tirto.id - Contoh khutbah Jumat singkat terbaru pekan ini mengambil tema menjalin ukhuwah Islamiyah.
Bismilaahirrahmaanirrahiim,
Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh..
إِنّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيّدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah subhanahu wata'ala yang telah mempertemukan kembali khatib dengan para jamaah dalam majelis khotbah dan salat Jumat yang insya Allah dirahmati-Nya pada hari ini, 6 Januari 2022.
Salawat dan salam tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad salallaahu 'alaihi wasallam, keluarganya, para sahabatnya dan kepada seluruh pengikutnya yang tetap berada dalam iman Islam. Amma ba'du.
Khotbah Jumat Singkat Pekan Ini
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,
Istilah ukhuwah Islamiyah tentu sudah tidak asing kita dengar, istilah ini berarti juga persaudaraan sesama muslim atau persaudaraan dalam Islam.
Tentu saja persaudaraan yang dimaksud adalah ikatan yang dibangun atas dasar keimanan dan bukti cinta kita kepada Allah SWT.
Hubungan yang terjalin antara sesama Muslim dilakukan bukan karena kepentingan pribadi dan duniawi, tetapi karena lillaahi ta'ala.
Ukhuwah Islamiyah adalah gambaran tentang hubungan antara orang-orang Islam sebagai satu persaudaraan, di mana antara yang satu dengan yang lain seakan akan berada dalam satu ikatan.
Hubungan persaudaraan ini terjadi karena ketakwaan dan keimanan kepada Allah, serta bermuara pada cinta kepada Allah Subahanahu wa Ta’ala, juga pada rasa cinta, keikhlasan, kesetiaan, kepercayaan, dan kejujuran, jauh dari mengejar tujuan atau sasaran duniawi.
Diriwayatkan dari Abdullah ibn Umar radhiyallahu ‘anhu: Rasulullah SAW pernah bersabda:
"Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, dia tidak menzaliminya dan tidak membiarkannya disakiti. Barang siapa yang membantu kebutuhan saudaranya maka Allah akan membantu kebutuhannya. Barang siapa yang menghilangkan satu kesusahan seorang muslim, maka Allah menghilangkan satu kesusahan baginya dari kesusahan-kesusahan hari kiamat. Barang siapa yang menutupi (aib) seorang muslim maka Allah akan menutupi (aibnya) pada hari kiamat" (HR. Bukhari No. 2262)
Dalam hadis ini kita pun dapat melihat secara jelas ada 3 hal yang disampaikan, yakni
Pertama, setiap muslim adalah bersaudara. Kedua, ciri dari seorang muslim, ia tidak menzalimi saudaranya yang muslim dan tidak membiarkannya disakiti.
Serta makna ketiga adalah, keutamaan persaudaraan muslim itu mau membantu, menolong kesusahan, dan menutupi aib saudaranya.
Ukhuwah Islamiyah adalah ikatan yang kuat, kokoh dan tidak dapat diputuskan. Ikatan yang tidak dapat dipatahkan.
Ikatan yang abadi, terus menerus, tidak terputus, berdasarkan partisipasi dalam agama, yang menyatukan semua Muslim dan mengatur mereka di mana pun mereka berada.
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,
Ayat-ayat di Al-Qur'an juga beberapa meyebutkan tentang ukhhuwah Islamiyah, salah satunya terdapat dalam surah Al-Hujurat ayat 10.
Allah SWT berfirman:
اِنَّمَا الۡمُؤۡمِنُوۡنَ اِخۡوَةٌ فَاَصۡلِحُوۡا بَيۡنَ اَخَوَيۡكُمۡ ۚوَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُوۡنَ
Innamal mu'minuuna ikhwatun fa aslihuu baina akhawaykum wattaqul laaha la'allakum tuhamuun
Artinya: "Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat." (QS. Al-Hujurat: 10)
Ayat ini dengan jelas menyatakan menyatakan bahwa sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, sebab mereka itu satu dalam keimanan.
Oleh karenanya, jika ada antara kedua saudara kita yang berselisih atau bertikai, kita bertugas untuk mendamaikan antara kedua saudara tersebut.
Dan bertakwalah kepada Allah dengan melaksanakan perintahnya antara lain mendamaikan kedua golongan yang saling bermusuhan itu agar kamu mendapat rahmat persaudaraan dan persatuan.
Seperti dikutip dari tafsir Kemenag, dalam ayat ini, Allah menerangkan bahwa sesungguhnya orang-orang Mukmin semuanya bersaudara seperti hubungan persaudaraan antara nasab karena sama-sama menganut unsur keimanan yang sama dan kekal dalam surga.
Antara saudara muslim yang lain, jangan berbuat aniaya dan jangan membiarkannya melakukan aniaya.
Orang yang membantu kebutuhan saudaranya, maka Allah membantu kebutuhannya. Orang yang melonggarkan satu kesulitan dari seorang muslim, maka Allah melonggarkan satu kesulitan di antara kesulitan-kesuliannya pada hari Kiamat.
Begitu pula orang yang menutupi aib saudaranya, maka Allah akan menutupi kekurangannya pada hari Kiamat.
Pada hadis sahih juga dinyatakan:
"Apabila seorang muslim mendoakan saudaranya yang gaib, maka malaikat berkata, "Amin, dan semoga kamu pun mendapat seperti itu." (HR. Muslim dan Abu ad-Darda').
Karena persaudaraan itu mendorong ke arah perdamaian, maka Allah menganjurkan agar terus diusahakan di antara saudara seagama seperti perdamaian di antara saudara seketurunan, supaya mereka tetap memelihara ketakwaan kepada Allah.
Dari ayat 10 surah Al Hujurat juga dapat dipahami, sebagai sesama muslim perlu adanya kekuatan sebagai penengah untuk mendamaikan pihak-pihak yang bertikai.
Firman Allah SWT:
وَاعۡتَصِمُوۡا بِحَبۡلِ اللّٰهِ جَمِيۡعًا وَّلَا تَفَرَّقُوۡا ۖ وَاذۡكُرُوۡا نِعۡمَتَ اللّٰهِ عَلَيۡكُمۡ اِذۡ كُنۡتُمۡ اَعۡدَآءً فَاَ لَّفَ بَيۡنَ قُلُوۡبِكُمۡ فَاَصۡبَحۡتُمۡ بِنِعۡمَتِهٖۤ اِخۡوَانًا ۚ وَكُنۡتُمۡ عَلٰى شَفَا حُفۡرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَاَنۡقَذَكُمۡ مِّنۡهَا ؕ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَـكُمۡ اٰيٰتِهٖ لَعَلَّكُمۡ تَهۡتَدُوۡنَ
Wa'tasimuu bi Hablil laahi jamii'anw wa laa tafarraquu; wazkuruu ni'matal laahi alaikum iz kuntum a'daaa'an fa allafa baina quluubikum fa asbah tum bini'matihiii ikhwaananw wa kuntum 'alaa shafaa hufratim minan Naari fa anqazakum minhaa; kazaalika yubaiyi
"Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk." (QS. Ali Imran: 103)
Pada ayat ini diterangkan bawa di masa Jahiliah terjadi permusuhan selama ratusan tahun antara suku 'Aus dan suku Khazraj.
Setelah datangnya Islam mereka dapat bersatu dengan penuh persahabatan. Menyaksikan kenyataan tersebut orang-orang Yahudi merasa tidak senang dan menyuruh salah seorang di antara mereka meniupkan api perpecahan dengan menyebutkan kejadian waktu Perang Bu'as.
Meskipun kedua suku tersebut sempat terpancing dan hampir saja berperang, tetapi Nabi Muhammad SAW berhasil mendamaikan mereka.
Demikianlah betapa besarnya karunia Allah, dahulu orang-orang sama sekali tidak menyadari bahwa ketika saling bermusuhan, susungguhnya mereka berada di tepi jurang neraka, karena hidup tanpa bimbingan wahyu, selalu terbakar api kebencian, kemarahan dan permusuhan bahkan berakibat pada pembunuhan, lalu dengan datangnya Islam Allah menyelamatkan kamu dari sana dan terciptalah kedamaian di antara kamu.
Demikianlah, Allah secara terus menerus menerangkan ayat-ayat-Nya agar umat Islam mendapat petunjuk secara terus-menerus dan tetap bersatu padu dalam persaudaraan dan kekeluargaan, serta mensyukuri nikmat agar nikmat itu terpelihara.
Demikianlah khotbah Jumat kali ini, semoga apa yang disampaikan bermanfaat dan kita semua termasuk orang-orang yang selalu menjaga ukhuhuwah Islamiah.. Aamiin allahumma Aamiin.
Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh.
Editor: Addi M Idhom