Menuju konten utama

Khutbah Jumat Ramadhan 2025 Soal Hadits Carilah Lailatul Qadar

Naskah teks khutbah Jumat Ramadhan 2025 soal hadits "Carilah Lailatul Qadar" dan hikmah disembunyikannya pengetahuan tentang Lailatul Qadar.

Khutbah Jumat Ramadhan 2025 Soal Hadits Carilah Lailatul Qadar
Ilustrasi Ramadhan 2025. foto/istockphoto

tirto.id - Naskah teks khutbah Jumat Ramadhan 2025 untuk Jumat, 21 Maret 2025 dapat mengambil tema soal hadits "carilah lailatul qadar di 10 malam terakhir Ramadhan". Dalam hari-hari tersisa bulan puasa tahun ini, umat Islam hendaknya berfokus untuk ibadah malam seperti petunjuk Nabi Muhammad saw.

Hadits tentang mencari Lailatul Qadar yang masyhur adalah riwayat bahwa Rasulullah saw. bersabda, " Carilah olehmu sekalian lailatul qadar itu pada witir 10 (malam) terakhir pada bulan Ramadhan" (H.R. Bukhari). Selain itu, terdapat pula riwayat lain bahwa Nabi bersabda, "Lailatul Qadar (datang) pada Ramadhan di 10 (hari) yang akhir yaitu malam 21, 23, 25, 27 atau malam 29, atau paada akhir malam Ramadhan." (H.R. Ahmad).

Mengacu pada kedua riwayat tersebut, umat Islam jamak mencari Lailatul Qadar pada malam ganjil dalam 10 hari terakhir Ramadhan. Pada 2025 ini, malam-malam tersebut bertepatan dengan tanggal 20, 22, 24, 26, dan 28 Maret. Lantas, bagaimana khotib mengajak umat Islam untuk mencari Lailatul Qadar, dan bagaimana pula makna lain yang bisa dipahami dari malam seribu bulan tersebut?

Teks Khutbah Jumat Ramadhan 2025 Soal Hadits Carilah Lailatul Qadar

الحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقَهُ الْقُرْآنُ أَمَّا بَعْدُ،
عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالنَّصَارَىٰ وَالصَّابِئِينَ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

Hadirin yang dirahmati Allah,

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, yang telah memberikan kita kesempatan untuk berjumpa dengan Ramadhan yang penuh berkah, lantas menjalaninya hingga kini tiba pada 10 hari terakhir. Srlawat dan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad saw., keluarga, sahabat, dan umatnya yang setia mengikuti sunnah beliau.

Pada kesempatan ini, marilah kita terus meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah dengan selalu menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Semoga Allah senantiasa memberikan kita kekuatan untuk terus beribadah dengan ikhlas. Apalagi, mendekati akhir Ramadhan. Semoga kita termasuk orang yang beruntung bisa mendapatkan lailatul qadar, malam yang penuh keagungan.

Jamaah Jumat yang berbahagia,

Firman Allah tentang lailatul qadar demikian nyata. Salah satunya yang tercantum dalam Surah Ad-Dukhan:3-4.

اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةٍ مُّبٰرَكَةٍ اِنَّا كُنَّا مُنْذِرِيْنَ

Innā anzalnāhu fī lailatim mubārakatin innā kunnā munżirīn(a).

Sesungguhnya Kami (mulai) menurunkannya pada malam yang diberkahi (Lailatulqadar). Sesungguhnya Kamilah pemberi peringatan.

فِيْهَا يُفْرَقُ كُلُّ اَمْرٍ حَكِيْمٍۙ

Fīhā yufraqu kullu amrin ḥakīm(in).

Pada (malam itu) dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.

Begitu pentingnya Lailatul Qadar, sehingga dalam riwayat yang diungkapkan Aisyah, "Rasulullah saw. apabila memasuki sepuluh malam terakhir, beliau menggandakan usaha ibadahnya, beliau membangunkan keluarganya dan beliau lebih bersemangat daripada sebelumnya." (H.R. Muslim).

Allah dan Rasul-Nya tidak secara spesifik menyebutkan kapan terjadinya Lailatul Qadar setiap tahunnya. Dalam hitungan Ibnu Hajar al-Asqalani, terdapat 45 pendapat tentang hal ini. Artinya, umat Islam diajak untuk memecahkan sendiri rahasia datangnya Lailatul Qadar tersebut.

Namun, dirahasiakannya kapan Lailatul Qadar itu sejatinya sama dengan dirahasiakannya kapan kematian seseorang dan kapan Kiamat tiba. Hal-hal tersebut pasti terjadi. Tinggal yang bisa dilakukan seorang muslim adalah mempersiapkan diri agar tidak lengah kala momentum itu tiba, entah itu Iailatul qadar, kematian, atau Kiamat.

Bersiaga memang menjadi kata kunci dalam menjemput Lailatul Qadar. Jalaluddin Rumi, penyair agung, melukiskan hal itu sebagai berikut.

jika engkau tetap terjaga

sepanjang malam

waspadalah terhadap harta karun

yang bersegera datang

Engkau dapat tetap hangat

oleh matahari malam yang tersembunyi

Tetaplah buka mata

'tuk rasakan kelembutan fajar

Yang diminta oleh Rasulullah saw. kepada umat Islam bukanlah "mendapatkan lailatul qadar", tetapi "mencari", "bersiaga", atau "mengupayakan diri" agar berkah lailatul qadar masuk ke dalam ruh ini. Nabi mengajak umat Islam untuk dalam kondisi siap menerima lailatul qadar tersebut, entah datang pada malam ke-21, 23, 25, 27, atau 29.

Secara teknis, yang diperlukan adalah hati yang senantiasa mencari, atau hati yang senantiasa rindu kepada Allah. Hati tersebut mestilah bersih dari segala keterikatan terhadap dunia. Hati tersebut juga mesti mengikis keakuan yang senantiasa datang untuk menggerogoti.

William Chittick melukiskan ini dengan kalimat, "Hati manusia yang sempurna adalah singgasana Allah, tetapi egonya adalah tabir yang menghalanginya untuk melihat Diri sejatinya. Sampai tabir itu terangkat, ia akan tetap berada dalam ketidaktahuan dan kesalahan."

Mencari lailatul qadar dapat dimaknai sebagai upaya mengosongkan ruang dalam hati ini agar hanya Allah yang benar-benar ada di sana, bukan hasrat, bukan kepentingan. Selamanya, sepanjang hidup di dunia, umat manusia akan selalu dalam upaya tersebut.

Marilah kita berdoa agar Allah senantiasa memberikan kita kekuatan untuk beribadah dengan sungguh-sungguh di sepuluh malam terakhir Ramadhan ini. Semoga kita diberi kesempatan untuk meraih Lailatul Qadar dan mendapatkan keberkahan dari setiap amal ibadah yang kita lakukan. Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami, terimalah amal ibadah kami, dan jadikanlah kami termasuk dalam golongan orang-orang yang meraih Lailatul Qadar. Aamiin.

Khutbah Jumat Kedua Tulisan Arab & Bacaan Latin

اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Baca juga artikel terkait RAMADHAN 2025 atau tulisan lainnya dari Fitra Firdaus

tirto.id - Edusains
Penulis: Fitra Firdaus
Editor: Iswara N Raditya