Menuju konten utama

10 Ringkasan Ceramah Singkat Ramadhan dan Judulnya untuk Khutbah

Ringkasan ceramah Ramadhan dalam artikel ini dapat digunakan sebagai panduan khutbah. Berikut contoh rangkuman ceramah Ramadhan.

10 Ringkasan Ceramah Singkat Ramadhan dan Judulnya untuk Khutbah
Ilustrasi Kultum. foto/IStockphtho

tirto.id - Ringkasan ceramah Ramadhan dalam artikel ini dapat digunakan sebagai panduan khutbah. Adapun ceramah singkat Ramadhan akan menjelajahi makna dan tujuan dari bulan Ramadhan dalam agama Islam.

Perlu diketahui bahwa ada kegiatan pada bulan Ramadhan yang identik dengan seruan kebaikan, yaitu ceramah singkat Ramadhan. Berbagai masjid hingga majelis ilmu akan mengadakan ceramah singkat yang biasanya dilaksanakan usai sholat subuh hingga usai sholat tarawih.

Anda bisa membaca berbagai rangkuman ceramah Ramadhan di bawah ini sebelum menuliskan naskah lengkapnya. Dengan persiapan tersebut, penyampaian khutbah pun bisa tertata rapi dan lebih mudah dicerna jamaah.

Kumpulan Ringkasan Ceramah Ramadhan

Terdapat berbagai judul ceramah Ramadhan yang dapat dijadikan sebagai bahan dasar penulisan naskah khutbah. Di antaranya ada ceramah tentang sukacita Ramadhan, kesalahan orang yang berpuasa, hikmah berpuasa, dan sebagainya.

Berikut ini daftar ceramah singkat Ramadhan yang bisa dijadikan referensi khutbah.

1. Ceramah Singkat Ramadhan tentang Sukacita Menyambut Ramadhan

Marhaban Ya Ramadhan! Alhamdulillah kita kembali dipertemukan dengan bulan Ramadhan. Kaum muslimin bergembira dengan datangnya bulan yang mulia. Setelah 11 bulan kita mengarungi kehidupan yang penuh warna-warni, maka Ramadhan menjadi momen yang tepat untuk membersihkan diri dari segala dosa yang melekat tanpa kita sadari.

Perasaan gembira dan sukacita harus mewarnai diri kita dalam menyambut Ramadhan. Rasa gembira ini adalah cerminan ketakwaaan yang ada dalam hati kita, karena sejatinya bulan Ramadhan adalah salah satu dari syiar dalam agama kita, yang harus senantiasa kita hormati dan agungkan. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Hajj: 32:

ذٰلِكَ وَمَنْ يُّعَظِّمْ شَعَاۤىِٕرَ اللّٰهِ فَاِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوْبِ

"Demikianlah (perintah Allah). Siapa yang mengagungkan syiar-syiar Allah sesungguhnya hal itu termasuk dalam ketakwaan hati," (QS Al-Hajj 32).

Disebutkan dalam ayat itu bahwa mengagungkan syiar Allah menunjukkan ketakwaan hati setiap hamba. Sungguh mengherankan bukan jika ada kaum muslim yang merasa berat dengan hadirnya Ramadhan. Mereka merasa Ramadhan mengekang segala kebebasan dan kemerdekaan.

Kegembiraan menyambut Ramadhan merupakan kegembiraan karena mengetahui bulan ini memiliki banyak keutamaan. Jika kita renungi satu per satu, maka kita tahu bahwa kegembiraan akan bertambah lengkap dan sempurna jika kita melihat keutamaan bulan Ramadhan.

Bulan Ramadhan merupakan bulan penggugur dosa. Hadirnya Ramadhan menjadi momentum bagi kita untuk membersihkan diri dari noda dosa dan maksiat. Ramadhan juga merupakan bulan kebaikan karena semuanya menjalankan ibadah dengan penuh semangat, berbondong-bondong, dan sungguh terasa lebih ringan.

Berbahagialah juga kita karena Ramadhan adalah bulan yang membuat ukhuwah kita meningkat. Hari-hari akan dipenuhi dengan banyak pertemuan antar-jamaah di masjid hingga majlis ilmu. Semuanya hadir dengan penuh suka cita.

Marilah kita jaga dan mewujudkan kegembiraan ini untuk lebih semangat mencapai tujuan Ramadhan menjadi hamba yang bertakwa. Kita jalani Ramadhan dengan penuh sukacita dan senantiasa mendekatkan diri pada Allah Swt.

2. Ceramah Singkat Ramadhan tentang Kesalahan Orang Berpuasa

Penting bagi kita untuk mengetahui mengapa orang yang berpuasa bisa mendapat kecelakaan yang sedemikian buruk semacam itu. Ada tiga kesalahan orang berpuasa yang bisa menjerumuskan mereka dalam dosa dan kehinaan, mari bersama merenungkannya.

Pertama, orang berpuasa tanpa keikhlasan. Puasa semestinya melatih orang untuk ikhlas karena ia merupakan ibadah antara hamba dan Allah. Namun sayangnya masih ada yang ternodai keikhlasannya dalam berpuasa karena riya’, harta maupun kecenderungan diri.

Kedua, orang yang berpuasa tanpa ilmu. Mereka tidak mengetahui mana yang membatalkan dan mana yang tidak. Mereka menjalani puasa tanpa aturan atau memahami tidak dengan sepenuhnya benar. Akibatnya puasa mereka menjadi rapuh dan tak bermakna.

Ketiga, mereka yang berpuasa hanya dari makan, minum, dan hubungan badan. Mereka merasa itu semua sudah memenuhi ketentuan puasa. Padahal puasa juga harus disertai kemampuan untuk menundukkan nafsu dan emosi.

Jamaah sekalian marilah kita menjadi hamba yang berpuasa dengan penuh pemahaman pada agama dan tuntunan. Mari kita laksanakan puasa dengan penuh kesadaran. Jangan sampai puasa kita menjadi ibadah yang mencelakakan kita. Terus perbaiki diri dengan senantiasa berilmu.

3. Ceramah Singkat Ramadhan tentang Hikmah Berpuasa”

Khutbah Jumat

Arsip Foto. Khotib menyampaikan khutbah Jumat di Masjid Raya Baiturrahman, banda Aceh, Aceh, Jumat(20/11/2020). AntaraFoto/Ampelsa

Puasa mengandung berbagai hikmah yang wajib kita ketahui. Pertama, Ramadhan sebagai training keikhlasan. Ikhlas berarti beramal hanya karena Allah Swt, menghadapi ridha-Nya. Sejak awal Rasul menjelaskan betapa ibadah puasa benar-benar jalur langsung antara hamba dan Tuhannya. Puasa menjadi ibadah yang mulia karena langsung dinilai Allah.

Kedua, Ramadhan sebagai training keistiqomahan. Menjaga ibadah-ibadah untuk terus berlanjut menjadi prioritas kita bersama. Kita akan terbiasa beramal terus menerus dan berkelanjutan, tidak hanya selama Ramadhan. Segala halangan dan rintangan akan teratasi jika istiqomah telah tertempa dalam diri.

Ketiga, Ramadhan sebagai training ihsan. Syariat mengajarkan untuk optimal atau ihsan dalam setiap ibadah. Tak terkecuali dengan ibadah puasa Ramadhan. Setiap kita diminta untuk meniti hari-hari puasa dengan penuh ketelitian. Menjaganya dari segala onak yang justru akan mengacaukan pahala puasa kita.

4. Ceramah Singkat Ramadhan tentang Ramadhan dan Penjagaan Salat

Setidaknya ada tiga langkah optimasi salat yang perlu direnungkan dan dipraktikkan dalam salat sehari-hari. Pertama, optimalisasi dari segi awal waktu.

Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya salat itu adalah kewajiban yang telah ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman,” (QS An-Nisa 103). Salat adalah kewajiban yang terikat dengan waktu karenanya menjadi langkah terbaik bagi seorang muslim untuk menjalankannya di awal waktu.

Kedua, yakni optimalisasi dari sisi berjamaah. Hukum salat berjamaah bagi kaum laki-laki adalah sunnah muakkadah yang hampir mendekati wajib.

Rasulullah juga telah menyampaikan keutamaan salat berjamaah: “Salat berjamaah lebih utama pahalanya daripada salat sendirian, sebanyak dua puluh tujuh derajat,” (HR Bukhari Muslim).

Ketiga, optimalisasi dari sisi kekhusyukan. Syaikh Muhammad Ali Thonthowi mengartikan khusyuk sebagai: ketakutan dalam hati kepada Allah SWT, yang terlihat pada anggota badan, menjadikannya tenang dan merasakan bahwa ia berdiri menghadap Allah SWT.

Kekhusyukan dalam sholat adalah salah satu indikasi keberuntungan seorang yang beriman.

5. Ceramah Singkat Ramadhan tentang Ramadhan dan Manajemen Waktu

Salah satu hal yang perlu kita renungi adalah muhasabah atau evaluasi diri. Allah SWT berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ

“ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat),” (QS Al Hasyr 18).

Waktu yang terus berjalan bisa membuat kita lalai tanpa kita sadari. Mari kita renungkan beberapa hal yang diajarkan Islam untuk menjadikan waktu kita lebih berkah.

Pertama, mari kita mencari akhirat tanpa melupakan dunia. Allah SWT berfirman:

وَابْتَغِ فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَاَحْسِنْ كَمَآ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْاَرْضِۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi,” (QS Al-Qoshosh: 77).

Syariat Islam memberi peluang dan motivasi bagi setiap muslim untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Setiap muslim dituntut untuk mengisi waktu dengan lebih tawazun (seimbang) antara kepentingan akhirat dan dunianya.

Kedua, meninggalkan hal yang sia-sia. Rasulullah saw. berpesan tentang kunci sukses mendapatkan waktu yang berkah. Beliau bersabda:

“Sebagian dari bukti kebaikan keislaman seseorang adalah, meninggalkan apa-apa yang tidak bermanfaat baginya,” (HR Malik).

Waktu yang luang senantiasa menghadirkan ujian baru bagi kita, apakah menghabiskannya dengan hal-hal yang tidak bermanfaat, ataukah menjadikannya sebagai momentum untuk memperbanyak amal?

Ketiga, memperbanyak amal yang mengalirkan pahala terus menerus. Beramal untuk akhirat bagaikan berinvestasi. Usia kita terbatas, tetapi pintu pahala masih selalu akan terbuka jika kita memulai amal kebaikan yang selalu bermanfaat bagi orang lain.

Rasulullah saw. bersabda: “Jika seorang manusia meninggal, maka terputus (pahala) amalnya, kecuali dari tiga sumber: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak salih yang mendoakannya," (HR Muslim).

6. Ringkasan Ceramah Ramadhan tentang Kewajiban Berpuasa

Kewajiban berpuasa merupakan salah satu informasi penting yang perlu diketahui oleh seluruh umat Muslim, baik itu anak kecil hingga orang yang sudah dewasa. Berpuasa bukan hanya menjadi tanda bahwa Anda bisa merasa lapar dan haus, namun juga bukti bahwa iman bisa menuntaskan kewajiban.

Sebagaimana difirmankan Allah SWT lewat surah Al-Baqarah ayat 183, semua orang yang beriman diwajibkan untuk berpuasa pada bulan Ramadhan. Ketentuan ini juga berlaku bagi orang-orang yang telah lebih dahulu dilahirkan di dunia.

Untuk membuktikan kepercayaan serta keimanan kita terhadap Allah SWT, kita seharusnya menjalankan ibadah tersebut dengan hati terbuka. Dengan kata lain, kewajiban berpuasa akan ikhlas kita anggap sebagai tanggung jawab dan tidak boleh ditinggalkan.

Adapun informasi mengenai kewajiban berpuasa akan semakin menarik, jika kita melihat ada berbagai kondisi yang menyebabkan seseorang tidak bisa menjalankannya. Allah SWT telah menentukan sejumlah hal yang dapat memberikan pengecualian.

Kewajiban berpuasa dapat ditinggalkan seandainya seseorang mengalami penyakit berat tertentu atau sedang berpergian jauh. Namun demikian, orang tersebut tetap wajib menuntaskan kewajibannya apabila sudah mendapatkan kondisi normal.

7. Ceramah Singkat Ramadhan tentang Menuju Kemenangan

Mengapa bulan Ramadhan identik sebagai bulan untuk menuju kemenangan? Berkaitan dengan pertanyaan tersebut, umat Islam akan menjalankan ibadah puasa wajib selama satu bulan pada setiap Ramadhan.

Kita semua akan menjalani hari-hari yang dipenuhi dengan kontrol diri, baik atas hawa nafsu, perasaan lapar dan haus, hingga perilaku. Berdasarkan keterangan tersebut, kita wajib menahan diri untuk tidak batal puasanya.

Adapun periode puasa selama satu bulan ini akan memberikan manfaat yang nyata untuk mengembangkan diri. Setelah melewati masa-masa yang sulit dengan penuh keimanan, kita akan mendapatkan hari kemenangan.

Umat Islam sendiri mengenal hari kemenangan pasca puasa sebagai Hari Raya Idul Fitri. Mereka yang telah menjalankan ibadah wajib dengan penuh keimanan akan menyambut Idul Fitri sebagai titik puncak fitrah.

Mereka yang sudah menunaikan ibadah puasa akan mendapatkan pahala serta dikuras berbagai dosanya. Oleh karena itu, bulan puasa dideskripsikan dengan istilah lain sebagai bulan menuju kemenangan.

8. Judul Ceramah Ramadhan tentang Setan yang Dibelenggu

Pernahkah kamu melihat setan saat bulan puasa? Pertanyaan ini mungkin menjadi salah satu polemik tabu yang ada di dalam lapisan masyarakat. Namun demikian, ada sejumlah hadits yang menerangkan tentang hal ini.

Beberapa hadits menyebutkan tentang dibukanya pintu surga ketika bulan Ramadhan. Buka hanya itu, berbagai dalil juga menerangkan terkait ditutupnya pintu neraka serta dibelenggunya para setan pembangkang.

Dengan adanya hadits-hadits tersebut, kita mengetahui bahwa umat manusia bisa menjalankan ibadah puasa tanpa gangguan setan. Namun demikian, bukan berarti potensi perilaku buruk di masyarakat tidak muncul.

Ada salah satu pendapat yang menerangkan bahwa setan itu termasuk hawa nafsu atau keburukan tertentu. Oleh karena itu, berbagai makhluk yang melakukan tindakan tidak baik termasuk dalam kategori setan.

Berdasarkan pendapat di atas, kita sebagai manusia harus mampu menjaga diri dan tidak menyalahkan faktor eksternal. Dibandingkan menyalahkan setan atas tindakan buruk diri sendiri, lebih baik introspeksi untuk terus berbenah diri.

9. Ringkasan Ceramah Ramadhan tentang Shalat Tarawih

Pada bulan Ramadhan, umat Islam dapat menjalankan ibadah sholat tarawih setelah pelaksanaan sholat isya. Kendati berbagai aliran punya pandangan berbeda terkait jumlah rakaatnya, semuanya menyatakan bahwa ibadah ini hukumnya sunah.

Sholat tarawih bisa kita tunaikan secara mandiri di rumah atau berjemaah di masjid/mushola. Namun demikian, ada keuntungan yang lebih besar seandainya Anda menunaikan ibadah shalat tarawih secara kelompok.

Sebagai salah satu ibadah sunnah, tarawih bisa dijadikan sumber tambahan pahala selama bulan Ramadhan. Anda pun bukan hanya mendapatkan pahala dari ibadah puasa, namun juga dari sunnah yang dianjurkan.

Adapun tradisi sholat tarawih ini dapat dilakukan oleh setiap umat Muslim, baik dari anak-anak hingga orang dewasa. Beberapa yang tidak mengerti prosedur pelaksanaannya pun bisa datang ke masjid untuk menerapkannya.

Kendati terbilang sederhana, kita sebaiknya perlu bersiap diri sebelum menjalankan ibadah sunnah tersebut, mengingat jumlahh rakaatnya yang banyak. Dengan begitu, sholat tarawih pun bisa berjalan lebih khusyuk.

10. Ceramah Singkat Ramadhan tentang Pahala yang Berlimpah di Bulan Ramadhan

Bagaimana cara Anda memandang bulan Ramadhan? Menurut saya sebagai penceramah, ada berbagai macam opsi peroleh pahala yang dapat Anda jalankan selama periode ini.

Sebagaimana kita tahu secara umum bahwa masyakarat Muslim di seluruh dunia akan menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadhan. Ketentuannya sudah diatur jelas melalui surah Al-Baqarah ayat 183 sampai 185.

Selain menjalankan ibadah puasa, umat Islam juga dapat menerapkan berbagai macam sunnah yang dianjurkan. Sebagai salah satu contohnya sholat tarawih, di mana kita dapat memperoleh pahala yang berlipat ganda.

Bukan hanya itu, ibadah sunnah lainnya seperti sholat tahajud, sholat witir, bersedekah, dan sebagainya. Tambahan pahala juga dapat diperoleh dari menyantuni anak yatim, memberikan menu buka pada yang kurang mampu, dan lain-lain.

Beberapa opsi di atas bisa kita terapkan dan jalankan dengan ikhlas agar mendapatkan pahala yang berlimpah.

Baca juga artikel terkait RAMADHAN 2024 atau tulisan lainnya dari Nurul Azizah

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Nurul Azizah
Penulis: Nurul Azizah
Editor: Yulaika Ramadhani
Penyelaras: Yuda Prinada