Menuju konten utama

Khutbah Jumat Akhir Ramadhan Singkat Siap Melepas Bulan Puasa

Menjelang akhir Ramadhan, khutbah Jumat ini mengingatkan pentingnya menjaga ibadah dan ketakwaan setelah bulan puasa berlalu. Simak selengkapnya disini!

Khutbah Jumat Akhir Ramadhan Singkat Siap Melepas Bulan Puasa
Imam Islam dengan buku di tangan berpidato dalam upacara ibadah isramik di masjid. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Khutbah Jumat akhir Ramadhan singkat menjadi momen penting bagi umat Islam untuk merefleksikan perjalanan ibadah selama sebulan penuh.

Hari Jumat sendiri merupakan hari yang memiliki keutamaan luar biasa, terutama jika bertepatan dengan akhir Ramadhan.

Dalam Islam, Jumat disebut sebagai "Sayyidul Ayyam" (penghulu hari), sementara Ramadhan adalah bulan penuh berkah yang di dalamnya terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan (Lailatul Qadar).

Pada khutbah singkat Jumat akhir Ramadhan, biasanya umat Islam diingatkan kembali untuk memperbanyak ibadah, istighfar, dan berdoa agar amal selama bulan suci diterima.

Khutbah Jumat

Jamaah calon haji Indonesia mendengarkan khutbah shalat Jumat di hotel Sektor 5, Makkah, Arab Saudi, Jumat (31/5/2024). (ANTARA/Sigid Kurniawan)

Contoh Teks Khutbah Akhir Ramadhan Singkat

Khutbah Jumat akhir Ramadhan singkat sebaiknya menyentuh hati jamaah untuk memaksimalkan sisa waktu di bulan suci Ramadhan.

Berikut ini contoh khutbah Jumat singkat di akhir Ramadhan yang bisa dijadikan referensi untuk persiapan Jumat terakhir Ramadhan:

Contoh 1: Melepas Ramadhan dengan Keimanan yang Kokoh

Khutbah Pertama

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Marilah kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Sebentar lagi, kita akan berpisah dengan bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah dan rahmat. Bulan yang telah melatih kita untuk meningkatkan ibadah, menahan hawa nafsu, serta memperbanyak amal kebajikan.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ

Wa‘bud rabbaka ḥattā ya`tiyaka al-yaqīn.

Artinya: "Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu keyakinan (kematian)." (QS. Al-Hijr: 99)

Ayat ini mengingatkan kita bahwa ibadah tidak berhenti hanya di bulan Ramadhan. Jika kita mampu berpuasa, shalat malam, dan bersedekah di bulan ini, maka kita pun seharusnya tetap bisa melanjutkan amal-amal tersebut di bulan-bulan berikutnya. Jangan sampai kita termasuk golongan yang hanya rajin beribadah saat Ramadhan, lalu kembali lalai setelahnya.

Rasulullah SAW bersabda:

أَحَبُّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

Aḥabbul a‘māli ilallāhi adwamuhā wa in qalla.

Artinya: "Amal yang paling dicintai oleh Allah adalah yang dilakukan secara terus-menerus, meskipun sedikit." (HR. Bukhari dan Muslim)

Oleh karena itu, mari kita jaga semangat ibadah kita meskipun Ramadhan telah berakhir. Jadikan bulan ini sebagai momentum untuk memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas keimanan kita.

Khutbah Kedua

Hadirin Jamaah Jumat yang Dimuliakan Allah,

Sebentar lagi, kita akan meninggalkan bulan Ramadhan. Mari kita berdoa agar Allah menerima seluruh amal ibadah kita di bulan ini. Rasulullah SAW mengajarkan doa berikut:

اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

Allāhumma taqabbal minnā innaka Anta as-Samī‘ul-‘Alīm, wa tub ‘alainā innaka Anta at-Tawwābur-Raḥīm.

Artinya: "Ya Allah, terimalah amal ibadah kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Dan terimalah taubat kami, sesungguhnya Engkau Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang."

Semoga kita menjadi hamba-hamba yang tetap istiqamah dalam kebaikan setelah Ramadhan berlalu. Semoga Allah SWT mempertemukan kita kembali dengan Ramadhan di tahun-tahun mendatang dalam keadaan sehat dan penuh keimanan.

أقولُ قولي هذا وأستغفرُ الله لي ولكم فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم

Ilustrasi ceramah di masjid

Orang-orang sedang mendengarkan ceramah di masjid. FOTO/iStockphoto

Contoh 2: Menjaga Spirit Ramadhan Setelah Bulan Puasa Berlalu

Khutbah Pertama

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Marilah kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Kita telah berada di penghujung bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah dan ampunan. '

Tidak lama lagi, kita akan berpisah dengan bulan yang begitu mulia ini. Pertanyaannya, apakah Ramadhan ini telah benar-benar membawa perubahan dalam diri kita?

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

La‘allakum tattaqūn.

Artinya: "Agar kalian bertakwa." (QS. Al-Baqarah: 183)

Tujuan utama dari ibadah puasa adalah untuk menjadikan kita hamba yang bertakwa. Jika setelah Ramadhan kita masih jauh dari kebiasaan ibadah, masih lalai dalam shalat, dan masih enggan bersedekah, maka kita perlu bertanya pada diri sendiri: apakah Ramadhan benar-benar telah membentuk kita menjadi pribadi yang lebih baik?

Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Man ṣāma Ramaḍāna īmānan waḥtisāban ghufira lahu mā taqaddama min żanbih.

Artinya: "Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim)

Ramadhan adalah madrasah ruhani yang mengajarkan kita tentang kesabaran, kedisiplinan, dan kepedulian terhadap sesama. Namun, pelajaran itu tidak boleh berhenti setelah Ramadhan berakhir.

Jika kita mampu bangun malam untuk shalat tahajud di bulan ini, mengapa tidak bisa melanjutkannya meskipun hanya dua rakaat setelah Ramadhan? Jika kita mampu menahan amarah dan menjaga lisan di bulan ini, mengapa tidak bisa menerapkannya di bulan-bulan lain?

Khutbah Kedua

Hadirin Jamaah Jumat yang Berbahagia,

Ramadhan mungkin akan segera meninggalkan kita, tetapi amalan-amalan yang telah kita biasakan di bulan ini harus tetap kita pertahankan. Jangan sampai kita menjadi hamba yang hanya rajin beribadah saat Ramadhan, lalu kembali lalai setelahnya.

Allah SWT berfirman:

وَلَا تَكُونُوا كَالَّتِي نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِن بَعْدِ قُوَّةٍ أَنكَاثًا

Wa lā takūnū kallatī naqạḍat ghozlaha mim ba‘di quwwatin ankätsā.

Artinya: "Dan janganlah kamu seperti perempuan yang menguraikan benangnya setelah dipintal dengan kuat." (QS. An-Nahl: 92)

Ayat ini menggambarkan seseorang yang telah bersusah payah membangun sesuatu, lalu menghancurkannya sendiri. Jangan sampai kita menjadi seperti orang yang telah berusaha keras membangun kebiasaan ibadah di bulan Ramadhan, tetapi merusaknya sendiri setelah bulan ini berlalu.

Rasulullah SAW juga bersabda:

أَحَبُّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

Aḥabbul a‘māli ilallāhi adwamuhā wa in qalla.

Artinya: "Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah yang dilakukan secara terus-menerus, meskipun sedikit." (HR. Bukhari dan Muslim)

Oleh karena itu, mari kita pertahankan kebiasaan baik yang telah kita bangun selama Ramadhan. Jangan biarkan Ramadhan pergi tanpa meninggalkan jejak dalam diri kita. Semoga kita semua menjadi hamba yang lebih baik dan lebih bertakwa setelah melewati bulan suci ini.

اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنَّا صِيَامَنَا وَقِيَامَنَا وَاجْعَلْنَا مِنَ الْمُتَّقِينَ

Allāhumma taqabbal minnā ṣiyāmanā wa qiyāmanā waj‘alnā minal-muttaqīn.

Artinya: "Ya Allah, terimalah puasa dan ibadah kami, dan jadikanlah kami termasuk orang-orang yang bertakwa."

أقولُ قولي هذا وأستغفرُ الله لي ولكم فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم

Khutbah Jumat singkat akhir bulan Ramadhan ini diharapkan menjadi pengingat untuk memaksimalkan ibadah di penghujung Ramadhan.

Khutbah Jumat singkat akhir bulan Ramadhan sebaiknya mengandung motivasi, praktik konkret, disertai dengan dalil yang mendukungnya.

Khutbah singkat Jumat akhir Ramadhan yang padat akan membawa jamaah pada kesadaran spiritual tertinggi. Semoga kita semua meraih keberkahan Ramadhan dan Lailatul Qadar.

Baca juga artikel terkait KHUTBAH JUMAT RAMADHAN atau tulisan lainnya dari Robiatul Kamelia

tirto.id - Edusains
Penulis: Robiatul Kamelia
Editor: Robiatul Kamelia & Yulaika Ramadhani