Menuju konten utama
Naskah Khotbah Jumat

Contoh Khutbah Jumat Pekan Ini: Bersyukur atas Nikmat Allah SWT

Contoh Khutbah Jumat singkat pekan ini bertema tentang bersyukur atas nikmat Allah SWT.

Contoh Khutbah Jumat Pekan Ini: Bersyukur atas Nikmat Allah SWT
Ilustrasi berdoa. foto/istockphoto

tirto.id - Contoh khutbah Jumat singkat pekan ini mengambil tema tentang bersyukur atas nikmat dari Allah SWT.

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh..

إِنّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيّدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا

Kaum muslimin jamaah Jumat rahimakumullah..

Alhamdulillah segala puji bagi Allah di mana pada hari ini, Jumat, 16 Desember 2022 kita kembali berkumpul dalam majelis Khotbah dan salat Jumat yang insya Allah dirahmati-Nya.

Salawat dan salam selalu kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, dan kaum muslimin yang tetap dalam iman Islam, amma ba'du..

Contoh Khutbah Jumat Singkat Pekan Ini

Sebagai makhluk ciptaan Allah yang diciptakan paling sempurna di antara makhluk-makhluk ciptaan lainnya, maka sudah sepatutnya kita sebagai manusia selalu bersyukur atas segala nikmat yang telah dianugerahi Allah SWT.

Ada begitu banyak nikmat dan anugerah yang telah Allah berikan kepada kita, bahkan ketika Allah memberikan cobaan dan musibah, terselip karunia dan berkah yang kadang tidak kita sadari.

Salah satu cara paling mudah yang bisa kita lakukan untuk mensyukuri nikmat Allah SWT adalah dengan selalu mengucap hamdalah atau Alhamdulillah dalam setiap kondisi dan keadaan yang kita terima, entah itu saat senang maupun ketika sedang mendapatkan cobaan hidup.

Jika ingin menghitung berapa banyak nikmat yang telah kita terima semasa hidup, sudah pasti nikmati tersebut tidak terhitung jumlahnya.

Karenanya, apabila kita selalu bisa bersyukur dalam berbagai kondisi yang kita terima, insya Allah, Allah SWT juga akan selalu menyayangi kita dan nikmat-Nya akan terus mengalir dalam kehidupan kita.

Seperti firman Allah SWT

وَاِنۡ تَعُدُّوۡا نِعۡمَةَ اللّٰهِ لَا تُحۡصُوۡهَاؕ اِنَّ اللّٰهَ لَـغَفُوۡرٌ رَّحِيۡمٌ‏

Wa in ta'udduu ni'matal laahi laa tuhsuuhaa; innal laaha la Ghafuurur Rahiim

Artinya: "Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. An-Nahl: 18).

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Dalam ayat ini dijelaskan tentang begitu banyaknya nikmat dan karunia yang Allah anugerahkan kepada umat-Nya, baik di langit, darat, air, maupun dalam diri manusia; semua demi kemaslahatan dan kebaikan manusia.

Dan jika manusia berkumpul secara bersama-sama memakai alat-alat tercanggih sekalipun untuk menghitung nikmat Allah yang telah kita terima, niscaya sampai kapan pun manusia tidak akan mampu menghitung jumlah-nya.

Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengampun atas kesalahan-kesalahan manusia, zat Yang Maha Penyayang, sehingga Allah tidak memutus nikmat-Nya kepadamu meski manusia banyak yang mendurhakai dan mengingkari-Nya.

Allah juga menegaskan dalam ayat ini bahwa apabila manusia mau menghitung nikmat-Nya, tentu mereka tak akan dapat menentukan jumlahnya karena pikiran manusia itu sangat terbatas, sedangkan nikmat Allah begitu luas.

Oleh sebab itu, kewajiban manusia hanyalah mensyukuri nikmat-nikmat itu dan memanfaatkannya untuk memenuhi keperluan hidupnya dan berkhidmat kepada masyarakat sesuai dengan tuntunan dan keridaan Allah SWT.

Di akhir ayat juga disampaikan bahwa sesungguhnya Allah itu Maha Pengampun dan Maha Penyayang.

Pengampunan yang disebutkan dalam ayat ini karena kebanyakan manusia hanya mensyukuri sebagian kecil dari nikmat yang mereka terima, sedangkan nikmat-nikmat yang sangat luas biasanya dilupakan begitu saja.

Seperti dikutip dari laman Kemenag, penyebutan kata-kata Maha Penyayang menunjukkan bahwa Allah tidak akan memberikan hukuman kepada manusia pada saat itu juga meski banyak manusia yang ingkar terhadap nikmat Allah yang Mahaluas.

Selalu mensyukuri nikmat yang diberikan Allah kepada kita, termasuk perkara penting dalam kehidupan seorang Muslim.

Ada banyak ayat di Al-Qur'an yang menyebutkan bahwa Allah menjanjikan pahala yang besar kepada umatnya yang selalu bisa bersyukur atas karunia yang didapatnya, bahkan syukur dan nikmat itu akan ditambahkan lagi.

Rasulullah SAW bersabda yang maknanya:

“Perkara orang mukmin itu menakjubkan. Sesungguhnya seluruh urusannya adalah baik dan hal itu tidak ada kecuali pada seorang mukmin. Apabila dia mendapatkan kebahagiaan dia bersyukur. Maka ini baik baginya. dan bila dia tertimpa musibah dia bersabar. maka ini baik baginya.” (HR. Muslim).

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Ada banyak manfaat yang bisa kita peroleh dengan selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah kepada kita.

Dalam surah An-Naml ayat 40, Nabi Sulaiman As yang juga seorang raja bijaksana mengatakan, ketika ia bersyukur maka rasa syukur itu sesungguhnya untuk dirinya sendiri, tetapi apabila seseorang kufur nikmat, maka kekufurannya itu akan merugikan dirinya sendiri pula.

قَالَ الَّذِىۡ عِنۡدَهٗ عِلۡمٌ مِّنَ الۡـكِتٰبِ اَنَا اٰتِيۡكَ بِهٖ قَبۡلَ اَنۡ يَّرۡتَدَّ اِلَيۡكَ طَرۡفُكَ‌ؕ فَلَمَّا رَاٰهُ مُسۡتَقِرًّا عِنۡدَهٗ قَالَ هٰذَا مِنۡ فَضۡلِ رَبِّىۡ‌ۖ لِيَبۡلُوَنِىۡٓ ءَاَشۡكُرُ اَمۡ اَكۡفُرُ‌ؕ وَمَنۡ شَكَرَ فَاِنَّمَا يَشۡكُرُ لِنَفۡسِهٖ‌ۚ وَمَنۡ كَفَرَ فَاِنَّ رَبِّىۡ غَنِىٌّ كَرِيۡمٌ

Qoolal lazii indahuu 'ilmum minal Kitaabi ana aatiika bihii qabla ai yartadda ilaika tarfuk; falammaa ra aahu mustaqirran 'indahuu qoola haazaa min fadli Rabbii li yabluwaniii 'a-ashkuru am akfuru wa man shakara fa innamaa yashkuru linafsihii wa man kafar

Artinya: "Seorang yang mempunyai ilmu dari Kitab berkata, "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip." Maka ketika dia (Sulaiman) melihat singgasana itu terletak di hadapannya, dia pun berkata, "Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku, apakah aku bersyukur atau mengingkari (nikmat-Nya). Barangsiapa bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri, dan barangsiapa ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Mahakaya, Mahamulia." (QS. An-Naml: 40).

Pada kalimat terakhir pada ayat ini disebutkan Dan barangsiapa ingkar terhadap nikmat-Nya seperti menganggap nikmat yang diperolehnya karena jerih payahnya saja atau menggunakannya untuk kemaksiatan, maka sesungguhnya Allah SWT Mahakaya, tidak membutuhkan siapa pun, bahkan sebaliknya semua makhluk membutuhkan-Nya, serta Mahamulia tidak pernah melakukan sesuatu yang tak terpuji.

Nabi Sulaiman yang dianugerahi kekayaan dan jabatan saja masih selalu menyukuri nikmat yang diperolehnya, karenanya kita sebagai manusia sekiranya dapat mencontoh teladan yang telah diberikan para nabi, bersyukur atas nikmat dan rezeki yang diberikan Allah SWT, baik dalam keadaan senang maupun dalam keadaan sedih.

Insya Allah, nikmat yang kita peroleh itu akan bertambah berkali-kali lipat jika kita mau bersyukur.

Demikianlah khotbah Jumat kali ini, semoga apa yang disampaikan dapat diambil hikmahnya dan dijadikan pelajaran dalam hidup.. Aamiin yaa rabbal 'alamiin.

Kesalahan datang dari diri khatib pribadi, kebenaran hanya milik Allah SWT. Wabillaahi taufik walhidayah, wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuuh.

Baca juga artikel terkait KHUTBAH JUMAT SINGKAT atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Addi M Idhom