tirto.id - Teks khutbah Jumat awal Ramadhan 2025 pada 7 Maret dapat berupa renungan tentang musibah banjir yang melanda saudara kita di wilayah Jabodetabek tepat pada awal bulan puasa. Musibah banjir ini dapat dijadikan sebagai refleksi keikhlasan kita dalam berpuasa.
Ramadhan 1446 H diawali dengan ujian kepada saudara kita di Jakarta hingga Bekasi. Musibah banjir terjadi sejak Senin, 3 Maret 2025. Di Kota Bekasi, terdapat 140 rumah warga yang terendam dengan ketinggian air yang mencapai 3 meter. Sementara itu, di Jakarta, ada 114 RT yang terendam, menyebabkan 4.200 orang lebih mengungsi.
Ujian ini datang ketika umat Islam tengah berpuasa. Di balik banjir yang menimbulkan banyak kerugian, terkandung hikmah tersembunyi bahwa apa pun yang kita miliki, sebesar apa pun harta yang dipunyai, segalanya tetap milik Allah.
Mudah saja bagi Allah untuk memberikan rezeki sekaligus mencabutnya dari tangan manusia. Oleh karenanya, yang paling layak dilakukan adalah berserah diri total kepada-Nya dalam keikhlasan dan ketulusan.
Khutbah Jumat Ramadhan 2025 - Refleksi Keikhlasan Berpuasa
Assalamualaikum wa Rahmatullahi Wabarakatuh
Ma'asyiral Muslimin yang dirahmati Allah,
Marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Pada bulan suci Ramadhan ini, kita diberikan kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan ibadah puasa. Ibadah puasa sepanjang bulan ini bukan sekadar menahan lapar dan dahaga saja. Lebih dari itu, puasa menjadi momentum untuk meningkatkan keikhlasan dalam beramal dan bersabar dalam ujian kehidupan.
Sebagian saudara kita di wilayah Jabodetabek baru saja menghadapi ujian berupa musibah banjir. Air meluap, rumah-rumah terendam, harta benda rusak, bahkan ada yang kehilangan nyawa. Ada pula yang sedang shalat tarawih, lantas mendapati air masuk. Di tempat lain, orang-orang yang hendak berangkat dari stasiun juga mengalami kesulitan.
Musibah ini bukan sekadar fenomena alam, melainkan juga sebuah peringatan bagi kita agar lebih sadar akan pentingnya keikhlasan dalam menghadapi cobaan.
Allah berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 286 sebagai berikut.
Artinya,"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya, dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya."
Ayat ini mengajarkan bahwa setiap musibah yang menimpa bukanlah tanpa tujuan. Allah memberikan ujian sesuai dengan kadar kesanggupan kita. Maka, bagi yang terdampak banjir, ini adalah kesempatan untuk bersabar dan bertawakal kepada Allah.
Sementara bagi yang tidak terdampak, ini adalah ujian keikhlasan: sejauh mana kita peduli dan membantu saudara-saudara kita yang sedang kesulitan.
Puasa Ramadhan mengajarkan kita arti keikhlasan yang sesungguhnya. Saat lapar dan haus, kita tidak makan atau minum bukan karena tidak ada makanan, tetapi karena Allah memerintahkan kita demikian.
Begitu pula dalam kehidupan sosial, keikhlasan harus menjadi landasan dalam membantu sesama, bukan karena ingin dipuji atau mengharapkan balasan, tetapi semata-mata karena mengharap ridha Allah.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Musibah banjir ini juga mengingatkan kita akan pentingnya menjaga lingkungan. Kerusakan alam, pembuangan sampah sembarangan, dan penggundulan hutan bisa menjadi faktor penyebab banjir.
Islam mengajarkan kita untuk menjadi khalifah di bumi, menjaga keseimbangan alam, dan tidak berbuat kerusakan. Maka, Ramadhan ini hendaknya menjadi momentum bagi kita untuk lebih peduli terhadap lingkungan.
Semoga kita termasuk hamba-hamba yang mampu mengambil hikmah dari setiap peristiwa dan semakin meningkatkan keikhlasan dalam ibadah.
Khutbah Jumat Kedua Ramadhan 2025 Bahasa Arab & Indonesia
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Marilah kita kembali memperbarui ketakwaan kita kepada Allah dengan meningkatkan amal ibadah di bulan suci ini. Ramadhan adalah bulan penuh keberkahan, di mana setiap amal kebaikan dilipatgandakan pahalanya. Oleh karena itu, janganlah kita sia-siakan kesempatan ini.
Musibah banjir yang terjadi harus kita jadikan pelajaran. Bagi yang terkena dampak, ini adalah ujian kesabaran. Bagi kita yang masih diberikan kenyamanan, ini adalah ujian keikhlasan. Allah akan menilai bagaimana sikap kita dalam menghadapi ujian ini.
Rasulullah saw. bersabda, "Barang siapa yang meringankan kesulitan seorang mukmin di dunia, niscaya Allah akan meringankan kesulitannya di akhirat." (HR. Muslim)
Maka, marilah kita manfaatkan Ramadhan ini untuk memperbanyak sedekah, membantu mereka yang sedang kesusahan, serta memperkuat ukhuwah Islamiyah. Semoga Allah menerima amal ibadah kita, mengampuni dosa-dosa kita, dan menjadikan kita hamba-hamba yang ikhlas dalam beribadah dan beramal.
اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحياء منهم والأموات
آمين يا رب العالمين
Aqimush shalah.
Editor: Iswara N Raditya