tirto.id - Terdapat beberapa macam "ukhuwah" atau "persaudaraan" dalam agama Islam. Ditinjau dari segi bahasa, ukhuwah artinya perhatian. Seiring berjalannya waktu, ukhuwah banyak pula dimaknai sebagai persaudaraan.
Dalil tentang ukhuwah dapat ditemukan dalam Al-Quran maupun Hadist.
Ayat Al-Quran tentang ukhuwah terdapat dalam surat Al-Maidah ayat 48, surat Al-Hujurat ayat 10 dan 13, serta surat Ali Imran ayat 103.
Sementara itu, hadis tentang ukhuwah banyak diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.
Lalu, bagaimana konsep ukhuwah atau persaudaraan dalam pandangan Islam?
Macam-macam Ukhuwah dalam Islam dan Pengertiannya
Menukil penjelasan Soleh Baedowi dan Hairil Muhammad Anwar, secara umum ukhuwah dalam Islam dibagi menjadi tiga macam. Masing-masing yakni ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah insaniyah.
Berikut penjelasan selengkapnya, tertuang dalam buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti terbitan Kemendikbud.
1. Ukhuwah Islamiyah
Ukhuwah islamiyah adalah persaudaraan yang terwujud berkat adanya kesamaan sebagai pemeluk agama Islam. Dengan demikian, ukhuwah islamiyah bisa terwujud tanpa mempedulikan latar belakang suku, ras, bahasa, negara, maupun bangsa.
Contohnya, muslim di Indonesia tetap menganggap muslim dari negara lain sebagai saudara. Ukhuwah islamiyah inilah yang menyatukan semua umat islam di dunia dalam ikatan tali persaudaraan.
2. Ukhuwah Wathaniyah
Ukhuwah wathaniyah bisa diartikan sebagai persaudaraan yang timbul karena perasaan sebangsa, merujuk pada kata wathaniyah. Wathan artinya tanah air, kampung halaman atau tempat kelahiran.
Contoh dari ukhuwah wathaniyah yakni persaudaraan antarmasyarakat Indonesia. Kendati terdapat beragam suku, adat, dan budaya di Indonesia, masyarakatnya bisa dipersatukan dalam ikatan persaudaraan karena adanya perasaan sebangsa.
3. Ukhuwah Insaniyah
Ukhuwah insaniyah artinya persaudaraan antarumat manusia. Persaudaraan dalam konsep ini bersifat lebih universal karena tak memandang agama, suku, ras, maupun bangsa. Dalam ukhuwah insaniyah, semua manusia adalah saudara.
Dasep Bayu Ahyar dkk dalam buku Dakwah Multikultural menjelaskan, ukhuwah insaniyah berguna untuk menjalin hubungan antarmanusia. Sebab, semua manusia sebenarnya bersaudara karena memiliki kesamaan nenek moyang yakni Nabi Adam dan Siti Hawa.
Dalil dan Ayat Al-Quran tentang Ukhuwah
Surat Al-Maidah ayat 48
وَاَنْزَلْنَآ اِلَيْكَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتٰبِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ
(Wa anzalnā ilaikal-kitāba bil-haqqi musaddiqal limā baina yadaihi minal-kitābi wa muhaiminan 'alaihi)
Artinya: Kami telah menurunkan kitab suci (Al-Qur'an) kepadamu (Nabi Muhammad) dengan (membawa) kebenaran sebagai pembenar kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan sebagai penjaganya (acuan kebenaran terhadapnya).
Surat Al-Hujurat ayat 10
إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا۟ بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
(innamal-mu`minụna ikhwatun fa aslihụ baina akhawaikum wattaqullāha la'allakum tur-hamụn)
Artinya: "Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat."
Surat Al-Hujurat ayat 13
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَٰكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَٰكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓا۟ ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
(Yā ayyuhan-nāsu innā khalaqnākum min żakariw wa unṡā wa ja'alnākum syu'ụbaw wa qabā`ila lita'ārafụ, inna akramakum 'indallāhi atqākum, innallāha 'alīmun khabīr)
Artinya: "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."
Surat Ali Imran ayat 103
وَٱعْتَصِمُوا۟ بِحَبْلِ ٱللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا۟ ۚ وَٱذْكُرُوا۟ نِعْمَتَ ٱللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَآءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِۦٓ إِخْوَٰنًا وَكُنتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ ٱلنَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمْ ءَايَٰتِهِۦ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
(Wa'tasimụ bihablillāhi jamī'aw wa lā tafarraqụ ważkurụ ni'matallāhi 'alaikum iż kuntum a'dā`an fa allafa baina qulụbikum fa asbahtum bini'matihī ikhwānā, wa kuntum 'alā syafā hufratim minan-nāri fa angqażakum min-hā, każālika yubayyinullāhu lakum āyātihī la'allakum tahtadụn)
Artinya: Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.
Penulis: Rofi Ali Majid
Editor: Yulaika Ramadhani