Menuju konten utama

5 Ringkasan Ceramah Singkat Ramadhan dan Judulnya untuk Khutbah

Ringkasan ceramah singkat Ramadhan dalam artikel ini dapat digunakan sebagai panduan khutbah. Berikut contoh ringkasan ceramah tentang puasa Ramadhan.

5 Ringkasan Ceramah Singkat Ramadhan dan Judulnya untuk Khutbah
Ilustrasi Kultum. foto/IStockphtho

tirto.id - Ringkasan ceramah singkat Ramadhan dalam artikel ini dapat digunakan sebagai panduan khutbah.

Ceramah singkat Ramadhan akan menjelajahi makna dan tujuan dari bulan Ramadhan dalam agama Islam.

Bulan Ramadhan 1445 Hijriah akan segera tiba. Masyarakat muslim di seluruh dunia akan melaksanakan puasa Ramadhan dan fokus untuk mendekatkan diri pada Allah.

Salah satu kegiatan pada bulan Ramadhan yang identik dengan seruan kebaikan adalah ceramah singkat Ramadhan. Berbagai masjid hingga majlis ilmu akan mengadakan ceramah singkat yang biasanya dilaksanakan usai salat Subuh hingga usai salat Tarawih.

Awal bulan Ramadhan, yakni 1 Ramadhan belum dapat dipastikan oleh pemerintah. Metode yang digunakan pemerintah untuk mengetahui 1 Ramadhan adalah metode rukyatul hilal.

Hilal merupakan penampakan bulan baru atau sabit yang menjadi penanda dimulainya bulan baru dalam kalender Hijriah. Sementara itu, rukyat merupakan aktivitas mengamati dan melihat hilal yang tampak di ufuk barat.

Pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama akan melibatkan berbagai pihak dalam proses rukyatul hilal. Penentuannya akan diinformasikan melalui Sidang Isbat yang akan digelar pada akhir bulan Syaban.

Muhammadiyah menggunakan metode hisab untuk menentukan 1 Ramadhan 1445 Hijriah. Hasil dari penerapan metode hisab menunjukkan bahwa Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadhan 1445 Hijriah jatuh pada Senin, 11 Maret 2024.

Metode hisab merupakan metode perhitungan waktu berdasarkan posisi geometris benda-benda langit, termasuk matahari, bulan, dan bumi. Selain digunakan untuk menentukan awal Ramadhan, hisab juga digunakan untuk menentukan waktu salat, Idulfitri, haji, dan waktu untuk melaksanakan salat gerhana.

Ringkasan Ceramah Singkat Ramadhan

Ringkasan ceramah singkat Ramadhan dapat dijadikan acuan untuk menyusun ceramah singkat Ramadhan. Biasanya ceramah singkat Ramadhan diberi durasi mulai dari 7-15 menit.

Berbagai tema dapat dijadikan bahan utama yang disampaikan dalam ceramah singkat Ramadhan. Poin utama yang hendak disampaikan dalam ceramah singkat ini kemudian digunakan untuk menentukan judul ceramah Ramadhan.

Contoh ringkasan ceramah Ramadhan bisa dijadikan bahan inspirasi untuk membuat teks ceramah Ramadhan. Uraian contoh ringkasan ceramah Ramadhan di bawah ini dapat dijadikan referensi untuk kemudian diperluas dan dikembangkan lagi.

1. Ceramah Singkat Ramadhan, Judul: “Sukacita Menyambut Ramadhan”

Marhaban Ya Ramadhan! Alhamdulillah kita kembali dipertemukan dengan bulan Ramadhan. Kaum muslimin bergembira dengan datangnya bulan yang mulia. Setelah 11 bulan kita mengarungi kehidupan yang penuh warna-warni, maka Ramadhan menjadi momen yang tepat untuk membersihkan diri dari segala dosa yang melekat tanpa kita sadari.

Perasaan gembira dan sukacita harus mewarnai diri kita dalam menyambut Ramadhan. Rasa gembira ini adalah cerminan ketakwaaan yang ada dalam hati kita, karena sejatinya bulan Ramadhan adalah salah satu dari syiar dalam agama kita, yang harus senantiasa kita hormati dan agungkan. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Hajj: 32:

ذٰلِكَ وَمَنْ يُّعَظِّمْ شَعَاۤىِٕرَ اللّٰهِ فَاِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوْبِ

"Demikianlah (perintah Allah). Siapa yang mengagungkan syiar-syiar Allah sesungguhnya hal itu termasuk dalam ketakwaan hati," (QS Al-Hajj 32).

Disebutkan dalam ayat itu bahwa mengagungkan syiar Allah menunjukkan ketakwaan hati setiap hamba. Sungguh mengherankan bukan jika ada kaum muslim yang merasa berat dengan hadirnya Ramadhan. Mereka merasa Ramadhan mengekang segala kebebasan dan kemerdekaan.

Kegembiraan menyambut Ramadhan merupakan kegembiraan karena mengetahui bulan ini memiliki banyak keutamaan. Jika kita renungi satu per satu, maka kita tahu bahwa kegembiraan akan bertambah lengkap dan sempurna jika kita melihat keutamaan bulan Ramadhan.

Bulan Ramadhan merupakan bulan penggugur dosa. Hadirnya Ramadhan menjadi momentum bagi kita untuk membersihkan diri dari noda dosa dan maksiat. Ramadhan juga merupakan bulan kebaikan karena semuanya menjalankan ibadah dengan penuh semangat, berbondong-bondong, dan sungguh terasa lebih ringan.

Berbahagialah juga kita karena Ramadhan adalah bulan yang membuat ukhuwah kita meningkat. Hari-hari akan dipenuhi dengan banyak pertemuan antar-jamaah di masjid hingga majlis ilmu. Semuanya hadir dengan penuh suka cita.

Marilah kita jaga dan mewujudkan kegembiraan ini untuk lebih semangat mencapai tujuan Ramadhan menjadi hamba yang bertakwa. Kita jalani Ramadhan dengan penuh sukacita dan senantiasa mendekatkan diri pada Allah Swt.

2. Ceramah Singkat Ramadhan, Judul: “Kesalahan Orang Berpuasa”

Penting bagi kita untuk mengetahui mengapa orang yang berpuasa bisa mendapat kecelakaan yang sedemikian buruk semacam itu. Ada tiga kesalahan orang berpuasa yang bisa menjerumuskan mereka dalam dosa dan kehinaan, mari bersama merenungkannya.

Pertama, orang berpuasa tanpa keikhlasan. Puasa semestinya melatih orang untuk ikhlas karena ia merupakan ibadah antara hamba dan Allah. Namun sayangnya masih ada yang ternodai keikhlasannya dalam berpuasa karena riya’, harta maupun kecenderungan diri.

Kedua, orang yang berpuasa tanpa ilmu. Mereka tidak mengetahui mana yang membatalkan dan mana yang tidak. Mereka menjalani puasa tanpa aturan atau memahami tidak dengan sepenuhnya benar. Akibatnya puasa mereka menjadi rapuh dan tak bermakna.

Ketiga, mereka yang berpuasa hanya dari makan, minum, dan hubungan badan. Mereka merasa itu semua sudah memenuhi ketentuan puasa. Padahal puasa juga harus disertai kemampuan untuk menundukkan nafsu dan emosi.

Jamaah sekalian marilah kita menjadi hamba yang berpuasa dengan penuh pemahaman pada agama dan tuntunan. Mari kita laksanakan puasa dengan penuh kesadaran. Jangan sampai puasa kita menjadi ibadah yang mencelakakan kita. Terus perbaiki diri dengan senantiasa berilmu.

3. Ceramah Singkat Ramadhan, Judul Ceramah Ramadhan: “Hikmah Berpuasa”

Khutbah Jumat

Arsip Foto. Khotib menyampaikan khutbah Jumat di Masjid Raya Baiturrahman, banda Aceh, Aceh, Jumat(20/11/2020). AntaraFoto/Ampelsa

Puasa mengandung berbagai hikmah yang wajib kita ketahui. Pertama, Ramadhan sebagai training keikhlasan. Ikhlas berarti beramal hanya karena Allah Swt, menghadapi ridha-Nya. Sejak awal Rasul menjelaskan betapa ibadah puasa benar-benar jalur langsung antara hamba dan Tuhannya. Puasa menjadi ibadah yang mulia karena langsung dinilai Allah.

Kedua, Ramadhan sebagai training keistiqomahan. Menjaga ibadah-ibadah untuk terus berlanjut menjadi prioritas kita bersama. Kita akan terbiasa beramal terus menerus dan berkelanjutan, tidak hanya selama Ramadhan. Segala halangan dan rintangan akan teratasi jika istiqomah telah tertempa dalam diri.

Ketiga, Ramadhan sebagai training ihsan. Syariat mengajarkan untuk optimal atau ihsan dalam setiap ibadah. Tak terkecuali dengan ibadah puasa Ramadhan. Setiap kita diminta untuk meniti hari-hari puasa dengan penuh ketelitian. Menjaganya dari segala onak yang justru akan mengacaukan pahala puasa kita.

4. Ceramah Singkat Ramadhan, Judul Ceramah Ramadhan: “Ramadhan dan Penjagaan Salat”

Setidaknya ada tiga langkah optimasi salat yang perlu direnungkan dan dipraktikkan dalam salat sehari-hari. Pertama, optimalisasi dari segi awal waktu.

Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya salat itu adalah kewajiban yang telah ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman,” (QS An-Nisa 103). Salat adalah kewajiban yang terikat dengan waktu karenanya menjadi langkah terbaik bagi seorang muslim untuk menjalankannya di awal waktu.

Kedua, yakni optimalisasi dari sisi berjamaah. Hukum salat berjamaah bagi kaum laki-laki adalah sunnah muakkadah yang hampir mendekati wajib.

Rasulullah juga telah menyampaikan keutamaan salat berjamaah: “Salat berjamaah lebih utama pahalanya daripada salat sendirian, sebanyak dua puluh tujuh derajat,” (HR Bukhari Muslim).

Ketiga, optimalisasi dari sisi kekhusyukan. Syaikh Muhammad Ali Thonthowi mengartikan khusyuk sebagai: ketakutan dalam hati kepada Allah SWT, yang terlihat pada anggota badan, menjadikannya tenang dan merasakan bahwa ia berdiri menghadap Allah SWT.

Kekhusyukan dalam sholat adalah salah satu indikasi keberuntungan seorang yang beriman.

5. Ceramah Singkat Ramadhan, Judul: “Ramadhan dan Manajemen Waktu”

Salah satu hal yang perlu kita renungi adalah muhasabah atau evaluasi diri. Allah SWT berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ

“ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat),” (QS Al Hasyr 18).

Waktu yang terus berjalan bisa membuat kita lalai tanpa kita sadari. Mari kita renungkan beberapa hal yang diajarkan Islam untuk menjadikan waktu kita lebih berkah.

Pertama, mari kita mencari akhirat tanpa melupakan dunia. Allah SWT berfirman:

وَابْتَغِ فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَاَحْسِنْ كَمَآ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْاَرْضِۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi,” (QS Al-Qoshosh: 77).

Syariat Islam memberi peluang dan motivasi bagi setiap muslim untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Setiap muslim dituntut untuk mengisi waktu dengan lebih tawazun (seimbang) antara kepentingan akhirat dan dunianya.

Kedua, meninggalkan hal yang sia-sia. Rasulullah saw. berpesan tentang kunci sukses mendapatkan waktu yang berkah. Beliau bersabda:

“Sebagian dari bukti kebaikan keislaman seseorang adalah, meninggalkan apa-apa yang tidak bermanfaat baginya,” (HR Malik).

Waktu yang luang senantiasa menghadirkan ujian baru bagi kita, apakah menghabiskannya dengan hal-hal yang tidak bermanfaat, ataukah menjadikannya sebagai momentum untuk memperbanyak amal?

Ketiga, memperbanyak amal yang mengalirkan pahala terus menerus. Beramal untuk akhirat bagaikan berinvestasi. Usia kita terbatas, tetapi pintu pahala masih selalu akan terbuka jika kita memulai amal kebaikan yang selalu bermanfaat bagi orang lain.

Rasulullah saw. bersabda: “Jika seorang manusia meninggal, maka terputus (pahala) amalnya, kecuali dari tiga sumber: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak salih yang mendoakannya," (HR Muslim).

Baca juga artikel terkait RAMADHAN 2024 atau tulisan lainnya dari Nurul Azizah

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Nurul Azizah
Penulis: Nurul Azizah
Editor: Yulaika Ramadhani