumat terakhir Ramadhan bisa berisi berbagai topik, terutama tentang amalan-amalan yang dapat dilakukan di waktu-waktu terakhir bulan puasa.
Khutbah Jumat merupakan bentuk dakwah yang disampaikan sebelum salat Jumat dua rakaat. Seperti ceramah agama pada umumnya, khutbah Jumat bertujuan untuk memberikan nasihat, motivasi, serta pengajaran agama kepada seluruh jemaah.
khutbah Jumat terdiri dari dua bagian yang dipisahkan oleh duduk sejenak dari khatib. Ada khutbah pertama, khatib akan menyampaikan tausiah atau pesan tentang ketakwaan kepada Allah, ajaran Islam, serta berbagai aspek kehidupan yang sesuai dengan nilai-nilai agama.
Sementara itu, khutbah kedua umumnya lebih berisi doa dan puji-pujian kepada Allah SWT. Khutbah kedua juga dapat diisi dengan ajakan kepada jemaah Jumat untuk senantiasa giat beribadah.
Isi khutbah Jumat tentunya dapat disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan umat. Misalnya di penghujung Ramadhan, khatib bisa menyampaikan khutbah singkat 7 menit yang dapat memotivasi jemaah untuk memaksimalkan sisa waktu di bulan penuh berkah ini.
Kumpulan Judul Khutbah Singkat 7 Menit tentang Jumat Terakhir Ramadhan
Terdapat beberapa topik yang dapat disampaikan dalam khutbah Jumat terakhir Ramadhan. Mulai dari motivasi untuk memaksimalkan ibadah hingga bagaimana caranya menjaga spirit Ramadhan di bulan-bulan selanjutnya.
Berikut kumpulan materi khutbah Jumat singkat 7 menit yang dapat dijadikan referensi:
1. Khutbah Jumat Akhir Ramadhan: Maksimalkan Ibadah

Ma’asyiral muslimin, rahimakumullah,
Marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Semoga kita termasuk hamba-hamba yang mendapatkan rahmat dan maghfirah-Nya.
Kita telah berada di penghujung bulan Ramadhan, bulan penuh berkah ini begitu cepat berlalu. Ramadhan adalah tamu istimewa yang membawa berbagai keutamaan. Ia adalah bulan yang di dalamnya terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan, yaitu Lailatul Qadar.
Oleh karena itu, sebagai hamba yang beriman, sudah seharusnya kita memanfaatkan bulan ini dengan sebaik-baiknya, terutama di waktu-waktu terakhir Ramadhan.
Jemaah yang dirahmati Allah, Rasulullah SAW telah memberikan teladan terbaik dalam memaksimalkan ibadah di sepuluh hari terakhir Ramadhan. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah RA, beliau berkata:
“Dari Aisyah RA, Rasulullah SAW sangat bersungguh-sungguh (beribadah) pada sepuluh hari terakhir (bulan ramadhan), melebihi kesungguhan beribadah di selain (malam) tersebut.” (HR. Muslim)
Hadis ini menunjukkan bagaimana kesungguhan Rasulullah dalam beribadah di akhir Ramadhan. Beliau telah dijamin masuk surga, tapi Rasulullah SAW tetap bersemangat dalam beribadah di hari-hari terakhir Ramadhan.
Sebagai umat Islam, tentunya kita harus mencontoh suri teladan kita yang tak lain adalah Nabi Muhammad SAW. Kita harus berusaha meningkatkan kualitas ibadah kita, baik dengan memperbanyak salat malam, membaca Al-Qur’an, berzikir, maupun berdoa.
Apalagi di 10 hari terakhir Ramadhan ini terdapat Lailatul Qadar, sebuah malam yang lebih baik dari seribu bulan. Malam ini adalah malam penuh keberkahan, di mana setiap amal kebaikan dilipatgandakan pahalanya.
Maka, tak ada alasan bagi kita untuk bersantai-santai. Sebaliknya, marilah kita bersungguh-sungguh dalam beribadah, memohon ampunan, dan berdoa agar kita mendapatkan keutamaan malam Lailatul Qadar.
Jemaah yang dimuliakan Allah, selain memperbanyak ibadah individu, kita juga dianjurkan untuk meningkatkan kepedulian sosial, salah satunya dengan memperbanyak sedekah.
Rasulullah SAW adalah orang yang paling dermawan, dan beliau semakin dermawan ketika berada di bulan Ramadhan. Salah satu bentuk kepedulian yang diwajibkan di bulan Ramadhan adalah membayar zakat fitrah yang merupakan penyempurna ibadah puasa kita.
Selain zakat, kita juga dianjurkan untuk bersedekah, baik dengan materi, ilmu, atau tenaga. Bersedekah adalah ibadah yang tergolong mudah, tapi memiliki keutamaan yang luar biasa.
Jemaah yang dirahmati Allah,
Kesempatan di bulan Ramadhan ini tidak akan datang dua kali dalam setahun. Bisa jadi ini adalah Ramadhan terakhir kita. Oleh karena itu, jangan sampai kita menyesal karena menyia-nyiakan momen berharga ini.
Semoga Allah menerima amal ibadah kita, mengampuni dosa-dosa kita, dan memasukkan kita ke dalam golongan orang-orang yang bertakwa.
2. Khutbah Jumat Akhir Ramadhan Singkat: Refleksi Diri

Ma’asyiral Muslimin, rahimakumullah,
Hari ini, kita telah berada di penghujung Ramadhan. Sebentar lagi bulan yang penuh rahmat ini akan meninggalkan kita, dan kita tidak tahu apakah kita akan bertemu lagi dengan Ramadhan di tahun yang akan datang.
Sebelum bulan ini benar-benar berlalu, mari sempatkan diri kita untuk merenung dan melakukan refleksi diri. Apakah kita sudah memanfaatkan Ramadhan ini dengan sebaik-baiknya? Apakah puasa kita benar-benar menjadikan kita pribadi yang lebih bertakwa?
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183).
Ayat ini menunjukkan bahwa tujuan utama puasa bukan sekadar menahan lapar dan haus, tapi untuk meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Puasa adalah ibadah mulia yang bisa mendatangkan rida dan berkah Allah, puasa bahkan bisa menghapus dosa jika kita melakukannya dengan penuh keikhlasan.
Di Jumat terakhir Ramadhan ini, mari sejenak bertanya pada diri sendiri. Apakah kita telah mencapai tujuan puasa yang sejati atau hanya sekadar menahan lapar dan haus? Apakah hati kita menjadi lebih bersih? Apakah ibadah kita lebih khusyuk?
Jemaah yang dirahmati Allah, salah satu cara terbaik untuk melakukan refleksi diri di akhir Ramadhan adalah dengan merenungkan seberapa banyak waktu yang telah kita manfaatkan untuk ibadah.
Seberapa banyak waktu yang telah kita habiskan untuk tilawah Al-Qur’an, seberapa sering kita melaksanakan salat malam dengan sungguh-sungguh, atau seberapa banyak kita berdoa dan memohon ampunan kepada Allah.
Ramadhan sejatinya mengajarkan kita banyak hal. Ia mengajarkan kita kesabaran, keikhlasan, dan kepedulian terhadap sesama. Keberhasilan dari puasa ini bisa dilihat dari sikap dan perilaku seseorang.
Jika seorang muslim masih sering melanggar perintah Allah, sering melakukan maksiat, tidak pernah ikhlas dalam beribadah, atau tidak peduli pada sesama, maka sia-sialah Ramadhan yang ia lalui.
Jangan sampai kita semua menjadi orang seperti itu. Di penghujung Ramadhan ini, mari lakukan muhasabah diri. Kita evaluasi apa saja kesalahan kita dan lakukan perbaikan sesegera mungkin.
Jama’ah yang dimuliakan Allah,
Refleksi diri di akhir Ramadhan ini juga harus mencakup niat dan tekad kita untuk mempertahankan kebiasaan baik yang telah kita lakukan selama bulan suci ini.
Jangan sampai setelah Ramadhan, kita kembali lalai dalam salat, malas membaca Al-Qur’an, atau enggan bersedekah. Sebaliknya, jadikanlah Ramadhan sebagai titik awal perubahan menuju kehidupan yang lebih bertakwa.
Marilah kita memohon kepada Allah agar menerima segala amal ibadah kita, mengampuni dosa-dosa kita, dan memberikan kita kesempatan untuk bertemu kembali dengan Ramadhan di tahun yang akan datang dalam keadaan iman yang lebih kuat. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.
3. Khutbah Jumat Singkat 7 Menit: Jangan Lupa Berzakat

Jemaah Jumat rahimakumullah,
Sebagai umat Islam, kita telah diberikan banyak nikmat oleh Allah, salah satunya adalah kesempatan untuk menjalani ibadah di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini.
Kini, kita berada di penghujung Ramadhan. Di sisa waktu yang ada, mari manfaatkan setiap detiknya dengan amal ibadah yang lebih maksimal, termasuk menunaikan zakat.
Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang wajib kita tunaikan, terutama zakat fitrah yang menjadi penyempurna ibadah puasa kita. Dalam sebuah hadis disebutkan:
“Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah sebagai pembersih bagi orang yang berpuasa dari perbuatan sia-sia dan kata-kata kotor, serta sebagai makanan bagi orang miskin.” (HR Abu Dawud dan Ibnu Majah)
Dari hadis ini, kita memahami bahwa zakat fitrah memiliki keutamaan spiritual sekaligus sosial. Zakat fitrah adalah bentuk penyucian jiwa orang-orang mukmin. Zakat ini mampu membersihkan diri kita dari segala kekhilafan yang pernah dilakukan selama Ramadhan.
Hal ini menjadi pengingat bahwa kita adalah manusia yang tidak sempurna, tidak luput dari kesalahan, dan kita membutuhkan pembersihan jiwa, salah satunya melalui zakat fitrah.
Di sisi lain, zakat fitrah juga merupakan bentuk kepedulian sosial, terutama bagi mereka yang kurang mampu dari segi finansial. Zakat fitrah seolah menjamin bahwa saudara-saudara kita tidak akan ada yang kelaparan di hari kemenangan, dan dari zakat fitrah ini pula tercipta tali persaudaraan antar sesama.
Jemaah Jumat yang dirahmati Allah, selain zakat fitrah, kita juga dianjurkan untuk menunaikan zakat mal bagi yang telah mencapai nisab dan haulnya. Zakat mal ini mencakup zakat penghasilan, zakat emas dan perak, serta zakat harta lainnya.
Bagi mereka yang memiliki simpanan harta yang telah mencapai nisab dan haul, mengeluarkan zakat sebesar 2,5% tentu bukan sesuatu yang susah, kecuali jika iman dan takwanya masih sangat kurang.
Harta yang kita miliki sejatinya adalah titipan Allah dan di dalamnya terdapat hak orang lain yang membutuhkan. Jangan pernah takut kekurangan harta karena berzakat.
Zakat justru membersihkan harta dan membuatnya menjadi lebih berkah. Harta yang berkah pastinya akan mendatangkan lebih banyak kebaikan dalam hidup kita.
Saat ini, banyak lembaga zakat yang siap menyalurkan zakat kita kepada mereka yang berhak menerimanya. Jangan ragu untuk menyalurkan zakat melalui lembaga yang terpercaya agar manfaatnya dapat dirasakan oleh lebih banyak orang.
Jemaah yang dirahmati Allah, marilah kita jadikan penghujung Ramadhan ini sebagai momen untuk meningkatkan kepedulian sosial kita dengan menunaikan zakat tepat waktu. Semoga dengan zakat yang kita keluarkan, Allah menerima amal ibadah kita dan memberikan keberkahan dalam kehidupan kita.
4. Teks Khutbah Jumat Terakhir Bulan Ramadhan: Menyambut Hari Kemenangan

Jemaah Jumat yang dirahmati Allah
Berbahagialah kita yang diberi kesempatan untuk bertemu dengan bulan Ramadhan. Namun, di mana ada pertemuan, maka kita juga akan merasakan perpisahan. Kini, kita berada di penghujung bulan Ramadhan dan bulan penuh berkah ini akan segera pergi meninggalkan kita.
Bulan Ramadhan telah memberikan begitu banyak pelajaran dan memiliki banyak keutamaan. Walau berlalunya Ramadhan membuat kita sedih, mari tetap bersyukur karena sebentar lagi kita juga akan memasuki hari kemenangan, yaitu Idul Fitri.
Di hari inilah kita kembali kepada fitrah setelah sebulan penuh menjalani ibadah puasa. Idul Fitri adalah momen kebahagiaan bagi setiap muslim yang telah menjalankan segala ibadah Ramadhan dengan penuh keikhlasan.
Tentu ada alasan mengapa Idul Fitri disebut sebagai hari kemenangan. Kemenangan yang dimaksud adalah keberhasilan kita melalui Ramadhan baik dalam hal melawan hawa nafsu, menjaga ketaatan pada Allah SWT, kemenangan menggapai ampunan Allah, hingga kemenangan dalam menyucikan diri dengan berzakat.
Hari kemenangan yang kita rayakan bukanlah sekadar perayaan biasa, tapi juga merupakan simbol keberhasilan kita dalam beribadah. Namun, hal ini bukan berarti kita boleh mengurangi ibadah seusai Idul Fitri. Sebaliknya, kita harus jadikan Idul Fitri sebagai momentum untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT.
Jamaah yang berbahagia, di hari kemenangan ini, ada banyak amalan yang dapat kita lakukan. Salah satunya adalah menjalin silaturahmi dan saling memaafkan. Silaturahmi adalah salah satu ibadah yang sangat bernilai jika dilakukan dengan penuh keikhlasan.
Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan ditangguhkan ajalnya (dipanjangkan umurnya), hendaklah ia bersilaturahmi.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadis ini mengajarkan kepada kita tentang keutamaan dalam menjaga ukhuwah Islamiyah. Jangan sampai hari kemenangan kita ternodai dengan perselisihan dan permusuhan. Idul Fitri justru harus menjadi momen untuk saling memaafkan dan mempererat tali persaudaraan.
Namun, sebelum Idul Fitri tiba, mari pastikan bahwa kita telah menunaikan kewajiban kita di bulan Ramadhan, salah satunya zakat fitrah. Zakat fitrah adalah amalan yang dapat menyucikan jiwa sekaligus mendekatkan diri kita kepada Allah SWT.
Zakat fitrah juga memberikan manfaat tersendiri bagi orang lain, khususnya bagi mereka yang kekurangan dan memang berhak mendapatkan zakat. Jangan sampai kita merayakan Idul Fitri dalam kebahagiaan sementara ada saudara-saudara kita yang masih dalam kesusahan.
Maka, tunaikan zakat fitrah dengan penuh keikhlasan agar kebahagiaan di hari kemenangan ini dapat dirasakan oleh semua orang. Menunaikan zakat fitrah juga merupakan salah satu bentuk kemenangan di bulan Ramadhan yang patut dirayakan di hari Idul Fitri yang akan tiba sebentar lagi.
Jemaah yang dimuliakan Allah, Idul Fitri sudah semakin dekat, walau kita sibuk mempersiapkan perayaan ini, jangan biarkan ibadah kita semakin berkurang. Sebaliknya, di penghujung Ramadhan, kita harus semakin meningkatkan ibadah karena kita tidak akan pernah tahu apakah kita masih bisa bertemu dengan Ramadhan berikutnya di tahun-tahun mendatang.
Mari tetap giat beribadah, memanfaatkan sisa waktu Ramadhan dengan sebaik-baiknya, dan marilah kita berbahagia menyambut hari kemenangan yang akan tiba. Semoga Allah menerima amal ibadah kita dan memberikan kita keberkahan di dunia serta kebahagiaan di akhirat.
5. Khutbah Jumat Ramadhan Terbaik: Lailatul Qadar

Jemaah Jumat yang dirahmati Allah,
Seiring dengan berkurangnya sisa waktu Ramadhan, marilah kita semakin meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Mari menjalankan segala perintah-Nya, menjalankan sunah Nabi, dan menjauhi segala larangan agama.
Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dan ampunan. Ramadhan adalah bulan ketika pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu. Di bulan ini pula kita mendapatkan kesempatan untuk meraih pahala yang berlipat ganda serta menggapai ampunan Allah SWT.
Namun, saat ini kita telah berada di penghujung bulan Ramadhan yang artinya bulan yang sangat istimewa ini akan segera meninggalkan kita semua. Sebelum Ramadan benar-benar pergi, Allah telah menyiapkan sebuah hadiah yang sangat spesial bagi umat Islam, yaitu malam Lailatul Qadar.
Lailatul Qadar adalah malam yang penuh kemuliaan dan lebih baik dari 1000 Bulan. Ini adalah malam diturunkannya kitab suci Al-Qur'an. Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada Lailatul Qadar. Tahukah kamu apakah Lailatul Qadar itu? Lailatul Qadar itu lebih baik daripada seribu bulan.” (QS. Al-Qadr: 1-3)
Melalui ayat tersebut, Allah SWT menjelaskan bahwa Lailatul Qadar adalah malam yang sangat istimewa, di mana amal ibadah yang kita lakukan memiliki nilai yang lebih baik dibandingkan dengan ibadah selama 1000 bulan atau sekitar 83 tahun.
Lailatul Qadar adalah anugerah yang sangat besar dari Allah SWT sehingga umat Islam sangat dianjurkan untuk mencari malam kemuliaan tersebut, dan penghujung Ramadhan adalah waktu-waktu terbaik untuk berburu Lailatul Qadar, khususnya di malam-malam ganjil di 10 hari terakhir Ramadhan.
Setiap muslim memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan malam Lailatul Qadar. Rasulullah SAW pernah bersabda:
“Sesungguhnya bulan ini (Ramadhan) telah datang kepada kalian. Di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Siapa saja yang terhalangi dari (meraih)nya, sungguh ia telah terhalangi dari semua kebaikan. Dan tidak ada yang terhalangi (darinya), kecuali orang yang memang terhalangi dari kebaikan.” (HR Ibnu Majah)
Malam Lailatul Qadar ini tidak ditentukan secara pasti kapan waktunya, tapi berdasarkan berbagai hadis, tanda-tandanya dapat dirasakan oleh orang-orang yang bersungguh-sungguh mencarinya.
Salah satu tanda yang disebutkan dalam hadis adalah suasana malam yang tenang, tidak terlalu panas maupun dingin, serta sinar matahari di pagi harinya tampak lembut tanpa sinar yang menyilaukan.
Jamaah Jumat yang berbahagia, apa yang sebaiknya kita lakukan dalam menghidupkan malam Lailatul Qadar? Rasulullah SAW memberikan contoh kepada kita dengan memperbanyak ibadah di malam-malam terakhir Ramadhan.
Kita dianjurkan untuk memperbanyak salat malam, membaca Al-Qur’an, berzikir, berdoa, bersedekah, dan juga iktikaf di masjid bagi yang tidak berhalangan. Jangan sampai kita melewatkan malam yang penuh keberkahan ini dengan kesibukan dunia yang tidak bermanfaat.
Betapa ruginya jika kita menyia-nyiakan kesempatan ini. Oleh karena itu, mari kita tingkatkan kesungguhan dalam beribadah, terutama di malam-malam terakhir Ramadhan ini. Jangan sampai kita termasuk orang-orang yang menyesal karena melewatkan malam penuh kemuliaan ini.
Mari kita berdoa agar Allah memberikan kita kesempatan untuk meraih Lailatul Qadar dan menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang mendapatkan keberkahan dan ampunan-Nya. Semoga Ramadan ini menjadikan kita insan yang lebih bertakwa dan lebih dekat kepada Allah SWT.
6. Khutbah Jumat Singkat 7 Menit: Ibadah Tak Boleh Surut

Jemaah Jumat yang dirahmati Allah,
Marilah kita senantiasa berusaha meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah SWT dengan menjalankan semua kewajiban yang ditetapkan Allah serta menjauhkan diri kita dari segala larangan-Nya dan hal-hal yang telah diharamkan oleh-Nya.
Alhamdulillah, kita masih diberi kesempatan untuk merasakan nikmatnya Ramadhan. Namun, tidak terasa kini kita telah berada di penghujung bulan. Ini adalah jumat terakhir di bulan Ramadhan yang artinya tinggal beberapa hari lagi kita akan berpisah kembali dengan bulan yang penuh berkah ini.
Di penghujung Ramadhan, kita akan melihat fenomena yang cukup signifikan yang terlihat di kehidupan masyarakat. Semakin mendekati Idul Fitri, maka sebagian dari kita akan makin sibuk dengan urusan dunia.
Ada yang sibuk membersihkan rumah, sibuk memilih dan membeli baju baru, mempersiapkan masakan dan kue-kue Lebaran, hingga berusaha memenuhi kebutuhan lainnya untuk hari raya. Tidak ada larangan mengenai hal itu, tetapi jangan sampai kesibukan duniawi ini melalaikan kita dari ibadah kepada Allah.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah harta bendamu dan anak-anakmu membuatmu lalai dari mengingat Allah. Siapa yang berbuat demikian, mereka itulah orang-orang yang merugi.” (QS. Al-Munafiqun: 9)
Ayat ini menjadi peringatan bagi kita agar tidak lalai dalam mengingat Allah, terutama di 10 hari terakhir Ramadhan yang memiliki keutamaan besar. Jangan sampai kesibukan mencari kebutuhan dunia membuat kita kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pahala yang melimpah di penghujung bulan suci ini.
Jemaah Jumat yang berbahagia, di saat-saat terakhir Ramadhan, Rasulullah SAW justru semakin meningkatkan ibadahnya. Kita boleh saja sibuk mempersiapkan segala kebutuhan untuk hari raya, tapi jangan sampai kesibukan ini membuat kita lupa untuk beribadah.
Mari memperbanyak salat malam dan salat sunah, mari lebih sering membaca Al-Qur'an, mari lebih sering berzikir dan berdoa, serta terus memperbanyak amalan-amalan ibadah lainnya sehingga mendatangkan berkah dari Allah SWT.
Jemaah yang dirahmati Allah
Salah satu bentuk ujian di akhir Ramadhan adalah bagaimana kita mengelola waktu dan hati kita. Tak bisa dipungkiri bahwa pasti ada godaan yang selalu berusaha membuat kita lalai dan merasa cukup dengan ibadah yang telah dilakukan sejak awal Ramadhan.
Padahal, justru di akhir Ramadhan inilah Allah menjanjikan pahala yang lebih besar, bahkan terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan, yaitu Lailatul Qadar. Betapa ruginya jika kita menghabiskan waktu-waktu berharga ini dengan hal-hal yang tidak bernilai ibadah dan lebih sibuk dengan urusan dunia.
Sebagai umat Islam, kita harus cerdas dalam mengatur waktu. Jika kita ingin berbelanja, lakukanlah di waktu yang tidak mengganggu ibadah kita. Jangan sampai masjid-masjid menjadi sepi di akhir Ramadhan karena orang-orang lebih memilih pergi ke pusat perbelanjaan daripada menghabiskan waktunya di rumah Allah.
Jemaah Jumat yang berbahagia,
Marilah kita bersama-sama menjaga semangat ibadah kita hingga akhir Ramadhan. Jangan biarkan kesibukan duniawi menghalangi kita dari meraih pahala yang besar.
Jadikanlah Ramadhan ini sebagai momen untuk memperbaiki diri dan semakin mendekatkan diri kepada Allah. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang mendapatkan keberkahan dan ampunan di bulan suci ini.
7. Teks Khutbah Singkat: Menjaga Spirit Ramadhan

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah
Sebagai umat Islam, mari kita tingkatkan iman dan takwa kepada Allah dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Mari kita senantiasa bersyukur atas segala nikmat dan berkah-Nya, termasuk salah satunya dapat kembali bertemu dengan bulan Ramadhan di tahun ini.
Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dan menjadi bulan yang sangat istimewa bagi seluruh umat Islam di dunia. Di bulan inilah kita bisa mendapatkan pahala yang berlipat ganda serta ampunan dosa dari Allah SWT.
Untuk mendapatkan semua keutamaan bulan Ramadhan tersebut, kita dianjurkan untuk melakukan berbagai amal ibadah. Selain salat wajib dan berpuasa, kita juga dianjurkan untuk memperbanyak zikir dan doa, memperbanyak baca Al-Qur'an, bershalawat, bersedekah, menjalin tali silaturahmi, dan masih banyak lagi amalan baik yang dianjurkan untuk dilakukan di bulan ini.
Setelah hampir satu bulan lamanya kita menikmati Ramadhan, akhirnya kita sampai juga di penghujung bulan. Kita akan segera berpisah dengan bulan yang sangat istimewa ini, tapi perpisahan dengan Ramadhan bukan berarti kita juga harus berpisah dengan segala amal ibadah yang telah biasa kita lakukan.
Tak bisa dipungkiri bahwa kita semangat beribadah di bulan Ramadhan karena mengharapkan pahala dan ampunan dari Allah SWT. Setelah bulan Ramadhan pergi, maka segala keutamaannya juga akan meninggalkan kita.
Saat itulah kita patut bertanya pada diri sendiri, apakah semangat ibadah yang telah kita jalani selama Ramadhan akan berakhir begitu saja ketika bulan ini berlalu?
Bulan-bulan lain mungkin memang tidak memiliki keutamaan seperti bulan Ramadhan, tapi kita harus ingat bahwa rahmat Allah bisa datang kapan saja dan bisa datang setiap saat asalkan kita selalu berharap dan mengusahakannya.
Di bulan-bulan selain Ramadhan, segala amal ibadah yang kita lakukan tetap akan diganjar dengan pahala yang luar biasa besar asalkan dilakukan dengan penuh keikhlasan.
Di bulan-bulan selain Ramadhan, kita juga masih memiliki kesempatan untuk mendapatkan pengampunan dosa dari Allah SWT asalkan kita bersungguh-sungguh memohon ampun dan bertaubat dari segala kesalahan yang telah kita perbuat.
Oleh karena itu, Jangan sampai kita hanya semangat beribadah ketika bulan Ramadhan saja. Meskipun Ramadhan nanti telah pergi meninggalkan kita, jangan sampai ibadah kita menjadi surut.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
"Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu kepastian (kematian).” (QS. Al-Hijr: 99)
Ayat ini mengajarkan kepada kita bahwa ibadah bukan hanya dilakukan saat Ramadhan saja, melainkan harus terus dilaksanakan di sepanjang hayat.
Semangat beribadah yang kita bangun di bulan Ramadhan hendaknya tetap kita jaga di bulan-bulan berikutnya agar kita menjadi hamba yang istiqamah di jalan-Nya.
Jamaah yang berbahagia,
Di bulan Ramadan, kita terbiasa melaksanakan salat berjamaah, membaca Al-Qur'an, bersedekah, serta menahan diri dari perbuatan yang sia-sia. Kebiasaan-kebiasaan baik ini seharusnya tidak hilang setelah Ramadhan berlalu. Rasulullah ﷺ bersabda:
"Amal (ibadah) yang paling dicintai Allah SWT adalah amal yang terus-menerus dikerjakan meskipun sedikit.” (HR Bukhari dan Muslim).
Hadis ini mengajarkan kepada kita bahwa konsistensi dalam beribadah lebih utama daripada ibadah yang banyak, tapi hanya dilakukan sesekali. Maka dari itu, setelah Ramadhan, kita harus tetap menjaga kebiasaan baik yang telah kita bangun.
Jamaah yang dirahmati Allah,
Ibadah yang kita lakukan di bulan Ramadhan harus menjadi bekal untuk menghadapi bulan-bulan berikutnya. Maka, mari kita jadikan Ramadhan sebagai momentum untuk memperbaiki diri dan menjadi pribadi yang lebih baik di hadapan Allah.
Jangan biarkan Ramadhan berlalu begitu saja tanpa meninggalkan bekas dalam kehidupan kita. Semoga kita semua menjadi hamba yang istiqamah dalam menjalankan ketaatan kepada-Nya hingga akhir hayat, dan semoga Allah selalu menerima amal ibadah kita semua.
8. Khutbah Jumat Terakhir Ramadhan: Sedekah Membuka Pintu Berkah

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Marilah kita senantiasa menjaga keimanan dan meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah semaksimal mungkin. Bertakwa berarti menjalankan perintah-Nya sekaligus menjauhi semua larangan yang ditetapkan Allah SWT. Ketakwaan membuat hidup kita menjadi lebih berkah, penuh ketenangan, serta mendapat kemudahan.
Hari ini adalah Jumat terakhir di bulan Ramadhan, bulan penuh keberkahan yang telah membentuk kita menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih dekat kepada Allah.
Ada banyak kejutan hadiah di bulan Ramadhan yang bisa kita dapatkan, mulai dari dilipatgandakannya pahala, pengampunan dosa, hingga kesempatan untuk bertemu Lailatul Qadar yang disebut sebagai malam kemuliaan dan lebih baik dari seribu bulan.
Salah satu cara untuk mendapatkan semua hadiah itu adalah dengan bersedekah, terutama di penghujung Ramadhan. Rasulullah SAW sudah sering memberikan contoh tentang bersedekah, begitu pula dengan sahabat-sahabat beliau.
Salah satunya Utsman bin Affan yang terkenal kaya raya. Meski memiliki harta berlimpah, ia tidak lalai dan tidak silau dengan dunia. Kekayaan itu justru ia manfaatkan untuk lebih mendekatkan diri dengan Allah SWT.
Terutama di bulan Ramadhan, Utsman bin Affan tak berhenti berbagi. Dalam suatu kisah disebutkan bahwa Madinah pernah mengalami kelangkaan pangan saat Ramadhan. Saat itulah Utsman bin Affan menggunakan uangnya untuk membeli banyak persediaan makanan.
Bukan untuk dirinya, tapi untuk dibagikan secara gratis kepada seluruh orang yang membutuhkannya. Hal ini ia lakukan karena yakin bahwa bersedekah di bulan suci memiliki keutamaan tersendiri, salah satunya mendatangkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT.
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah
Bersedekah bisa kita lakukan dengan segala apa yang kita punya. Jika punya harta berupa uang, sedekahkanlah. Jika memiliki pakaian bekas yang masih bagus dan layak pakai, sumbangkanlah. Jika memiliki tenaga, sedekahkan untuk membantu orang lain.
Jika memiliki ilmu yang bermanfaat, berbagilah agar menjadi sedekah jariyah. Bahkan, senyuman kita kepada sesama muslim bisa bernilai sedekah. Sedekah adalah amalan yang mudah dilakukan, kapan saja dan di mana saja. Hanya satu aturannya, yaitu ikhlas.
Maka, di penghujung Ramadhan ini, jangan pernah ragu untuk bersedekah. Sedekah juga menjadi salah satu amalan untuk meraih keutamaan Lailatul Qadar. Semoga Allah memudahkan kita untuk selalu bersedekah, bukan hanya di bulan Ramadhan, tapi di sepanjang tahun, di sepanjang usia kita.
9. Khutbah Jumat Singkat 7 Menit: Meneladani Rasulullah SAW di Penghujung Ramadhan

Ma'asyiral muslimin, jemaah salat Jumat yang berbahagia.
Marilah kita senantiasa meningkatkan kualitas iman dan takwa. Mari jadikan Allah sebagai satu-satunya Tuhan dan sandaran kita. Mari hanya berharap dan berdoa kepada Allah SWT yang dengan penuh cinta kasih telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita.
Jemaah yang dirahmati Allah.
Ramadhan akan segera pergi. Selama hampir 30 hari, Ramadhan telah menempa kita menjadi pribadi yang lebih baik, lebih sabar, dan lebih ikhlas dalam menjalankan setiap ibadah. Namun, bagaimana kita dapat meneladani Rasulullah SAW di penghujung Ramadhan agar ibadah kita semakin sempurna dan bermakna?
Nabi Muhammad SAW adalah panutan sejati umat Islam sebagaimana firman Allah SWT:
“Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu…” (QS. Al-Ahzab: 21)
Ayat ini mengajarkan kepada kita bahwa Rasulullah SAW adalah teladan terbaik dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam mengisi hari-hari terakhir bulan Ramadan.
Di sepuluh malam terakhir Ramadhan, Rasulullah SAW meningkatkan ibadahnya lebih dari hari-hari sebelumnya. Beliau menghidupkan malam-malamnya dengan qiyamul lail, membaca Al-Qur’an, memperbanyak doa, serta beriktikaf.
Sebagai umat Islam yang senantiasa mengharapkan rahmat Allah, sudah sepatutnya kita mencontoh setiap sifat dan perilaku Rasulullah SAW. Beliau telah memberikan contoh, maka kita tinggal mengikutinya agar bisa lebih dekat dengan Allah.
Jika beliau semakin bersungguh-sungguh beribadah di penghujung Ramadhan, maka kita pun harus demikian. Jangan sibukkan diri dengan urusan duniawi dan menjadi lalai, tapi sibukkan hati dan seluruh anggota badan kita untuk beribadah.
Pastikan mata kita hanya melihat hal-hal yang baik, salah satunya melihat huruf-huruf Al-Qur’an. Pastikan bibir ini sering membaca kitab suci dan tak henti berzikir menyebut nama-Nya.
Tahan hati dan mulut kita agar tidak berkata yang buruk dan sia-sia. Tinggalkan kata-kata kasar dan kotor, hindari ghibah, jauhi fitnah, dan jangan sampai lisan kita menyakiti orang lain.
Kita pastikan juga kaki dan tangan kita selalu bergerak ke arah yang Allah ridai, seperti bersedekah, membantu orang lain, atau melakukan amal baik lainnya. Jika mampu dan tidak memiliki kendala, mari langkahkan kaki kita untuk iktikaf di masjid dan fokus dengan urusan akhirat.
Kita hidupkan hari-hari terakhir Ramadhan hanya dengan ibadah. Kita maksimalkan nikmat sehat yang telah Allah berikan hanya dengan amal saleh sehingga kita bisa meraup banyak pahala.
Jamaah yang dirahmati Allah,
Meneladani Rasulullah SAW di penghujung Ramadhan berarti mempersiapkan diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik setelah Ramadhan berlalu. Ramadhan bagaikan sebuah madrasah kehidupan yang seharusnya menjadikan kita lebih istiqamah dalam beribadah.
Maka, mari kita berusaha untuk terus mempertahankan ibadah dan kebiasaan baik yang telah kita bangun selama Ramadhan agar tetap menjadi bagian dari hidup kita di bulan-bulan berikutnya.
Semoga Allah SWT selalu memberikan kita kekuatan dan kemudahan untuk meneladani Rasulullah di penghujung Ramadhan ini dan seterusnya. Semoga kita semua menjadi hamba yang istiqamah dalam menjalankan kebaikan hingga akhir hayat.
Link Unduh Teks Khutbah Singkat 7 Menit Tentang Jumat Terakhir Ramadhan
Teks khutbah Jumat singkat 7 menit dapat menjadi acuan bagi para khatib dalam memberikan pesan kebaikan di Jumat terakhir Ramadhan. Khutbah ini bisa membahas berbagai hal yang lebih spesifik yang tentunya tetap berkaitan dengan hari-hari terakhir Ramadhan.
Berikut link unduh teks khutbah singkat yang bisa dijadikan referensi:
Demikian kumpulan contoh khutbah Jumat singkat 7 menit di penghujung Ramadhan. Semoga teks khutbah ini dapat menjadi inspirasi dan pedoman bagi para khatib dalam menyampaikan pesan yang bermanfaat bagi jemaah, dan semoga Ramadhan kali ini membawa perubahan positif dalam kehidupan kita semua.
Penulis: Erika Erilia
Editor: Erika Erilia & Yulaika Ramadhani