Menuju konten utama

2 Tanda dan Ciri Malam Lailatul Qadar Menurut Al-Qur'an

Ada beberapa tanda-tanda malam Lailatul Qadar yang membedakannya dengan malam lain. Umat Islam bisa menghafalkan agar dapat malam kemuliaan. Simak di sini.

2 Tanda dan Ciri Malam Lailatul Qadar Menurut Al-Qur'an
Ilustrasi seorang muslim tengah beribadah untuk menjemput malam Lailatul Qadar. Ada beberapa tanda-tanda malam Lailatul Qadar yang membedakannya dengan malam lain. Umat Islam dapat menghafalkannya. ANTARA FOTO/Rahmad

tirto.id - Ada beberapa tanda-tanda malam Lailatul Qadar yang membedakannya dengan malam lain. Umat Islam dapat menghafalkannya agar lebih mudah dalam mendapatkan malam Lailatul Qadar.

Lantas, bagaimana mengetahui kapan Lailatul Qadar datang? Bagaimana gambaran malam Lailatul Qadar? Apa saja tanda-tanda malam Lailatul Qadar menurut Al-Quran?

Lailatul Qadar adalah malam yang penuh dengan kemuliaan. Rasulullah Saw. menganjurkan umat Islam untuk mencari malam ini karena lebih utama daripada 1.000 bulan, ketika seseorang berhasil beribadah di dalamnya.

Ayat Al-Qur'an tentang Ciri-Ciri Lailatul Qadar

Salah satu ayat di dalam Al-Qur'an yang menjelaskan tentang malam Lailatul Qadar adalah Surah Al-Qadr ayat 1-5. Berikut ini bunyi firman Allah dalam Surah Al-Qadr ayat 1-5:

اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ . وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ . سَلٰمٌ ۛهِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ ࣖ
Arab Latinnya:

Innā anzalnāhu fī lailatil-qadr(i). Wa mā adrāka mā lailatul-qadr(i). Lailatul-qadri khairum min alfi syahr(in). Tanazzalul-malā'ikatu war rūḥu fīhā bi'iżni rabbihim min kulli amr(in). Salāmun hiya ḥattā maṭla‘il-fajr(i).

Artinya:

"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya [Al-Qur’an] pada Lailatulqadar. Tahukah kamu apakah Lailatulqadar itu? Lailatulqadar itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Rūḥ [Jibril] dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah [malam] itu sampai terbit fajar," (QS. Al-Qadr [97]: 1-5).

Jumhur ulama berpendapat bahwa lailatul qadar akan selalu ada pada setiap tahunnya, dan dikhususkan pada bulan Ramadhan. Rasulullah saw. sendiri meminta umat Islam untuk berlomba-lomba dalam mendapatkan malam tersebut.

Ibnu Abi Ashim an-Nabil dengan sanad dari Jabir bin Abdullah, menyampaikan bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya aku pernah melihat lailatul qadar, lantas aku dibuat lupa mengenainya. Malam tersebut ada di sepuluh malam terakhir dari malam-malamnya [Ramadhan]. Malam tersebut sangat cerah, tidak panas, dan tidak dingin. Seakan-akan di malam tersebut ada rembulan. Setan tidak akan keluar hingga terbit fajar."

Tanda dan Ciri-Ciri Malam Lailatul Qadar Menurut Al-Qur'an

Tidak ada yang bisa memastikan kapan persisnya Lailatul Qadar akan terjadi di setiap bulan Ramadan. Jatuhnya malam penuh kemuliaan ini memang sengaja dirahasiakan oleh Allah.

Ibnu Hajar al Asqalani dalam Fathul Bari menyebutkan, pendapat terkuat terjadinya malam Lailatul Qadar adalah pada tanggal-tanggal ganjil dari 10 malam terakhir bulan Ramadhan. Yang paling potensial adalah 21 dan 23 Ramadhan. Sementara itu, sebagian ulama menyebutkan lailatul qadar terjadi pada 27 Ramadan.

Terkait ciri-ciri malam lailatul qadar, terdapat berbagai rujukan yang menyiratkan bahwa malam tersebut adalah malam yang tenang, tidak panas atau tidak dingin.

Akan tetapi, seseorang baru menyadari adanya Lailatul Qadar baru ketika keesokan harinya. Hal ini senada dengan yang dikemukakan Ibnu Hajar al Asqalani, "kebanyakan semua itu tidak dapat diketahui kecuali setelah berlalunya Lailatul Qadar".

Berikut ini beberapa ciri malam Lailatul Qadar:

1. Matahari yang Bercahaya Tidak Terik Pada Keesokan Paginya

Diriwayatkan dari Sulaiman bin Harb dan Musaddad, mereka kedua mendapatkan riwayat dari Hammad bin Zaid, dari 'Ashim bin Abun Najud, dan dari Zirrin (Zirrim bin Hubaisy), ia bertanya kepada Ubay bin Ka'b, "Wahai Abu Mundzir, beritahukanlah kepadaku mengenai lailatul qadar karena sesungguhnya sahabat kami (Ibnu Mas'ud) pernah ditanya tentang lailatul qadar, lalu dia menjawab, "Barangsiapa melakukan (qiyamullail) setahun penuh, maka ia akan mendapatkannya"."

Ubay bin Ka'b berkata, "Semoga Allah merahmati Abu Abdurrahman, sungguh dirinya telah mengetahui bahwa lailatul qadar terjadi pada bulan Ramadhan."

Terkait hal ini, Musaddad menambahkan, "Tapi beliau (Rasulullah) tidak senang jika kalian bergantung pada lailatul qadar -atau- beliau lebih suka jika kalian tidak bergantung pada lailatul qadar. Demi Allah, sesungguhnya lailatul qadar itu terjadi pada bulan Ramadhan yaitu pada tanggal 27 tanpa terkecuali."

Zirrin bertanya lagi, "Wahai Abu Mundzir, bagaimana kamu dapat mengetahui hal itu?"

Ubay bin Ka'ab menjawab; "yaitu dengan tanda-tanda yang pernah diberitahukan Rasulullah Saw."

Zirr bin Hubaisy menambahkan, "Matahari pada pagi harinya seperti baskom, tidak bercahaya hingga ia meninggi." (HR. Abu Dawud).

Dalam hadis riwayat muslim, yang menjawab tentang tanda-tanda lailatul qadar adalah Ubay bin Ka'b, ia berkata, " Dengan dasar alamat atau tanda-tanda yang telah dikabarkan Rasulullah saw. kepada kami, bahwa di hari itu matahari terbit dengan pancaran cahaya yang tidak menyengat."

2. Malam yang Nyaman dan Terang, Tidak Panas dan Tidak Pula Dingin

Diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Ibnu Abbas, bahwasanya Rasulullah saw. bersabda mengenai malam lailatul qadar, "malam yang sangat nyaman dan terang, tidak panas dan tidak dingin. Dan matahari pada pagi harinya, sinarnya kelihatan lemah lagi berwarna merah."

Namun, bagi seorang muslim, hendaknya tanda-tanda malam tersebut tidak lantas membuatnya abai akan misi mencari lailatul qadar. Yang diutamakan dalam 10 malam terakhir Ramadhan adalah beribadah sebanyak-banyaknya demi mengharap ridha Allah, yaitu dengan mendapatkan lailatul qadar.

Dalam Fathul Bari, Ibnu Hajar Al-Asqalani menyebutkan, "Menurut para ulama, hikmah tidak diberitahukannya waktu lailatul qadar adalah untuk memotivasi agar umat Islam selalu bersungguh-sungguh dalam melakukan ibadah. Berbeda apabila ditetapkan pada satu malam tertentu, maka orang-orang akan beribadah dengan sungguh-sungguh pada malam itu saja."

Baca juga artikel terkait RAMADHAN 2025 atau tulisan lainnya dari Fitra Firdaus

tirto.id - Edusains
Penulis: Fitra Firdaus
Editor: Iswara N Raditya
Penyelaras: Syamsul Dwi Maarif